+62 896 6423 0232 | info@idmetafora.com
Software ERP Indonesia IDMETAFORA


Mari Mengenal Balanced Scorecard Agar Strategi Bisnis Lancar

28 October, 2022   |   Hilal

Mari Mengenal Balanced Scorecard Agar Strategi Bisnis Lancar

Ada begitu banyak aspek yang perlu dipertimbangkan di dalam merancang sebuah strategi kompetitif dalam suatu perusahaan. Mulai dari aspek internal seperti visi dan misi perusahaan dan sumber daya manusia perusahaan hingga aspek eksternal seperti perilaku konsumen dan tren pasar.

Diperlukan suatu sistem manajemen yang mumpuni agar sebuah perusahaan mampu mengelola setiap strateginya sebaik mungkin dimana semua aspek - aspek tersebut bisa saling berintegrasi satu dengan lainnya.

Balanced scorecard merupakan salah satu jawabannya.

Balanced scorecard merupakan sebuah sistem manajemen yang bertujuan untuk menerjemahkan tujuan strategis organisasi ke dalam serangkaian tujuan kinerja yang, pada gilirannya dapat diukur, dipantau, hingga diubah jika perlu untuk memastikan bahwa tujuan strategis organisasi terpenuhi.
 

Definisi Balance Scorecard (BSC)


Balance Scorecard berasal dari dua kata yakni Balanced yang berarti seimbang dan scorecard yang berarti kartu skor.

Pada awalnya Balanced Scorecard atau yang disingkat BSC digunakan untuk memperbaiki sistem pengukuran kinerja eksekutif. Dengan adanya BSC dalam perusahaan jadi lebih tahu sejauh mana pergerakan serta perkembangan yang telah dicapai.

Dengan adanya pula BSC sangat membantu perusahaan untuk memberikan pandangan menyeluruh mengenai kinerja perusahaan. Agar kinerja lebih efektif dan juga efisien, dibutuhkan sebuah informasi akurat yang mewakili sistem kerja yang dilakukan.

Balanced Scorecard memberi perusahaan beberapa elemen yang dibutuhkan untuk berpindah dari paradigma ‘selalu tentang finansial’ menuju model baru dimana hasil balanced scorecard menjadi titik awal untuk review, mempertanyakan, dan juga belajar tentang strategi yang dimiliki.

Balanced scorecard akan menerjemahkan visi dan juga strategi ke dalam serangkaian ukuran koheren dalam empat perspektif yang berimbang.

Sistem BSC ini bertujuan untuk memberikan pandangan yang lebih komprehensif kepada para manajer dengan melengkapi ukuran finansial melalui metrik tambahan yang dapat mengukur kinerja di berbagai bidang. Bidang - bidang tersebut merupakan kepuasan pelanggan, inovasi produk, dan yang lainnya.

Kerangka kerja ini dituangkan dalam makalah yang diterbitkan di Harvard Business Review oleh Robert S. Kaplan dan David P. Norton di tahun 1992.

Makalah mereka kemudian dipercaya secara luas dalam dunia bisnis karena merupakan dianggap telah mengembangkan sistem BSC.
 

Fungsi Balanced Scorecard


Pada awalnya BSC hanya digunakan untuk dapat memperbaiki sistem pengukuran keuangan. Kemudian meluas lalu digunakan untuk mengukur keempat perspektif yakni keuangan, pelanggan, proses bisnis internal dan pembelajaran dan pertumbuhan.

Balanced scorecard memiliki berbagai fungsi diantaranya sebagai berikut:

- Sebagai alat ukur dalam perusahaan apakah visi dan misi yang dianut telah tercapai.
- Sebagai alat ukur keunggulan kompetitif yang dimiliki oleh perusahaan kamu.
- Sebagai panduan strategis untuk menjalankan suatu bisnis.
- Alat yang mampu menganalisis efektivitas strategi yang telah digunakan.
- Memberikan sebuah gambaran kepada perusahaan terkait SWOT yang dimiliki.
- Sebagai alat key performance indicator dalam perusahaan.
- Sebagai feedback terhadap shareholder dalam perusahaan.
- Sebagai alat komunikasi, informasi, serta sistem analisis pembelajaran perusahaan

Balanced scorecard (BSC) bisa dikatakan merupakan sebagai alat ukur yang paling sederhana dalam perusahaan sehingga banyak memiliki kelemahan.

Salah satu kelemahannya adalah informasi yang disajikan cukup terbatas serta kurangnya tingkat akurasi. sehingga tidak bisa melihat faktor - faktor lainnya yang bisa mempengaruhi performa dalam perusahaan.

Misalnya saja saat terjadi sebuah krisis, kebijakan pemerintah, atau kejadian di momen - momen tertentu dalam perusahan.

Namun begitu, perusahaan tetap harus memiliki acuan dalam melakukan pengukuran seperti balanced scorecard, karena di dalamnya terdapat empat perspektif utama yang memang menjadi poin penting dalam sebuah bisnis.
 

Empat Perspektif Balanced Scorecard


Adapun keempat perspektif Balanced Scorecard (BSC) diantaranya :

1.  Perspektif Keuangan

Balance Scorecard dalam perspektif keuangan merupakan perspektif yang tidak bisa diabaikan. Pengukuran kinerja keuangan menunjukan apakah perencanaan, implementasi serta pelaksanaan serta strategi memberikan perbaikan mendasar.

Perbaikan tersebut dapat berupa gross operating income, return on investment atau economic value-added. BSC dapat menjelaskan lebih lanjut tentang pencapaian visi yang berperan di dalam mewujudkan pertambahan kekayaan diantaranya :

- Peningkatan kepuasan customer melalui peningkatan pendapatan (revenue)
- Peningkatan produktivitas dan komitmen karyawan melalui cost effectiveness sehingga terjadi peningkatan laba
- Peningkatan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan financial returns dengan mengurangi modal yang digunakan atau melakukan investasi dalam proyek yang menghasilkan return yang tinggi

Prinsip balanced scorecard harus ada keseimbangan antara perspektif keuangan dan perspektif non keuangan.

Perspektif keuangan tidak bisa bekerja tanpa adanya perspektif non-keuangan misalnya saja laba yang diperoleh sebuah perusahaan karena produk tersebut memiliki nilai manfaat bagi konsumen atau bisa saja karena faktor SDM serta proses bisnis dari perusahaan tersebut.

Pengukuran perspektif keuangan bisa dilakukan dengan cara menganalisis rasio keuangan.

Misalnya dengan cara menganalisis tren keuangan, common size value antara perusahaan dan pesaing, rasio keuangan seperti rasio liabilitas, rasio aktivitas, rasio hutang, rasio keuntungan, dan juga rasio solvabilitas.

Perspektif keuangan juga berguna seberapa perusahaan atau bisnis kamu memiliki daya tarik kepada para investor. Bisa dikatakan perspektif yang satu ini sangat penting dan menjadi dasar ukur kesehatan bisnis kamu.

2.  Perspektif Pelanggan

Dalam perspektif Balanced Scorecard pelanggan, perusahaan juga perlu terlebih dahulu menentukan segmen pasar dan juga pelanggan yang menjadi target.

Selanjutnya, manajer harus dapat menentukan alat ukur yang terbaik untuk mengukur kinerja dari tiap unit operasi dalam upaya mencapai target finansial.

Apabila suatu unit bisnis ingin mencapai kinerja keuangan yang besar dalam jangka waktu panjang, mereka harus menciptakan serta menyajikan suatu produk baru atau jasa yang bernilai lebih baik kepada pelanggan.

Tolak ukur pelanggan dibedakan dalam dua kelompok yaitu core measurement group atau kelompok inti dan customer value proposition atau kelompok penunjang. Kelompok inti atau core measurement terdiri atas :

- Market share atau Pangsa pasar
- Customer acquisition atau Tingkat pemerolehan pelanggan baru
- Customer retention atau Kemampuan perusahaan mempertahankan para pelanggan lama
- Customer satisfaction atau Tingkat kepuasan pelanggan
- Customer profitability atau Tingkat profitabilitas pelanggan

Sedangkan untuk kelompok penunjang ini dibagi menjadi tiga yakni :

- Atribut dari produk seperti harga, mutu dan fungsi
- Hubungan baik dengan pelanggan
- Citra dan reputasi yang perusahaan

3.  Perspektif Proses Bisnis Internal

Perspektif proses bisnis internal akan menampilkan proses kritis yang memungkinkan unit bisnis untuk memberi value proposition yang mampu menarik dan juga mempertahankan pelanggannya di segmen pasar yang diinginkan dan memuaskan para pemegang saham.

Tiap perusahaan memiliki proses dan nilai yang unik bagi pelanggannya. Secara umum, hal tersebut terbagi menjadi 3 prinsip dasar perspektif proses bisnis internal, yakni :

- Proses inovasi

Merupakan bagian terpenting dalam keseluruhan proses produksi. Tapi ada juga perusahaan yang menempatkan inovasi di luar prosedur produksi.

Dalam proses inovasi itu sendiri terdiri atas dua komponen, yakni identifikasi keinginan pelanggan, dan melakukan proses perancangan produk yang sesuai dengan keinginan pelanggan.

Bila hasil inovasi dari perusahaan tidak sesuai dengan keinginan dari pelanggan, maka produk tidak akan mendapat tanggapan positif dari pelanggan. Hal tersebut tidak memberi tambahan pendapatan bagi perusahaan.

Intinya proses inovasi harus bisa memberikan nilai yang diinginkan oleh konsumen.

- Proses operasi

Merupakan aktivitas yang dilakukan perusahaan. Proses operasi dilihat dari perencanaan, pembentukan bahan mentah hingga menjadi produk jadi, proses marketing, hingga proses transaksi antara perusahaan serta pembeli.

Proses operasi menekankan kepada penyampaian produk kepada pelanggan secara efisien, hingga tepat waktu.

Proses ini, didasarkan oleh fakta hingga menjadi fokus utama dari sistem pengukuran kinerja sebagian besar organisasi.

- Pelayanan Purna Jual

Merupakan layanan yang diberikan oleh perusahaan atau bisnis kepada konsumen sebagai jaminan mutu sebuah produk yang telah dibeli oleh konsumen.

Banyak bentuk layanan purna jual misalnya layanan konsultasi, perbaikan, perawatan, hingga layanan garansi.

4.  Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan

Perspektif Balanced Scorecard ini menyediakan infrastruktur bagi tercapainya ketiga perspektif sebelumnya serta untuk menghasilkan sebuah pertumbuhan dan juga perbaikan jangka panjang.

Penting bagi suatu badan usaha saat melakukan investasi tidak hanya pada peralatan untuk menghasilkan produk atau jasa, tetapi juga melakukan investasi pada infrastruktur, yakni  sumber daya manusia, sistem dan prosedur.

Tolak ukur kinerja keuangan, pelanggan, serta proses bisnis internal bisa menjadi pemicu kesenjangan yang besar antara kemampuan yang ada dari manusia, sistem, dan prosedur.

Untuk memperkecil kesenjangan itu, maka suatu perusahaan harus melakukan investasi dalam bentuk reskilling karyawan yakni meningkatkan kemampuan sistem dan teknologi informasi, serta menata ulang prosedur yang ada.

Perspektif pembelajaran dan pertumbuhan mencakup 3 prinsip kapabilitas yang terkait dengan kondisi internal perusahaan, diantaranya :
 

Kapabilitas pekerja


Kapabilitas pekerja adalah merupakan bagian kontribusi pekerja pada perusahaan. Sehubungan dengan kapabilitas pekerja, ada 3 hal yang harus diperhatikan oleh manajemen:

- Kepuasan pekerja. Kepuasan pekerja merupakan prakondisi untuk meningkatkan produktivitas, tanggung jawab, kualitas, dan pelayanan kepada konsumen. Unsur yang dapat diukur dalam kepuasan pekerja adalah keterlibatan pekerja dalam mengambil keputusan, pengakuan, akses untuk mendapatkan informasi, dorongan untuk bekerja kreatif, dan menggunakan inisiatif, serta dukungan dari atasan.

- Retensi pekerja merupakan kemampuan untuk mempertahankan pekerja terbaik dalam perusahaan. Di mana manajer mengetahui pekerja merupakan investasi jangka panjang bagi perusahaan. Jadi, keluarnya seorang pekerja yang bukan karena keinginan perusahaan merupakan kerugian pada intellectual capital dari perusahaan. Retensi pekerja diukur dengan persentase turnover di perusahaan.

- Produktivitas pekerja merupakan hasil dari pengaruh keseluruhan dari peningkatan keahlian dan juga moral, inovasi, proses internal, hingga kepuasan pelanggan. Tujuannya adalah untuk menghubungkan output yang dihasilkan oleh para pekerja dengan jumlah pekerja yang seharusnya untuk menghasilkan output tersebut.
 

Kapabilitas sistem informasi


Adapun yang menjadi tolak ukur untuk kapabilitas sistem informasi adalah tingkat ketersediaan terkait informasi, tingkat ketepatan informasi yang tersedia, serta jangka waktu untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan oleh perusahaan.

Iklim Organisasi

Iklim organisasi merupakan salah satu mendorong timbulnya motivasi, serta pemberdayaan penting untuk menciptakan pekerja yang berinisiatif.

Adapun yang menjadi tolak ukur hal tersebut adalah jumlah saran yang diberikan oleh para pekerja.

Intinya dalam perspektif pembelajaran serta pertumbuhan, balanced scorecard lebih menekankan pada aspek organisasi dalam perusahaan. Bagaimana perusahaan bisa memanfaatkan sumber daya manusia yang ada menjadi faktor keunggulan yang kompetitif.
 

Manfaat Balanced Scorecard


1. Perencanaan strategi yang lebih baik dan terstruktur

Dengan balanced scorecard, perusahaan dapat merancang kerangka kerja yang kuat untuk membangun dan mengkomunikasikan strategi.

Model bisnis dapat divisualisasikan dalam peta strategi yang membantu manajer untuk berpikir tentang hubungan sebab-akibat antara beberapa tujuan strategis yang berbeda - beda.

Proses menciptakan peta strategi memastikan bahwa keberhasilan dalam suatu perusahaan dapat dicapai melalui serangkaian tujuan strategis yang saling terkait. Hal ini berarti bahwa hasil kinerja serta faktor pendukung kinerja dapat diidentifikasi untuk membuat gambaran utuh tentang strategi perusahaan.

2. Meningkatkan komunikasi strategi dan ketepatan eksekusi

Adanya gambaran strategi secara menyeluruh serta saling terkait tentu membuka peluang bagi perusahaan untuk mengkomunikasikan strategi secara internal maupun eksternal.

Dengan balanced scorecard, setiap divisi dalam perusahaan dapat dipacu untuk mampu berkolaborasi satu dengan lainnya untuk mencapai goals perusahaan yang mana akan berdampak pada sistem kinerja perusahaan yang lebih terbuka serta dinamis

3. Memudahkan setiap karyawan untuk melihat bagaimana goals individual mereka berkaitan dengan strategi perusahaan

Dikarenakan kerangka kerja yang telah terbangun dengan jelas, balanced scorecard akan membantu setiap karyawan untuk menyelaraskan tujuan mereka dengan goals perusahaan. Karyawan bisa secara mandiri menghubungkan apa yang bisa mereka lakukan untuk kemajuan tim dan juga perusahaan

4. Memastikan strategi tetap berjalan pada track-nya

Dengan balanced scorecard, perusahaan dapat mengukur dan memantau perkembangan perusahaan menuju goals. Sehingga jika terjadi sesuatu di luar dari perencanaan dalam perusahaan bisa langsung sigap tanggap untuk mengupayakan bagaimana kondisi bisa terkendali kembali.

Liputan Software ERP IDMETAFORA Indonesia!

Jika anda merasa artikel ini bermanfaat, bagikan ke pengikut anda melalui tombol dibawah ini:



Software ERP Indonesia

Artikel rekomendasi untuk Anda