+62 896 6423 0232 | info@idmetafora.com
Software ERP Indonesia IDMETAFORA


Mengenal Apa itu Break Even Point (BEP) : Dasar-Dasar, Elemen Penyusun, dan Cara Menghitung

21 October, 2022   |   Inggihpangestu

Mengenal Apa itu Break Even Point (BEP) : Dasar-Dasar, Elemen Penyusun, dan Cara Menghitung

Apa itu Break Even Point


Dalam ilmu ekonomi sering kita jumpai istilah Break Even Point (BEP). Istilah ini sering digunakan dalam artikel bisnis yang berhubungan dengan realitas perusahaan. BEP adalah titik dimana pendapatan ditempatkan dan modal ditempatkan berada pada titik yang sama, sehingga tidak terjadi kerugian atau keuntungan. BEP sendiri seringkali menjadi metrik bagi investor untuk menanamkan modalnya. Perhatikan bahwa BEP berbeda dari ROI, tetapi banyak orang yang mengacaukan keduanya. Dalam akuntansi, laba atas investasi disebut laba atas investasi (ROI). ROI adalah modal yang dikeluarkan untuk menjalankan bisnis yang menguntungkan dalam jangka waktu tertentu. Untuk lebih jelasnya simak pembahasan Break Even Point (BEP) berikut ini. Titik impas terjadi ketika operasi perusahaan menggunakan biaya tetap dan pendapatan cukup untuk menutupi biaya tetap dan variabel. Jika penjualan hanya cukup untuk menutupi salah satu biaya yang dikeluarkan, maka perusahaan mengalami kerugian. Di sisi lain, jika hasil penjualan melebihi biaya tetap dan variabel yang dikeluarkan, perusahaan mendapat untung.
 

Pengertian BEP Menurut Para Ahli


1. Menurut Garrison dan Noreen, definisi BEP adalah jumlah pendapatan yang harus dihasilkan untuk menutupi biaya operasional seluruh perusahaan. Pencapaian BEP diukur dengan total penjualan produk, dan perusahaan mendapatkan keuntungan dari laba bersih yang sebanding dengan biaya produksinya. Menurut keduanya, pengertian BEP adalah Laba Sebelum Pajak dan Bunga. Ini harus dipertimbangkan bersama dengan rincian lain seperti biaya variabel dan biaya tetap yang harus ditanggung perusahaan selama proses produksi. 

2. Abdullah, pakar manajemen, mengatakan definisi BEP merupakan salah satu tolak ukur untuk analisis biaya-volume-manfaat. Setelah memastikan keadaan keuangan perusahaan dengan memeriksa beberapa hal, manajemen perusahaan dapat menentukan harga jual produk. Beberapa hal yang perlu diperhatikan terkait dengan BEP itu sendiri, seperti: Penetapan Volume Produksi Minimum, Penetapan Jumlah Minimum Produk atau Jasa yang Terjual, dan Penetapan Persentase Maksimum Kerugian Penjualan yang Dapat Diterima.

3. Menurut Bambang Riyanto, Rony dan Henry Simamora, pengertian BEP adalah jumlah pendapatan yang dihasilkan dari volume penjualan, senilai dengan total biaya yang dikeluarkan perusahaan selama produksi. Oleh karena itu, pada titik ini, perusahaan tidak akan mengalami kerugian maupun keuntungan.

4. Menurut Pendidik Manajemen Bisnis PS. Djarwanto, Sigit, dan Mulyadi mendefinisikan BEP sebagai suatu metode yang digunakan oleh pengusaha pemula maupun ahli untuk mencapai volume penjualan yang minimal sehingga usaha tersebut tidak mengalami kerugian atau keuntungan nol. Titik nol ini dikatakan sebagai titik impas dimana perusahaan atau bisnis tidak menghasilkan keuntungan atau kerugian.

5. Menurut S. Munawir dan Zulian Yamit, pengertian BEP atau Break Even Point adalah total pendapatan yang dihasilkan oleh suatu perusahaan sama dengan total biaya yang dibutuhkan selama produksi. Biaya produksi meliputi biaya variabel dan biaya tetap.
 

Dasar-Dasar Break Even Point


Untuk mengetahui posisi keuangan perusahaan periode selanjutnya, manajemen perusahaan dapat melihat hasil analisis titik impas (BEP) yang dihasilkan dari penjualan produk. Perhitungan BEP sendiri bergantung pada asumsi dasar yang digunakan dalam proses tersebut. Dasar perhitungan titik impas adalah sebagai berikut.

1. Dalam menghitung BEP, biaya yang dibutuhkan oleh perusahaan harus dibagi menjadi dua kelompok: biaya tetap dan biaya variabel.

2. Nilai biaya tetap tetap konstan meskipun aktivitas produksi berubah. Semua nilai biaya variabel berubah sesuai dengan kapasitas atau produksi. 

3. Besarnya biaya tetap tidak berubah walaupun terdapat perbedaan kegiatan produksi, tetapi biaya tetap per unit berubah.

4. Harga jual per buah tetap konstan selama periode analisis, sehingga harga jual perusahaan relatif tetap dan tidak berubah.

5. Saat menghitung BEP, jumlah produk yang dihasilkan selalu dianggap sold out. 

6. Perhitungan BEP hanya untuk satu produk. Oleh karena itu, jika suatu perusahaan memproduksi beberapa produk yang berbeda, kinerja penjualan masing-masing produk harus seimbang.
 

Elemen Penyusun dalam BEP


1. Biaya Tetap atau Fixed Cost

Biaya tetap, faktor pertama dalam perhitungan BEP ini, adalah biaya yang harus dikeluarkan perusahaan saat tidak berproduksi atau saat terjadi perubahan produksi. Tujuan perubahan produksi adalah agar kapasitas produksi perusahaan berubah dari waktu ke waktu. Contoh biaya tetap termasuk sewa gedung, perawatan mesin, biaya tenaga kerja, dan kendaraan.

2. Biaya Variabel atau Variable Cost

Berbeda dengan biaya tetap, biaya variabel adalah biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan yang dinamis dan berubah secara proporsional dengan produksi yang dilakukan. Biaya ini meningkat dengan volume produksi, sehingga biaya variabel meningkat seiring dengan peningkatan volume produksi dan sebaliknya. Contoh biaya variabel termasuk biaya tenaga kerja, biaya bahan baku, dan biaya peralatan sekali pakai.

3. Biaya Campuran atau Mixed Cost

Biaya campuran adalah kombinasi dari biaya variabel dan biaya tetap. Bahkan jika Anda tidak dalam produksi, Anda tetap harus membayar biaya ini dan ada nilai default. Namun, biaya ini akan terus meningkat seiring dengan kemajuan produksi. Contohnya termasuk tagihan air mobil perusahaan, tagihan listrik, dan tagihan bensin.

4. Harga Penjualan

Biaya campuran adalah kombinasi dari biaya variabel dan biaya tetap. Bahkan jika Anda tidak dalam produksi, Anda tetap harus membayar biaya ini dan ada nilai default. Namun, biaya ini akan terus meningkat seiring dengan kemajuan produksi. Contohnya termasuk tagihan air mobil perusahaan, tagihan listrik, dan tagihan bensin.

5. Laba atau Keuntungan

Komponen terakhir dari perhitungan BEP adalah profit margin atau keuntungan. Nilai ini harus ditambahkan ke harga jual setelah BEP dihitung. Tidak ada aturan khusus untuk konvensi nilai di bagian ini. Perusahaan menentukan nilai sesuai dengan harga jual yang diinginkan, terlepas dari nilai nominalnya.
 

Faktor Peningkat BEP Perusahaan


Perhitungan BEP harus dilakukan oleh suatu perusahaan untuk mencari target minimum yang harus dicapai untuk menutupi biaya produksi. Nilai BEP ini bisa naik atau turun tergantung beberapa faktor. Faktor-faktor ini adalah:

1. Meningkatnya Jumlah Penjualan

Ketika jumlah penjualan meningkat, permintaan akan barang tersebut meningkat. Oleh karena itu, perusahaan perlu memproduksi lebih banyak produk untuk memenuhi permintaan konsumen. Hal ini meningkatkan BEP untuk menutupi biaya produksi tambahan.

2. Naiknya Biaya Produksi

Naiknya biaya produksi juga bisa menyebabkan nilai BEP meroket. Ini menjadi sulit ketika biaya variabel meningkat tetapi permintaan untuk produk tetap sama. Biaya variabel yang dapat meningkat adalah harga bahan baku untuk produksi dan upah karyawan. Naiknya harga sewa gedung dan tagihan utilitas seperti tagihan listrik dan air juga dapat meningkatkan nilai BEP.

3. Perbaikan untuk Alat Produksi

Ketika peralatan produksi rusak, salah satu jalur berhenti bekerja dengan baik dan proses produksi terganggu. Pemeliharaan atau perbaikan peralatan produksi juga dapat meningkatkan nilai BEP dengan gagal mencapai target unit produksi setelah jangka waktu tertentu. Selain itu, perangkat yang menyebabkan kegagalan produk dan gangguan operasional dapat berkontribusi pada peningkatan BEP. Hal ini disebabkan biaya operasional yang meningkat, sehingga titik impasnya meroket.
 

Manfaat dari BEP


1. Pengetahuan tentang total biaya produksi berbagai barang. Dengan menghitung BEP, semua biaya produksi mulai dari biaya tetap hingga biaya variabel dihitung secara otomatis.

2. Sebagai dasar penentuan keuntungan. Setelah menghitung BEP, Anda dapat menambahkan margin keuntungan untuk meningkatkan keuntungan Anda. Margin keuntungan ini menjadi tolak ukur keuntungan untuk setiap produk yang dijual.

3. Antisipasi waktu pengembalian modal. Pada awalnya, tidak jarang kerugian terjadi karena brand awareness yang tidak memadai. Oleh karena itu, untuk memprediksi kerugian, perusahaan atau pengusaha perlu mengetahui berapa banyak produk yang dijualnya selama periode waktu tertentu.

4. Menganalisis profitabilitas perusahaan. Kalkulator BEP ini membantu Anda menganalisis apakah perusahaan Anda benar-benar menguntungkan. Perhitungan ini menjadi dasar untuk menentukan profitabilitas suatu perusahaan. 

5. Dapat menjadi pedoman bagi perusahaan untuk mengetahui nilai investasi yang mereka butuhkan, dan dapat mengimbangi biaya produksi.

6. Sebagai dokumen perusahaan untuk menentukan nilai transaksi saham dan posisi keuangan perusahaan pada saat menyusun anggaran.

7. Mendorong para pelaku bisnis untuk lebih memperhatikan bisnisnya dan berinovasi agar bisnisnya terus berkembang.
 

Cara untuk Menurunkan BEP


Agar perusahaan tetap dapat menghasilkan laba yang tinggi, maka titik impas perlu diturunkan. Ada dua cara untuk mengurangi nilai ini dengan menurunkan nilai BEP.

1. Menaikkan harga jual barang merupakan salah satu cara untuk menurunkan nilai BEP. Namun, metode ini jarang digunakan oleh bisnis karena dapat menyebabkan hilangnya pelanggan. Namun, metode ini dapat digunakan sebagai pertimbangan untuk menurunkan nilai BEP.

2. Outsource atau transfer pekerjaan dari satu perusahaan ke perusahaan lain. Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan untuk menghasilkan keuntungan dari sejumlah penjualan, modal saham, dan aset tertentu dalam periode waktu tertentu. Kemampuan ini dapat ditingkatkan ketika perusahaan melakukan outsourcing, karena membantu mengurangi biaya produksi ketika volume produksi perlu ditingkatkan.
 

Cara Menghitung BEP


Break Even Point digunakan untuk menemukan persamaan antara biaya produksi dan pendapatan dari penjualan selama periode waktu tertentu. Saat menghitung, ada beberapa cara untuk menghitung BEP.

1. Break Even Point = Biaya Tetap : (Harga jual – biaya variabel)

Harga jual dan biaya variabel yang digunakan dalam perhitungan adalah harga jual atau biaya variabel per unit produk yang dihasilkan. Perbedaan antara potongan ini adalah nilai margin kontribusi. Metode ini digunakan untuk menentukan apakah total biaya sama dengan total biaya ditambah jumlah saham yang diterbitkan.

2. Break Even Point = Biaya Tetap : Margin Kontribusi Unit

BEP tidak selalu dihitung secara total. Anda juga dapat mengalikan dengan biaya produk per unit jika Anda sudah mengetahui jumlah minimum unit yang akan Anda jual untuk menutupi biaya produksi Anda. Nilai margin kontribusi ini adalah harga jual dikurangi biaya variabel.

3. BEP dalam mata uang = Harga jual unit × BEP unit

Perhitungan margin kontribusi dilakukan untuk mengetahui seberapa besar keuntungan suatu produk terjual dengan mengukur dampak penjualan atau pendapatan terhadap keuntungan. Perhitungan ini harus mempertimbangkan besarnya biaya variabel yang dibebankan karena berkaitan dengan total biaya perusahaan dan total penjualan. Dengan menghitung margin kontribusi, perusahaan dapat memisahkan biaya tetap produksi dan keuntungan yang diperoleh perusahaan. Oleh karena itu, perusahaan dapat mengubah kisaran harga per unit produk yang dijual.

Liputan Software ERP IDMETAFORA Indonesia!

Jika anda merasa artikel ini bermanfaat, bagikan ke pengikut anda melalui tombol dibawah ini:



Software ERP Indonesia

Artikel rekomendasi untuk Anda