Siklus bisnis merupakan menjadi salah satu topik pekerjaan yang ada di dalam bidang keuangan. Selain itu dengan melakukan siklus bisnis juga akan memberikan harapan yang besar terhadap kenaikan ekonomi maupun fluktuasi secara berkala, harus selalu diperhatikan seperti siklus akuntansi. Pada saat menjalani sebuah bisnis juga membutuhkan suatu sistem modern seperti aplikasi akuntansi yang dapat membantu di dalam proses mengatur keuangan. Tanpa disadari dengan adanya siklus bisnis juga akan memberikan dampak yang sangat besar terhadap dunia industri maupun organisasi. Pada saat proses menjalankan usaha dengan menggunakan siklus ini juga dapat mempersiapkan beberapa variasi yang baru.
Siklus bisnis (business cycle) mengacu kepada fase naik dan turun output perekonomian secara berkala akan tetapi tidak teratur. Fasenya bisa kita lacak dari indikator aktivitas ekonomi seperti PDB riil serta pertumbuhan produksi industri. Fase-fase tersebut meliputi ekspansi, puncak (peak), kontraksi, serta palung (trough). Mereka akan berulang dengan seiring berjalannya waktu akan tetapi dengan lama bervariasi. Juga dikenal sebagai siklus ekonomi. Selain dari keempat fase di atas, terdapat beberapa istilah terkait. Istilah tersebut yaitu resesi, depresi, pemulihan ekonomi, serta ledakan ekonomi (economic boom). Resesi terjadi pada saat PDB riil turun setidaknya untuk dua kuartal berturut-turut. Sedangkan, apabila resesi berlangsung lebih parah serta lebih lama, pada umumnya selama lebih dari delapan kuartal, kita menyebutnya dengan depresi ekonomi. Resesi yang parah disebut dengan resesi besar (great recession) seperti yang telah terjadi selama krisis 2008-2009. Sedangkan, untuk depresi yang parah kita sebut sebagai depresi besar (great depression) seperti yang tela terjadi di Amerika Serikat antara 1929 sampai dengan 1939. Sementara itu, pemulihan ekonomi merupakan sebuah fase awal dari ekspansi paska keluar dari fase palung. Sedangkan, ledakan ekonomi merupakan fase akhir ekspansi, sebelum fase puncak. Siklus bisnis sendiri pada umumnya memperhitungkan pertumbuhan serta penurunan kegiatan ekonomi dari waktu ke waktu. Pihak pemerintah pun juga bisa mengelola kondisi tersebut menggunakan berbagai alat serta media. Sebagai contoh, bank sentral dapat memanfaatkan kebijakan moneter untuk menurunkan suku bunga. Hal tersebut secara langsung bisa mendorong berbagai pengeluaran serta investasi. Badan legislatif juga bisa menggunakan kebijakan fiskal untuk mendorong maupun memperlambat pertumbuhan ekonomi suatu negara. Bagi sebuah badan usaha, ekspansi serta kontraksi yang perlu mereka perhitungkan terletak pada angka produktivitas. Sebagai contoh, pada saat bisnis meningkatkan jumlah produksi, mereka akan membutuhkan lebih banyak karyawan. Akibatnya, akan ada lebih banyak orang yang dipekerjakan serta lebih banyak uang untuk dikeluarkan. Akan tetapi, di sisi lain, bisnis akan menghasilkan lebih banyak keuntungan serta bisa lebih fokus pada pertumbuhan untuk masa mendatang.
Terdapat beberapa alasan mengapa dalam memahami siklus bisnis itu penting. Pertama, memahami siklus bisnis akan membantu bisnis untuk memprediksi kondisi di masa depan. Sebelum merancang suatu anggaran, mereka akan meramalkan ke arah mana perekonomian di masa mendatang, apakah ekspansi atau resesi. Prediksi tersebut akan menjadi sebuah informasi yang penting serta dasar di dalam menyiapkan rencana bisnis di tahun berikutnya. Misalnya, apabila bisnis memprediksi perekonomian maka akan berekspansi, mereka mengharapkan pendapatan mereka naik. Mereka meramalkan suatu permintaan akan tumbuh kuat, dan mendorong mereka untuk berinvestasi. Mereka berencana untuk membeli suatu barang modal untuk meningkatkan produksi, berharap bisa memaksimalkan penjualan di tengah permintaan yang kuat. Kedua, siklus akan mempengaruhi sebuah variabel makro ekonomi lainnya. Sehingga, itu tidak hanya mengenai output perekonomian yang naik dan turun. Akan tetapi, itu juga akan berimplikasi terhadap variabel-variabel seperti tingkat pengangguran, inflasi, permintaan konsumen, kepercayaan konsumen, serta investasi bisnis. Contoh misalnya, selama fase ekspansi, tingkat pengangguran menjadi rendah. Konsumen akan menghadapi prospek pekerjaan serta pendapatan yang kuat, mendorong mereka untuk meningkatkan pengeluaran. Sebagai hasilnya, permintaan terhadap barang serta jasa akan tumbuh kuat. Ketiga, siklus juga akan mempengaruhi suku bunga, pajak, serta keseimbangan fiskal. Kebijakan moneter mana yang bank sentral adopsi tergantung kepada siklus yang sedang terjadi. Begitu juga, pemerintah mempertimbangkan siklus pada saat menyiapkan anggaran. Bank sentral serta pemerintah berusaha dalam mempengaruhi perekonomian untuk mencapai sebuah tujuan makro ekonomi seperti pertumbuhan ekonomi tinggi, tingkat inflasi stabil rendah atau tingkat pengangguran rendah. Kebijakan mereka pada akhirnya akan mempengaruhi variabel seperti suku bunga serta pajak di dalam perekonomian. Contoh misalnya, selama kontraksi ekonomi, bank sentral akan menurunkan suku bunga. Hal tersebut bertujuan untuk merangsang pertumbuhan ekonomi serta menghindari resesi. Suku bunga rendah akan merangsang pengeluaran rumah tangga serta investasi bisnis karena mereka dapat meminjam dengan lebih murah. Sebagai hasilnya, permintaan terhadap barang serta jasa meningkat, mendorong bisnis meningkatkan produksi mereka.
Tentu saja pada saat terjadinya siklus bisnis, untuk kalangan masyarakat, pengusaha maupun perusahaan tetap harus melakukan sebuah pengukuran. Terdapat beberapa cara pengukuran yang dapat dilakukan pada saat siklus bisnis. Beberapa cara untuk mengukur siklus bisnis tersebut adalah: 1. Waktu Siklus Di Dalam Sebuah Bisnis. Di Negara Indonesia belum bisa menerapkan untuk waktu siklus yang harus dilakukan terhadap suatu bisnis maupun perusahaan. Berbeda jauh dengan negara Amerika Serikat yang berhasil menentukan tanggal untuk melakukan penelitian pada siklus bisnis. Pada saat melakukan penelitian tersebut juga harus disesuaikan lagi dengan penelitian ekonomi yang bersifat ekstensif. Terdapat beberapa permasalahan maupun kasus yang sering terjadi pada saat proses penentuan waktu ketika berada di siklus sebuah bisnis, salah satunya yaitu retrospeksi. Untuk siklus retrospeksi tersebut pada umumnya dapat terjadi di setiap bulan maupun tahun. Sedangkan untuk durasi dari melakukan durasi dari sebuah ekspansi tersebut akan terus mengalami peningkatan selama 27 sampai dengan 103 bulan. 2. Meningkatkan Keparahan Dalam Siklus Sebuah Bisnis Pada saat akan mengukur sebuah siklus di dalam bisnis, tentu saja memiliki cara yang berbeda-beda. Akan tetapi terdapat satu cara mudah yang dapat dilakukan yakni dengan melakukan komunikasi dengan pihak maupun lembaga terkait. Pada saat proses komunikasi, hanya memiliki satu titik pembahasan saja yakni membicarakan mengenai tingkat dari keparahan siklus di dalam sebuah bisnis. Seluruh pakar ekonomi pada umumnya melakukan pengukuran dengan tahap resesi serta memisah dengan ekspansi. Pada saat melakukan pengukuran tingkat keparahan ini juga dibagi menjadi tiga metrik. Untuk ketiga metrik tersebut yaitu: Kedalaman : pada saat melakukan sebuah proses pengukuran di dalam kedalaman maka terdapat satu pertanyaan yang sering muncul dan harus dijawab. Untuk satu pertanyaan tersebut yaitu “berapa lama tingkat intensitas di dalam proses tahap resesi?” Difusi : untuk langkah maupun proses selanjutnya pada saat melakukan suatu pengukuran juga muncul sebuah pertanyaan yang juga harus dijawab. Satu pertanyaan yang sering muncul dan harus dijawab yaitu “seberapa luas tahap resesi dalam pertumbuhan ekonomi nasional?”. Durasi : langkah paling akhir yaitu durasi. Di dalam durasi juga muncul satu pertanyaan yang juga harus dijawab oleh para pelaku mengalami siklus di dalam sebuah bisnis. Untuk satu pertanyaan yang sering muncul yaitu “berapa lama tahap resesi berlangsung”. Tentu saja untuk beberapa pertanyaan yang sudah disebutkan diatas harus dijawab sesuai dengan fakta. Pada saat proses menjawab seluruh pertanyaan yang sudah ada diatas tersebut juga harus melakukan penelitian terlebih dahulu. Tentu saja anda juga sudah mengerti bahwa untuk melakukan proses penelitian sendiri tidak dapat dilakukan dengan jangka waktu pendek. Kurang lebih untuk waktu yang dibutuhkan dalam proses penelitian tersebut yaitu tiga sampai dengan lima bulan. Dirasa dengan beberapa pertanyaan digunakan untuk mengukur dari siklus sebuah bisnis masih ada yang kurang. Sehingga akan muncul beberapa pertanyaan serta tahapan lagi untuk menentukan tingkat keparahan dari sebuah tahap ekspansi. Untuk beberapa tahapan serta pertanyaan tersebut yaitu seperti di bawah ini: Pronounced : merupakan tahapan yang paling utama pada saat melakukan sebuah pengukuran tahap ekspansi yaitu pronounced. Pada tahapan kali ini juga terdapat satu pertanyaan yang sering muncul dan harus dijawab. Untuk satu pertanyaan tersebut yaitu “seberapa mencolok atau signifikankan sebuah tahap ekspansi?” Pervasif : tahapan kedua juga sama seperti yang sebelumnya. Terdapat juga satu pertanyaan yang harus dijawab oleh para pelaku dari siklus di dalam sebuah bisnis. Satu pertanyaan yang sering muncul dan harus dijawab ini yaitu “seberapa banyak aspek ekonomi yang telah dicapai pada tahapan ekspansi?” Persistent : untuk tahapan yang paling akhir yaitu persistent. Tentu saja untuk tahapan kali ini sangat krusial dan penting. Sama juga seperti yang sebelumnya terdapat juga satu pertanyaan yang harus dijawab oleh seluruh para pelaku siklus di dalam bisnis yaitu “apakah pada saat tahap ekspansi berlangsung dapat mempunyai waktu yang lebih banyak?”. Beberapa pertanyaan yang juga sudah disebutkan diatas, harus dijawab sesuai dengan fakta. Sedangkan untuk beberapa pertanyaan yang harus menggunakan maupun mempunyai data, dapat juga memberikan. Tanpa disadari dengan memberikan data, dapat membantu dalam proses pengembangan bisnis maupun usaha. Seiring dengan berjalannya waktu untuk proses resesi di setiap negara dapat tangani secara perlahan-lahan. Untuk proses penanganan tersebut juga membutuhkan bantuan dari beberapa pihak seperti pemerintah, legislatif dan masih banyak lainnya. Kesimpulan
Itulah pembahasan mengenai siklus bisnis yang harus Anda ketahui, terutama apabila Anda adalah pemilik bisnis. Untuk mempersiapkan hal yang tidak diinginkan di dalam bisnis, pastikan Anda mempunyai proses pengelolaan keuangan bisnis yang baik. Ingatlah keadaan terburuk dapat dilewati dengan persiapan terbaik.
Untuk pengelolaan keuangan bisnis yang tahan krisis, pastikan Anda mempunyai dana cadangan untuk sebuah proses operasional bisnis kedepannya. Kemudian, pastikan Anda menggunakan sistem pembukuan untuk memantau kesehatan finansial bisnis secara teratur.
Kesempatan lowongan magang terbaru di tahun 2024
Baca Selengkapnya..