Menurut Financial Accounting Standard Board (FASB), aktiva merupakan manfaat ekonomi yang cukup pasti. dimiliki oleh perusahaan sebagai akibat dari peristiwa transaksi pada masa lalu. Sebab pasti karena aktiva menjadi modal perusahaan dalam melakukan kegiatan operasional usaha, pembiayaan, maupun investasi. Transaksi disini meliputi transaksi pembelian, penerbitan saham, investasi, kontrak piutang, dan pinjam-meminjam dengan lembaga keuangan (bank). Aktiva terbagi menjadi 2 jenis, meliputi aktiva lancar dan aktiva tidak lancar. Berdasarkan bentuknya, aktiva yang bersifat fisik dan ada yang nonfisik.
Ketika berbicara tentang kekayaan, beberapa orang akan mengacu pada uang, properti, kendaraan, perhiasan, atau harta benda lainnya. Dalam dunia bisnis, kekayaan yang disebut aktiva memiliki arti yang lebih luas. Bagi kamus Besar Bahasa Indonesia bagian ekonomi dan keuangan memuat lema aktiva dengan definisi harta kekayaan baik yang berupa uang maupun benda yang dapat dinilai dengan uang ataupun yang tidak berwujud secara nyata. Disini disebutkan bahwa, selain benda berwujud, benda yang tak berwujud juga bisa disebut kekayaan. Menurut kamus yang sama menjelaskan bahwa aktiva lancar adalah kas, bank, dan sumber dana lain yang dapat dicairkan, dijual, dan dinilai dengan uang atau dipakai habis dalam satu tahun atau dalam siklus kegiatan normal jika melampaui satu tahun. Entitas perusahaan tak bisa dilepaskan dari keberadaan aktiva lancar alias current assets. Aktiva lancar merupakan aset atau kekayaan yang tersedia dan bisa dimanfaatkan untuk membayar pengeluaran perusahaan sehari-hari. Jika bukan dalam bentuk kas, aset itu dapat dialihkan dan dikonversi menjadi kas dengan cepat dalam waktu satu tahun. Oleh karena itu, aktiva lancar bisa disebut aset likuid lantaran mudah dicairkan. Aktiva lancar bisa dimanfaatkan untuk pengeluaran rutin maupun pengeluaran tak terduga. Contoh penggunaan aktiva lancar merupakan membayar upah pegawai, membeli bahan baku produksi, membayar sewa, membayar utang usaha, dan membayar tagihan utilitas misalnya air, listrik, serta Internet. Setelah digunakan, aktiva lancar diisi lagi memasukkan hasil penjualan atau aset likuid lain yang diperoleh dalam operasi usaha. Aktiva lancar merupakan komponen yang ada dalam neraca keuangan perusahaan. Aktiva lancar biasanya disusun secara urut berdasarkan likuiditasnya, yakni aktiva yang paling likuid adalah yang paling pertama muncul. Neraca sendiri merupakan salah satu laporan keuangan yang harus dibuat oleh perusahaan setiap tahun. Akuntan harus menghitung aktiva lancar di pembukuan untuk menentukan arus kas perusahaan dan memastikan bahwa semua pengeluaran dapat dibayar demi kelancaran usaha.
Aktiva lancar atau aset lancar adalah aset yang dapat dimiliki oleh perusahaan yang mudah dicairkan dalam bentuk uang. Jangka waktu pencairan adalah tidak lebih dari 1 tahun. Ada beberapa jenis aktiva lancar, yaitu: 1. Uang Kas Kas adalah uang yang berbentuk tunai yang dimiliki oleh suatu perusahaan. Kas biasanya digunakan sebagai dana operasional perusahaan. Meski tidak terlihat secara fisik alias masih tersimpan di bank dan uang ini tetap disebut aset lancar. 2. Surat Berharga Jenis lain dari aktiva lancar adalah surat berharga. Aktiva ini merupakan hak kepemilikan saham atau obligasi perusahaan lain yang tidak bersifat permanen. Oleh karena itu, aset ini dapat dijual kapan saja untuk mendapatkan dana tunai jika memang dibutuhkan. 3. Hutang Penjualan Hutang penjualan adalah tagihan perusahaan kepada pihak lain yang melakukan transaksi pembelian barang. 4. Hutang Pendapatan Hutang pendapatan adalah pendapatan yang sudah menjadi hak, tetapi pembayarannya belum diterima karena berbagai penyebab. 5. Down Payment Down Payment adalah bagian dari aktiva lancar. Ini merupakan pembayaran beban yang biasanya dilakukan di awal, tetapi belum menjadi kewajiban pada periode yang bersangkutan. 6. Perlengkapan Perlengkapan juga bagian dari aset lancar karena dapat membantu kelancaran bisnis dan bersifat habis pakai. 7. Persedian Barang Dagang Aktiva lancar berupa barang dagang adalah barang yang diperoleh dengan tujuan untuk dijual kembali. Harapannya, perusahaan akan mendapatkan keuntungan sekaligus dana tunai dari penjualan. 8. Wesel Tagih Wesel tagih (notes receivable) adalah bagian dari aktiva lancar. Wesel ini merupakan surat perintah penagihan entitas bisnis kepada pihak lain yang namanya tertera dalam surat. 9. Hutang Penghasilan Hutang penghasilan merupakan hak perusahaan karena telah memberikan jasa. Namun, dalam hal ini belum diterima pembayarannya. 10. DP Sewa DP Sewa adalah pengeluaran untuk memperoleh jasa atau tempat dari pihak lain.
Aktiva lancar sebagai salah satu bentuk kekayaan likuid yang memiliki peran sangat penting dalam pengerjaan operasional suatu perusahaan. Salah satu keuntungan adalah untuk membayar biaya yang muncul, yaitu membeli bahan baku, membayar gaji karyawan, membayar hutang, membayar sewa gedung,dll. Aktiva lancar biasanya cepat habis untuk keperluan yang bersifat rutin maupun insidentil. Namun, aktiva lancar akan kembali terisi dari hasil jualan atau aset lain yang telah dibayarkan. Hal ini yang membuat pergerakan aktiva lancar bersifat dinamis. Perusahaan yang tidak memiliki dana tunai atau berbentuk aktiva lancar akan kesulitan menjalankan proses produksi. Oleh karena itu, perusahaan harus memastikan aktiva lancar berada dalam keadaan aman jika ingin melanjutkan proses produksi. Meskipun perusahaan memiliki aset berupa aktiva tidak lancar, hal ini bukan jaminan bahwa proses produksi bisa dijalankan.
Karena pentingnya aktiva lancar dalam sebuah perusahaan, penggunaanya perlu membutuhkan kehati-hatian dan perhitungan yang cermat. Hal ini terlihat dari laporan keuangan yang menampilkan kekayaan perusahaan. Nilai aset suatu perusahaan mencerminkan besarnya kinerja perusahaan. Nah, untuk mempertahankan atau meningkatkan aset tersebut, baik dalam bentuk lancar atau tidak lancar, ada 2 strategi yang bisa dilakukan dalam perusahaan. 1. Efisiensi penggunaan. Rasio penjualan atau total aktiva adalah ukuran penilaian suatu aset. Efisiensi pemakaian aktiva diperkirakan bisa membuat nilai penjualan lebih besar. Angka ini bisa dilihat dari laporan laba rugi. Neraca total dapat dilihat dari laporan neraca. 2. Optimalisasi keuntungan. Laba aktiva atau hasil investasi dapat dijadikan sebagai tolak ukur untuk menilai keuntungan yang diperoleh. Cara untuk mengetahuinya adalah membandingkan keuntungan dalam laporan laba rugi dengan total harta yang setara dengan total investasi.
1. Siklus Konversi Singkat Aset yang termasuk aktiva lancar dapat dengan cepat dikonversi menjadi bentuk aset lain dalam siklus tertentu. Cara kerja siklus bisa digambarkan dengan contoh pemanfaatan kas untuk proses produksi. Kas digunakan untuk membeli bahan mentah, kemudian diubah menjadi barang jadi, lantas barang jadi dijual sehingga menjadi piutang, dan terakhir piutang menjadi kas kembali. 2. Keputusan Berulang dan Cepat Karena aktiva lancar memiliki umur yang sangat pendek (maksimal satu tahun) dan sering diubah menjadi aktiva lancar lainya, keputusan terkait dengan aktiva tersebut juga bersifat berulang dan memerlukan pengambilan keputusan yang cepat. Misalnya, pemanfaatan kas untuk pembayar tagihan listrik rutin bulanan. 3. Saling Terkait Komponen aktiva lancar terkait dengan keputusan bisnis dalam manajemen modal kerja. Dalam hal ini terlihat dalam siklus aktiva lancar. Misalnya, jika sebuah bisnis memerlukan persediaan kas, pemilik bisnis bisa memutuskan untuk menawarkan diskon kepada debitur untuk mempercepat penjualan dan menerima uang tambahan dari hasil penjualan. Dengan memahami hal ini, Anda dapat mengelola dan mengembangkan aktiva lancar supaya berdampak optimal bagi kelancaran produksi perusahaan. Semoga informasi ini bermanfaat.
Kesempatan lowongan magang terbaru di tahun 2024
Baca Selengkapnya..