+62 896 6423 0232 | info@idmetafora.com
Software ERP Indonesia IDMETAFORA


Apa Itu Rasio solvabilitas ? Pengertian, Jenis, Tujuan dan Rumus Rasio solvabilitas

29 October, 2022   |   Fajri

Apa Itu Rasio solvabilitas ? Pengertian, Jenis, Tujuan dan Rumus Rasio solvabilitas

Perusahaan berkinerja tinggi tidak hanya diukur dengan penjualan dan pertumbuhan laba. Solvabilitas merupakan faktor yang perlu dipertimbangkan ketika menilai kesehatan keuangan perusahaan. Kemampuan perusahaan untuk membayar kembali utangnya sekarang dikenal dengan rasio solvabilitas. Padahal, menurut situs Sampoerna University, rasio ini merupakan ukuran keuntungan atau kebangkrutan suatu perusahaan.

Pemberi pinjaman atau kreditur menggunakan rasio solvabilitas sebagai indikator utama untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajibannya, termasuk hutang jangka panjang. Rasio yang sama menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memperoleh kredit. Di sisi lain, rasio ini juga menunjukkan apakah arus kas perusahaan cukup untuk memenuhi kewajiban jangka panjangnya. Rasio solvabilitas yang tidak menguntungkan berarti perusahaan cenderung gagal bayar.


Pengertian Rasio solvabilitas


Rasio ini merupakan jumlah aset dalam suatu perusahaan yang dimiliki oleh pemegang saham dibandingkan dengan aset yang dimiliki oleh kreditur atau kreditur. Sebuah perusahaan mengalami leverage yang lebih rendah ketika sebagian besar aset perusahaan dimiliki oleh pemegang sahamnya. Jika pemberi pinjaman atau kreditur dalam hal ini biasanya bank dengan aset dominan, maka leverage perusahaan tinggi.

Solvabilitas itu sendiri adalah kemampuan perusahaan untuk membayar kembali semua kewajibannya dengan menggunakan asetnya sebagai jaminan atas kewajibannya, yang merupakan konsep dasar dalam akuntansi. Solvabilitas suatu perusahaan juga mencerminkan kemampuannya untuk membayar kembali atau melunasi seluruh pinjaman melalui jumlah aset yang dimiliki oleh perusahaan tersebut. Kemampuan ini juga mempengaruhi laporan keuangan perusahaan.


Manfaat Rasio Solvabilitas


Menggunakan rasio solvabilitas memiliki beberapa keuntungan bagi perusahaan. Misalnya, rasio ini memudahkan investor dan manajemen untuk memahami tingkat risiko dalam struktur modal perusahaan dengan meninjau catatan dalam laporan keuangannya. Keuntungan dari rasio solvabilitas itu sendiri adalah:

• Menganalisis posisi perusahaan terhadap utang.

• Membantu Anda mengetahui kemampuan perusahaan Anda untuk membayar hutang dan bunganya.

• Berguna dalam kaitannya dengan pengecekan saldo nilai aktiva (aset) terhadap modal perusahaan. • Membantu Anda melihat seberapa banyak aset perusahaan Anda ditutupi oleh utang.

• Membantu menganalisis dampak kewajiban pada manajemen kekayaan.

• Membantu Anda mengetahui berapa banyak bagian ekuitas perusahaan yang digunakan sebagai jaminan untuk utang jangka panjang.

• Membantu Anda mengetahui berapa banyak utang yang Anda berutang atau bebankan terhadap modal perusahaan Anda.

• Gambaran posisi keuangan perusahaan kepada kreditur Menghitung rasio solvabilitas merupakan salah satu kegiatan utama yang menentukan reputasi perusahaan di mata kreditur. Pentingnya melampaui debitur

• Kreditur korporasi yang memerlukan data solvabilitas antara lain lembaga keuangan, perusahaan anjak piutang, investor dan perusahaan asuransi. Jika perusahaan pailit, kreditur ini mempertanyakan perusahaan dan memasukkannya ke dalam daftar hitam.

• Juga digunakan untuk menilai kemampuan perusahaan dalam membayar bunga – Salah satu hasil dari transaksi kredit adalah bunga yang timbul antara kreditur dan perusahaan. Selain itu, ketika menilai rasio solvabilitas perusahaan, utang merupakan alat yang efektif untuk memprediksi kapasitas bisnis dan pembayaran bunga selama beberapa tahun ke depan.

• Penyediaan Informasi Kesehatan Keseimbangan keuangan yang sehat dengan aset dan modal yang seimbang
memberikan angin segar bagi para kreditur perusahaan.

• Data kesehatan neraca ini juga dapat diperoleh dari perhitungan solvabilitas.

• Perkiraan jumlah total pinjaman pada saat jatuh tempo – pembayaran Tujuan akhir menghitung rasio solvabilitas adalah untuk memungkinkan kreditur menentukan jumlah total yang akan dikumpulkan dari pembayaran pinjaman perusahaan. Perkiraan pembayaran total ini juga sangat penting ketika pemberi pinjaman berkomitmen untuk membayar kembali pinjaman dengan bunga atau dividen.


Jenis rasio solvabilitas


Solvabilitas tidak dapat dipisahkan dari kredit dan hutang perusahaan. Untuk menguji kemampuan suatu perusahaan dalam melunasi hutangnya kepada kreditur dapat dihitung rasio solvabilitas.
Ada sejumlah metrik yang dapat Anda gunakan untuk mengetahui berapa banyak pinjaman yang dapat diterima untuk perusahaan Anda. Berikut adalah beberapa rasio solvabilitas yang umum.

1. Debt ratio

Rasio hutang, seperti namanya, adalah rasio kewajiban perusahaan terhadap asetnya. Rasio ini membandingkan total aset perusahaan dengan kewajibannya, sehingga Anda dapat melihat bagaimana kewajiban mempengaruhi aset perusahaan. Rasio ini dapat mewakili pinjaman baru yang mungkin diterima perusahaan sebagai tambahan modal yang didukung aset.

Untuk menghitung rasio ini, cukup bandingkan semua kewajiban perusahaan dengan aset yang dimilikinya. Semakin tinggi rasio leverage, semakin tinggi jaminan kreditur untuk utang jangka panjang. Namun, kreditur cenderung memilih perusahaan dengan utang yang rendah. Alasannya tentu saja agar perusahaan tersebut dianggap aman dan tidak mudah bangkrut.

2. Debt to equity ratio

Selain itu solvabilitas dapat diketahui dengan debt-to-equity ratio perusahaan atau debt-to-equity ratio. Seperti yang kita ketahui bersama, ekuitas adalah kepemilikan dalam bentuk nilai uang. Penerapan indikator ini adalah untuk membandingkan ekuitas dengan kewajiban atau faktor-faktor yang menghambat bisnis. Hal ini memungkinkan kita untuk mengetahui seberapa besar hutang perusahaan mempengaruhi ekuitasnya.

Cara perhitungannya hampir sama dengan debt ratio, namun kali ini kita membandingkan debt to equity sebagai indikator solvabilitas. Oleh karena itu, kewajiban tidak boleh lebih besar dari ekuitas agar tidak menambah beban perusahaan. Dengan kata lain, semakin rendah rasio utang, semakin baik perusahaan karena relatif lebih banyak ekuitas yang mendukung utang.

3. Times interest earned ratio

Indikator solvabilitas lainnya adalah rasio pendapatan bunga. Rasio ini dihitung untuk menentukan kemampuan entitas untuk membayar pembayaran bunga di masa depan. Saat menghitung rasio ini, laba atau laba sebelum pajak dibandingkan dengan beban bunga. Kemampuan perusahaan untuk membayar bunga berbanding lurus dengan rasio pendapatan bunganya. Semakin tinggi rasio ini, semakin besar pula biaya bunga yang akan ditanggung perusahaan nantinya. Sebaliknya, ketika rasio ini rendah, dimaknai bahwa kemampuan perusahaan untuk membayar utangnya juga rendah. Unsur ini biasanya menjadi acuan kreditur sebelum kredit tambahan diberikan.

4. Equity to long term debt ratio

Equity to Long Term Debt Ratio, atau disingkat ELDR, adalah rasio solvabilitas yang mencerminkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban utang jangka panjangnya. Anda dapat menggunakan perhitungan ELDR untuk menentukan jumlah hutang jangka panjang dan modal kerja yang digunakan. Selain itu, rasio ELDR dapat digunakan sebagai dasar penilaian kinerja manajemen dalam mengelola utang jangka panjang.
 

Tujuan penggunaan Rasio Solvabilitas


Ada tujuh kegunaan rasio solvabilitas yang harus Anda waspadai.
• Sebagai informasi kepada kreditur tentang keadaan dan kondisi perusahaan saat ini.

• Hal ini dimaksudkan untuk menentukan atau menilai kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban dan bunga pinjamannya.

• Menentukan keseimbangan nilai aset tetap terhadap modal perusahaan atau organisasi.

• Dapatkah perusahaan memperkirakan biaya pinjaman berdasarkan jumlah aset?

• Mengetahui sejauh mana dampak kewajiban terhadap manajemen aset atau aset perusahaan atau organisasi.

• Untuk mengetahui nilai dana pinjaman kita pada saat penagihan atau jatuh tempo dibandingkan dengan nilai
modal yang kita miliki.

• Penetapan dan penilaian besarnya jaminan utang jangka panjang berdasarkan nilai nominal pokok Rupiah.
 

Perbedaan solvabilitas, likuiditas, dan viabilitas


Perekonomian memiliki beberapa indikator seperti Solvabilitas, dan beberapa tokoh kunci lainnya. Likuiditas. Tentu ketiganya dimaknai secara berbeda, namun umumnya merupakan indikator kesehatan suatu perusahaan. Seperti disebutkan di atas, solvabilitas pada dasarnya adalah perbandingan total kewajiban perusahaan dengan aset atau asetnya.

Likuiditas di sisi lain, adalah modal kerja atau uang tunai yang dimiliki oleh perusahaan dibandingkan dengan aset jangka panjangnya. Terakhir adalah viabilitas, hubungan antara solvabilitas dan likuiditas. Untuk menilai perusahaan yang sehat, hal ini dapat dilihat dari likuiditas setidaknya sama dengan solvabilitas. Jika solvabilitas perusahaan lebih tinggi dari likuiditasnya, itu berarti perusahaan dalam kondisi buruk. Oleh karena itu, perusahaan harus merestrukturisasi neraca atau strategi keuangan lainnya.


Rumus Rasio Solvabilitas


Lebih memahami apa itu solvabilitas serta perhitungannya secara praktikal, di Untuk memberi Anda pemahaman yang lebih baik tentang apa itu solvabilitas dan bagaimana cara menghitungnya dalam praktik, berikut adalah penjelasan tentang rumus rasio solvabilitas dan contoh cara menghitungnya.


1. Debt to Asset Ratio

Rumus solvabilitas untuk rasio D/E sendiri sangat sederhana: total kewajiban dibagi total aset perusahaan. Jika nilai D/A ratio diatas 1,0 berarti solvabilitas perusahaan sedang bermasalah.

Contoh:

A memiliki total kewajiban terutang sebesar Rp207 miliar dan total aset saat ini sebesar Rp200 miliar.
Rumus rasio solvabilitas D/A = debt/assets
Solvabilitas D/A PT. A = Rp. 207 miliar/Rp. 200 miliar = 1.035

Pemilik PT. A di bawah 1.035. Ini berarti bahwa solvabilitas perusahaan dipermasalahkan pada tahap ini, meskipun pada tingkat yang rendah.


2. Debt to Equity Ratio

Rumus rasio D/E solvabilitas sendiri hampir sama dengan rasio D/A, hanya ekuitas build-up yang berbeda. Nilai optimal untuk D/E ratio itu sendiri adalah 2.0.

Contoh:

Pemilik PT. B memiliki modal Rp 100 miliar dan total aset Rp 250 miliar (yaitu Rp 150 miliar karena kewajiban). Sedangkan komitmen lainnya antara lain PT. B jika totalnya adalah Rp. 25 miliar. Adapun D/E PT. Dengan menghitung rasio solvabilitas diantaranya:
Rumus rasio solvabilitas D/E = debt/equity
Solvabilitas D/E PT. B
= (Rp 150 miliar + Rp 25 miliar)/Rp 100 miliar
= Rp 175 miliar/Rp 100 miliar
= 1,75
Oleh karena itu rasio solvabilitas D/E PT. B adalah 1,75. Artinya, rasio total ekuitas terhadap utang masih di bawah batas atas.


3. Debt to Capital Ratio

Sedangkan rumus Debt to Equity Ratio berikut ini adalah Solvency D/C atau Leverage Ratio yang sedikit berbeda dengan D/A atau D/E ratio. Jika Anda ingin mengetahui rasio D/C, apakah itu utang atau ekuitas, Anda perlu membagi total utang dengan total aset. Tidak ada batas atas untuk rasio D/C, tetapi semakin rendah semakin baik.

Contoh:

C dengan hutang sebesar Rp100 miliar, total ekuitasnya mencapai Rp150 miliar. Jika ingin mencari D/C ratio PT. C, perhitungannya yaitu sebagai berikut:
Rumus rasio solvabilitas D/C = debt/(debt + equity)
Solvabilitas D/C PT. C
= Rp100 miliar/(Rp 100 miliar + Rp 150 miliar)
= Rp100 miliar/Rp250 milyar

Ini artinya, rasio hutang PT. C hanya 40% dari total kapitalisasi perusahaan, sehingga PT. C sendiri tergolong masih sehat dan baik dari segi solvabilitasnya.
 

Liputan Software ERP IDMETAFORA Indonesia!

Jika anda merasa artikel ini bermanfaat, bagikan ke pengikut anda melalui tombol dibawah ini:



Software ERP Indonesia

Artikel rekomendasi untuk Anda