Business to Consumer Model bisnis dimana perdagangan atau aktivitas perdagangan terjadi langsung dari perusahaan yang menyediakan barang atau jasa kepada konsumen akhir. Perusahaan B2C biasanya menawarkan barang dan jasa untuk penggunaan pribadi konsumen. Konsep business-to-consumer dapat dengan mudah ditemukan di mall, pasar, restoran dan lainnya. Model bisnis ini dapat ditemukan tidak hanya di perusahaan dengan metode penjualan tradisional, tetapi juga di perusahaan yang menjual secara online. Ada juga perusahaan model B2C yang dapat ditemukan secara online melalui e-commerce seperti Shopee, Tokopedia dan Lazada. E-commerce menawarkan peluang tidak hanya bagi perusahaan besar, tetapi juga bagi UMKM untuk berpartisipasi dalam model bisnis B2C.
Selain jenis dan ukuran produk, ada hal lain yang membedakan antara B2B dan B2C, yaitu: 1. Perusahaan B2B lebih fokus pada sektor industri. Berbeda dengan B2C, yang berfokus pada pengguna dan pelanggan. 2. Berdasarkan karakteristik media pemasaran digital, model B2C sering menggunakan Instagram, Facebook, Google dan YouTube untuk menjangkau target pelanggan mereka. Model B2B, di sisi lain, menggunakan proses masuk untuk menjangkau konsumen tertentu dan kemudian mempelajari siapa yang tertarik pada konsumen yang memenuhi syarat (prospek yang memenuhi syarat). 3. Hubungan Masyarakat (Humas) kurang diperlukan untuk bisnis yang menerapkan B2B. Namun, departemen PR merupakan bagian penting dari sebuah perusahaan B2C dan tidak dapat dipisahkan dari departemen pemasaran.
Ada banyak jenis B2C yang dapat diterapkan oleh perusahaan. Di antara banyak model bisnis B2C, lima jenis dan contoh paling populer tercantum di bawah ini. 1. Penjual Langsung Tipe pertama yang paling sering digunakan dalam B2C adalah direct seller atau penjual langsung. Dalam hal ini, penjualnya adalah usaha kecil hingga perusahaan besar. Gunakan berbagai media sosial seperti Instagram dan TikTok untuk memasarkan produk dan layanan Anda kepada konsumen. Kami juga membuat website sendiri, seperti Bro.do dan Uniqlo.com. 2. Berbasis Periklanan Jenis B2C selanjutnya adalah penjualan produk oleh suatu perusahaan melalui website atau e-commerce, namun berdasarkan iklan pada portal website tertentu. Umumnya mereka dapat membuat konten promosi yang unik dan menarik untuk membujuk pengunjung website agar membeli produk mereka. Contoh: menampilkan iklan di situs web berita. 3. Berbasis Biaya B2C tipe berbayar adalah bisnis yang mengandalkan konsumen membayar biaya berlangganan. Perusahaan umumnya menyediakan konten yang dapat dinikmati sepenuhnya oleh konsumen setelah berlangganan. Perusahaan yang menggunakan jenis B2C berbayar ini biasanya berada di sektor media dan hiburan. Misalnya, Netflix, Disney Plus Hotstar, dll. 4. Perantara Online Jenis B2C selanjutnya adalah melalui perantara online. Artinya, perusahaan tidak memproduksi produk secara langsung. Kebanyakan dari mereka hanya melayani platform sebagai perantara antara penjual dan pembeli. Perusahaan menerima keuntungan dari biaya bagi hasil pada setiap transaksi di dalamnya. Misalnya, Traveloka, ticket.com. 5. Berbasis Komunitas Kemudian jenis B2C yang terakhir adalah ketika perusahaan menjual produknya melalui forum komunitas online. Saat ini sudah banyak komunitas seperti Facebook dan Kaskus. Forum adalah tempat berkumpulnya orang-orang dengan minat yang sama, baik itu hobi, olahraga, atau perjalanan. Oleh karena itu, Anda dapat menjual produk Anda langsung ke forum komunitas.
Dianggap paling terkenal di kotamadya, toko ini memiliki karakteristik sebagai berikut: 1. Keterbukaan publik dimana informasi tentang produk atau jasa perusahaan disebarluaskan kepada masyarakat luas. 2. Transaksi B2C dilakukan melalui prosedur sederhana dan tidak hanya didasarkan pada hubungan antara perusahaan dan pelanggan. 3. Barang dan jasa disediakan sesuai permintaan dan digunakan untuk memenuhi kebutuhan pribadi konsumen akhir. 4. Tingginya persaingan antar pemain ditambah dengan tingginya permintaan produk B2C yang dibutuhkan masyarakat secara individu.
Jenis Layanan Business-to-Consumer Ada beberapa jenis layanan B2C yang dapat dilakukan secara online melalui e-commerce. Online Stores Layanan toko online ini bekerja layaknya konsumen yang melakukan jual beli secara digital. Transaksi pembelian online non personal yang dimulai dari pemilihan produk, pemesanan produk, dan penyelesaian pembelian. Online Services Cara kerja layanan online ini adalah pelanggan mengajukan permintaan layanan kepada perusahaan jasa dan transaksi dilakukan secara online. Misalnya, memesan tiket perjalanan, memesan kamar hotel, memesan layanan pengiriman, dll. Subscription Layanan berlangganan berbayar ini dioperasikan oleh Perusahaan untuk menyediakan konten atau fungsi tertentu, yang hanya dapat diakses oleh konsumen yang membayar biaya untuk menjadi pelanggan. Misalnya, berlangganan film di Netflix atau berita eksklusif di media online.
Penjualan B2C selalu dilakukan secara tatap muka. Namun, dapat dibagi menjadi beberapa jenis. Jenis-jenis B2C adalah sebagai berikut. 1. Penjualan langsung Jenis ini paling sering dilakukan oleh para pebisnis. Mereka menawarkan dan menjual produknya langsung ke konsumen baik secara online maupun offline. Jenis ini sering disebut penjualan langsung. Kehadiran media sosial dan platform online lainnya telah menjadi wadah bagi penjual untuk menjual langsung kepada konsumen. 2. Perantara online Jenis ini telah menyebar luas sejak munculnya toko online seperti e-commerce dan marketplace. Pengusaha mengiklankan barang dan jasa mereka di situs online di mana situs tersebut bertindak sebagai perantara antara penjual dan pembeli. Toko online menerima biaya dari pengusaha untuk biaya sewa ruang toko dan pemasangan iklan. Contoh platform toko online antara lain Traveloka, Shopee, Blibli, Tokopedia dan Tiket.com. 3. B2C berbasis iklan Tidak seperti model mediasi online, jenis berikut hanya menayangkan iklan dalam situs online: Penerbit cukup menyediakan kolom untuk iklan, dan ketika pengunjung yang tertarik mengklik iklan, mereka diarahkan ke situs web pedagang atau toko online. Pengunjung lebih cenderung mengklik iklan Anda jika situs Anda memiliki banyak lalu lintas. 4. B2C berbasis biaya Jenis B2C berbayar menawarkan akses gratis ke pelanggan, tetapi memiliki akses dan penawaran terbatas. Jika diinginkan akses tak terbatas, pelanggan dikenakan biaya berlangganan, yang biasa dikenal sebagai layanan berlangganan. Setelah masa berlangganan berakhir, konsumen harus membayar kembali untuk melanjutkan layanan berlangganan. Contoh platform yang menggunakan jenis ini adalah Netflix. 5. B2C berbasis komunitas online Komunitas online dengan minat yang sama juga dapat digunakan untuk memasarkan dan menjual produk Anda. Pengusaha dapat menggunakan beberapa platform jejaring sosial untuk menargetkan pasar dan menjangkau konsumen secara langsung sesuai dengan kebutuhan mereka. Biasanya produk atau jasa yang ditawarkan berkaitan dengan sesuatu yang diminati atau dibutuhkan masyarakat. Contoh jejaring sosial yang umum digunakan adalah Kaskus, Twitter, Facebook dan LinkedIn.
Persaingan yang ketat antar perusahaan menjadi tantangan tersendiri bagi para pelaku bisnis B2C. Namun, ada tantangan lain yang perlu dipertimbangkan jika Anda tertarik memasuki dunia bisnis B2C. Tantangan terbesar B2C adalah kelangsungan bisnis. Eksistensi suatu perusahaan sangat dipengaruhi oleh faktor eksternal. Misalnya, situasi pandemi, inflasi, kondisi pasar, dll. Pengusaha juga harus memperhatikan faktor-faktor tersebut. Selain itu, B2C sangat bergantung pada konsumen. Ketika daya beli masyarakat turun, itu mempengaruhi penjualan. Oleh karena itu, penjual tidak hanya harus memikirkan cara menjual produk dan layanannya, tetapi juga harus pintar membangun loyalitas pelanggan terhadap produknya. Tantangan lain dari model bisnis B2C adalah persaingan. . Pasarnya besar dan tentu saja ada banyak pemain. Pemilik bisnis harus terus berinovasi dan membuat produk mereka unik dan berbeda dari pesaing mereka. Keunikan ini adalah kunci untuk menjaga bisnis Anda tetap hidup dan mengungguli para pesaingnya.
Pasar serta konsumen yang luas menjadi salah satu kelebihan dari B2C. Tak hanya itu, bisnis model ini juga memiliki kelebihan lainnya. Kelebihan B2C adalah sebagai berikut. 1. Penjual dapat berkomunikasi langsung dengan konsumen Ciri khas BTC adalah penjualan langsung. Tentunya hal ini menguntungkan para pebisnis dalam mengetahui apa yang diinginkan dan dibutuhkan konsumen. pedagang dapat berkomunikasi langsung dengan konsumen baik menggunakan fitur peringkat, obrolan, atau pesan media sosial. Begitu juga pembeli yang bisa berkomunikasi langsung dengan penjual untuk mengetahui persis apa yang mereka butuhkan. 2. Produk dan layanan yang terbaik Banyaknya produk dan jasa sejenis mendorong para pebisnis untuk terus berinovasi dan berlomba-lomba menawarkan yang terbaik untuk mempertahankan pelanggan. Pengusaha sangat memperhatikan kualitas produk dan penyampaian layanan untuk mendapatkan pengakuan yang baik dari konsumen. Jika apa yang diterima konsumen sesuai dengan yang diharapkan dan juga mempengaruhi kelangsungan usaha penjual, hal ini tentu sangat menguntungkan konsumen. 3. Informasi Database Keunggulan B2C selanjutnya adalah database pelanggan. Hal ini sangat berguna untuk mengembangkan strategi pemasaran dan penerbitan produk. Database ini juga sangat berguna untuk kampanye promosi produk. Ini juga membuatnya lebih mudah untuk menawarkan produk Anda sendiri. 4. Efisiensi Biaya Dengan berbagai platform online, pemilik bisnis tidak perlu lagi membangun atau menyewa tempat untuk menjual produknya. Penjual dapat menggunakan website, toko online, atau aplikasi online dengan biaya murah. Apalagi kehadiran platform online ini dapat memperpendek rantai distribusi ke konsumen. 5. Pasar yang sangat luas Penjualan produk B2C terbatas pada pasar domestik maupun pasar luar negeri. Hal ini tentunya akan meningkatkan potensi konsumen dan mendongkrak penjualan.
Nah, dari penjelasan tentang kelebihan B2C di atas, tak lengkap rasanya jika kita juga tidak membahas kekurangannya. Simak yuk, kekurangan B2C adalah sebagai berikut. 1. Persaingan yang ketat Pernahkah Anda mencari sepatu kets putih di e-commerce? sekarang! Memang, Anda akan melihat sepatu putih yang tak terhitung jumlahnya, dari merek internasional terkenal hingga merek lokal, dari yang termurah hingga yang paling mahal. Inilah gambaran besar persaingan di B2C. operator dapat menjual produk yang sama dan kualitas serupa dengan harga yang kurang lebih sama. Luas pasar dan jumlah konsumen juga kompetitif. Suka atau tidak suka, para pebisnis perlu mengembangkan strategi yang cerdas agar bisnisnya tetap bertahan dalam menghadapi persaingan yang ketat. 2. Keamanan Komunikasi langsung antara penjual dan pembeli tidak menjamin keamanan, terutama dalam transaksi online. Barang atau jasa yang ditampilkan oleh penjual mungkin tidak sama dengan barang aslinya. Oleh karena itu konsumen harus berhati-hati dan berhati-hati ketika melihat gambar dan deskripsi yang ditampilkan oleh penjual. Selain itu, ada kemungkinan penipuan. Tidak menghalangi Penjual untuk mengirimkan barang kepada Konsumen setelah transaksi selesai. 3. Infrastruktur Entitas ekonomi perlu menyediakan infrastruktur untuk pemasaran barang dan jasa. Kita juga harus mempertimbangkan bagaimana produk akan sampai ke konsumen dan dikirimkan dengan benar. Apalagi jika perusahaan memasuki pasar global. Tentu saja, Anda membutuhkan infrastruktur yang baik.
Kesempatan lowongan magang terbaru di tahun 2024
Baca Selengkapnya..