+62 896 6423 0232 | info@idmetafora.com
Software ERP Indonesia IDMETAFORA


Mengenal Neraca Perdagangan: Pengertian dan Faktor Yang Mempengaruhinya

3 November, 2022   |   srimulia

Mengenal Neraca Perdagangan: Pengertian dan Faktor Yang Mempengaruhinya

Neraca perdagangan adalah suatu ikhtisar yang di dalamnya akan menunjukkan perbedaan antara nilai transaksi kegiatan ekspor dan juga impor dalam suatu negara di periode waktu tertentu, menurut Otoritas Jasa Keuangan (OJK),
Pada umumnya, neraca perdagangan ini banyak digunakan untuk menilai kegiatan perdagangan dalam skala internasional. Nah, agar dapat  lebih memahami tentang neraca perdagangan, simak penjelasan lengkapnya berikut ini.
 

Pengertian Neraca Perdagangan


Balance of trade (BoT) atau neraca perdagangan adalah merupakan suatu perbedaan antara nilai balik dalam bentuk barang ataupun jasa yang diimpor dan juga diekspor dalam suatu negara selama periode waktu tertentu.

Balance of trade dibagi menjadi dua, yaitu negatif dan juga positif. Neraca perdagangan  negatif adalah negara yang lebih banyak menerima produk impor daripada melakukan ekspor. Sebaliknya, Neraca perdagangan  positif adalah negara yang melakukan kegiatan ekspor daripada mengimport.
 

Penghitungan Neraca Perdagangan


Sebagaimana  yang sudah dijelaskan sebelumnya,neraca perdagangan  adalah perbedaan pada nilai barang atau jasa yang diekspor atau yang diimpor. Jadi, di dalamnya akan membutuhkan dua hal untuk menghitungnya, yaitu nilai ekspor dan juga nilai import.

Rumus yang bisa kita gunakan untuk menghitung neraca perdagangan adalah sebagai berikut:

“Neraca perdagangan = Ekspor – Impor”

Nilai ekspor adalah barang dan juga jasa yang diproduksi di suatu negara, dan dijual kepada orang asing dan kepada negara lain. Sedangkan nilai impor merupakan suatu kegiatan penjualan barang dan jasa yang diproduksi di luar negeri lalu dibeli oleh masyarakat dalam suatu negara.

Namun, kemungkinan ada  kesalahan dalam mencatat nilai ekspor dan nilai impor. Salah satu penyebabnya adalah karena adanya perdagangan ilegal yang menyebabkan perhitungan neraca perdagangan menjadi tidak sesuai atau tidak tepat.

Perdagangan ilegal merupakan suatu kegiatan transaksi yang mana di dalamnya hanya tercatat di satu negara saja, yaitu negara yang mengekspor atau yang mengimpor, namun tidak tercatat dalam negara lain yang menerimanya. Oleh karena itu, nilai akumulasi dalam semua transaksi di dalam neraca perdagangan dunia hasilnya akan menjadi tidak seimbang.
 

Jenis Neraca Perdagangan


Neraca perdagangan sebenarnya terbagi menjadi tiga jenis, yaitu neraca perdagangan surplus, neraca perdagangan defisit, dan neraca perdagangan seimbang. Berikut adalah penjelasan lengkap dari ketiganya:

1. Neraca Perdagangan Surplus

Neraca perdagangan surplus memiliki pengertian yaitu suatu kondisi yang saat nilai transaksi ekspor lebih besar daripada nilai impor. Bila kondisi neraca perdagangannya menjadi surplus, maka tentunya akan menguntungkan suatu negara. Karena, mereka akan mendapatkan nilai pendapatan yang lebih besar. Suatu negara harus berusaha untuk sebisa mungkin menjaga nilai ekspor dan impornya agar nilai neraca perdagangan menjadi surplus.

2. Neraca Perdagangan Defisit

Kebalikan dari neraca perdagangan surplus, yaitu neraca perdagangan defisit adalah suatu kondisi pembayaran yang mana nilai transaksi impornya jauh lebih tinggi daripada nilai ekspornya.

Untuk beberapa negara, terutama pada negara berkembang, kondisi seperti ini dianggap tidak menguntungkan mereka. Karena, biaya yang harus dihabiskan untuk melakukan impor jauh lebih tinggi daripada pendapatan dari transaksi ekspornya.

3. Neraca Perdagangan Seimbang

Neraca perdagangan seimbang adalah suatu kondisi yang mana saat nilai transaksi ekspor dan impor dalam suatu negara seimbang. Artinya adalah, negara tersebut tidak mengalami kerugian ataupun keuntungan. Kondisi ini disebut sangat sulit untuk dipertahankan pada suatu negara tertentu.
 

Faktor yang Mempengaruhi Neraca Perdagangan


1. Pertumbuhan Ekonomi dan Pendapatan

Faktor pertama yang dapat mempengaruhi neraca perdagangan adalah perkembangan ekonomi yang kuat di dalam suatu negara. Sehingga, akan mampu untuk meningkatkan standar dan juga pendapatan masyarakat di dalam negara tersebut.

Dengan begitu, maka akan membuat suatu bisnis melakukan suatu ekspansi dalam membuat lebih banyak lapangan pekerjaan hingga pendapatan di dalam perekonomian dalam negeri. Apabila suatu negara mampu memanfaatkan kondisi ini dengan baik dan optimal, maka negara tersebut akan mampu meningkatkan permintaan impor yang berasal dari negara lain.

Agar dapat mendukung suatu negara dalam mendapatkan nilai ekspor yang tinggi, maka negara tersebut bisa meningkatkan permintaan pada barang modal dan juga bahan baku yang diminta. Sehingga, hal ini akan mampu membantu mendorong dan meningkatkan perdagangan internasional antar negara.

2. Nilai Tukar

Faktor selanjutnya yang menjadi pengaruh nilai neraca perdagangan adalah nilai tukar, yang mana dalam perkembangan ekonomi neraca perdagangan dalam suatu negara juga akan turut mempengaruhi nilai tukar.

Hal ini dikarenakan bila sebuah negara melakukan kegiatan ekspor impor, maka mata uang atau kurs yang digunakan sebagai alat tukar berbeda. Misalnya bila Indonesia ingin mengekspor suatu jenis komoditas ke negara lain, maka pebisnis dari Indonesia akan memperoleh pembayaran dalam mata uang lain sesuai dengan kesepakatan yang sudah disepakati sebelumnya, pun begitu juga sebaliknya.

Dengan begitu, siapa saja yang melaksanakan kegiatan impor atau ekspor dalam negeri, maka harus menukarnya mata uang rupiah dengan mata uang dari negara lain yang dituju. Sehingga, kegiatan yang menggunakan nilai tukar mata uang ini akan turut memberikan dampak pada neraca perdagangan.

3. Daya Saing Produk

Faktor selanjutnya yang mempengaruhi adalah daya saing produk, yang mana pada suatu perdagangan akan dilihat dari harga jual dan juga kualitas produk tersebut. Adapun salah satu hal yang mampu mempengaruhi daya saing produk yaitu struktur biaya.
 

Keuntungan dan Kerugian Neraca Perdagangan


Perlu anda ketahui bahwa hampir di setiap negara sudah pasti memilikin kebijakan ekonominya tersendiri agar bisa menghasilkan surplus neraca. Salah satunya adalah dengan menerapkan sistem proteksionisme perdagangan.

Mekanisme kerjanya adalah dengan melindungi suatu industri di dalam negeri dengan adanya pengenaan tarif, kuota, ataupun subsidi impor. Sebelumnya sudah dibahas bahwa defisit perdagangan akan dinilai sebagai suatu yang kurang menguntungkan dalam suatu negara.

Mengapa bisa begitu? Karena apabila suatu negara menerima impor secara terus-menerus, maka akan membuat bisnis dan juga produk dalam negeri menjadi tidak memiliki nilai tambah. Sederhananya, negara tersebut tidak mendapati pemasukan.

Pada akhirnya, negara yang mengalami defisit perdagangan yang tinggi akan mengimplementasikan merkantilisme. Merkantilisme adalah berbagai cara yang diterapkan untuk menghapus berbagai defisit perdagangan. Salah satunya yaitu adalah dengan menerapkan tarif impor dan juga kuota impor, namun hal tersebut pun nantinya akan diikuti dengan kenaikan harga konsumen.

Sehingga, hal ini akan mampu menimbulkan adanya proteksionisme reaksioner dari mitra dagang negaranya tersebut. Akhirnya, kegiatan perdagangan dan juga perkembangan ekonomi dalam negara tersebut akan mengalami penurunan drastis.
 

Contoh Neraca Perdagangan


Nilai balance of trade pada suatu negara dapat diketahui dari nilai ekspor yang dikurang dengan nilai impor. Agar lebih mudah dalam proses memahaminya, simaklah contoh sederhananya di bawah ini.

1. Sebutkanlah pada tahun 2020 negara X memiliki nilai ekspor sejumlah $180 miliar. Sedangkan nilai impor dari negara tersebut bertotal $170 miliar. Itu artinya, balance of trade negara X tersebut mengalami surplus sebanyak $10 miliar.

Hal ini bisa diketahui dari adanya nilai ekspor, yaitu $180 miliar yang dikurangi dengan nilai impor, yaitu $70 miliar. Dapat disebut surplus karena nilai ekspornya lebih tinggi daripada nilai impornya.

2. Di tahun 2019, terdapat sebuah negara yang berhasil memiliki nilai ekspor sejumlah $250,5 miliar. Namun nilai impornya jauh lebih besar, yaitu $285,1 miliar. Nah, itu dinamakan balance of trade negara Y mengalami defisit sebanyak $34,6 miliar karena nilai impornya jauh lebih rendah daripada nilai ekspornya.
 

Kesimpulan


Pada artikel diatas sudah dapat disimpulkan bahwa apapun jenis perdagangan yang dilakukan khususnya dalam skala internasional dengan melakukan neraca perdagangan, maka setiap pebisnis akan memerlukan suatu alat atau media pembukuan yang canggih dan juga akurat. Terlebih lagi dalam setiap masa periode waktu tertentu, perusahaan harus mampu untuk menilai adanya perbedaan nilai barang atau jasa baik itu yang di ekspor atau di impor. Sehingga dalam melakukan perhitungan keuntungan mereka dapat mencatat secara akurat dan tepat.

Liputan Software ERP IDMETAFORA Indonesia!

Jika anda merasa artikel ini bermanfaat, bagikan ke pengikut anda melalui tombol dibawah ini:



Software ERP Indonesia

Artikel rekomendasi untuk Anda