Dalam dunia bisnis, tujuan utamanya adalah mencari keuntungan. Agar keuntungan bisa maksimal, seorang pebisnis atau pemilik bisnis harus bisa mengembangkan strategi pemasaran yang baik. Selain itu, mereka juga harus bisa mencatat laporan keuangan dengan cermat dan rapi, tanpa meninggalkan detail agar tidak menimbulkan kerugian. Ketika berbicara tentang keuntungan, Anda sering mendengar kata "pendapatan". Istilah pendapatan sering ditemukan dalam laporan keuangan ketika mengakui pendapatan yang diperoleh dalam bisnis. Namun, masih banyak orang yang keliru percaya bahwa pendapatan sama dengan pendapatan. Meskipun keduanya mengandung aspek yang berbeda. Agar tidak terjadi kesalahpahaman, mari kita pelajari lebih dalam tentang apa itu pendapatan.
Revenue adalah hasil dari kegiatan operasi utama suatu perusahaan atau bisnis. Secara sederhana, Revenue adalah pendapatan yang dapat dihasilkan oleh bisnis yang memiliki bisnis atau kegiatan utamanya. Revenue juga dapat dianggap sebagai hasil dari semua bisnis yang tercantum dalam laporan keuangan untuk periode tertentu. Catatan selalu merupakan jumlah kotor, tidak dipotong dari biaya produksi, dan lain lain. Nilai pendapatan termasuk dalam investasi yang dilakukan investor, yang kemudian dikurangi dengan nilai penuh pengembalian atau diskon. Singkatnya, definisi lain dari pendapatan adalah laba bersih yang diperoleh dari kegiatan usaha selama periode waktu tertentu.
1. Menurut Ikatan Akuntan Indonesia Revenue adalah pendapatan yang timbul dari operasi normal suatu organisasi dan dikenal dengan berbagai nama, seperti penjualan, biaya layanan, bunga, dividen, royalti, dan sewa. 2. Menurut Kieso, Warfield dan Weygantd Revenue adalah penerimaan kas atas aset dan/atau pembayaran kewajiban dari pengiriman atau produksi barang, penyediaan jasa, dan aktivitas lain yang menghasilkan keuntungan yang merupakan aktivitas utama atau utama bisnis yang terus-menerus melemah selama periode waktu tertentu. 3. Menurut Martani Revenue didefinisikan sebagai pendapatan yang timbul dari aktivitas normal suatu entitas dan mengacu pada berbagai istilah seperti pendapatan, biaya, bunga, dividen, dan royalti. 4. Menurut Diana dan Setiawati Definisi Revenue dinyatakan sebagai aliran total manfaat ekonomik dari operasi normal entitas selama suatu periode waktu jika aliran masuk tersebut meningkatkan ekuitas tetapi tidak timbul dari aliran masuk investasi.
Revenue yang diperoleh pemilik usaha dapat berasal dari dua hal, baik pendapatan operasional maupun pendapatan non-operasional. Revenue operasional adalah pendapatan yang dihasilkan pemilik bisnis melalui aktivitas bisnis, seperti penjualan atau layanan. Revenue non-operasional adalah pendapatan yang dihasilkan tidak berdasarkan kegiatan komersial, seperti saham atau bunga deposito bank. Sumber pendapatan merupakan faktor yang perlu diperhitungkan. Kesalahan yang kurang tepat dalam menentukan sumber pendapatan dapat mempengaruhi jumlah pendapatan yang akan diperoleh dan erat kaitannya dengan masalah pengukuran pendapatan. Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (IAI), revenue dapat timbul dari sebuah transaksi dan kejadian berikut ini adalah: 1. Penjualan barang Termasuk barang yang diproduksi oleh entitas untuk dijual dan barang yang dimiliki untuk dijual kembali, seperti barang yang dibeli oleh pengecer atau tanah dari barang lain yang dimiliki untuk dijual kembali. 2. Penjualan jasa Penjualan jasa melibatkan pelaksanaan tugas entitas, yang pelaksanaannya telah disepakati secara kontrak untuk jangka waktu tertentu. Layanan ini dapat diberikan dalam satu fase atau dalam beberapa fase. 3. Penggunaan aset entitas oleh pihak lain Penggunaan pada aset ini menimbulkan pendapatan dalam bentuk sebagai berikut: - Bunga yaitu pembebanan untuk penggunaan kas atau setara kas atau jumlah yang terutang kepada entitas. - Rolyati yaitu pembebanan untuk penggunaan sebuah aset jangka panjang entitas. - Dividen yaitu distribusi laba kepada pemegang sebuah investasi ekuitas sesuai dengan proporsi mereka atas kelompok modal tertentu.
Dalam suatu bisnis, pendapatan (Revenue) berbeda atau berbanding terbalik dengan penghasilan (income). Perbedaan ini menyebabkan keduanya tidak berada pada kolom perhitungan akuntansi yang sama. Pendapatan berbeda dengan penghasilan. Perbedaan antara pendapatan dan penghasilan terlihat jelas karena istilah dalam bisnis memiliki arti yang berbeda. Pendapatan adalah hasil kotor dari penjualan suatu produk atau jasa selama suatu periode. Sedangkan pendapatan atau revenue adalah laba bersih atau netto dalam suatu periode usaha. Pendapatan adalah nilai keuntungan yang diperoleh oleh sebuah bisnis atau perusahaan. Jadi, jika pendapatan lebih berorientasi pada pendapatan yang dapat diperoleh bisnis, maka pendapatan akan lebih condong ke nilai total laba bersih yang dapat diperoleh bisnis. Pada dasarnya, seperti pendapatan, penghasilan juga dapat dipahami sebagai laba bersih, karena jumlah ini adalah hasil dari total pendapatan dikurangi semua biaya produksi, termasuk pajak, biaya, dan biaya penjualan dan biaya operasional. Pendapatan menunjukkan nilai pendapatan tambahan apa pun yang dapat diperoleh bisnis. Pendapatan nilai tambah dapat berupa bunga yang timbul dari hasil investasi, penjualan aset fisik atau tidak berwujud, dan lain-lain. Hal ini membuat proses perhitungan pendapatan menjadi lebih rumit dalam kaitannya dengan pendapatan. Terdapat dua poin penting yang dapat dijadikan unsur yang beda revenue dan income, yakni adalah sebagai berikut: 1. Sumbernya Jumlah revenue yang tidak hanya diperoleh dari penjualan, tetapi juga dapat diperoleh dari bunga atau bunga deposito dan investasi pada instrumen tertentu dapat dianggap sebagai sumber pendapatan. Sedangkan income hanya dapat diperoleh dari hasil usaha perusahaan. Dengan kata lain, semua pendapatan perusahaan, baik untuk barang atau jasa, akan diperhitungkan dalam pendapatan perusahaan secara keseluruhan. 2. Berdasarkan Cara Menghitungnya Selama perhitungan pendapatan, yang harus Anda lakukan adalah menambahkan komponen biaya atau komponen penerimaan. Sedangkan untuk menghitung laba, perusahaan menggunakan dua metode, yaitu laba bersih dan laba kotor. Dalam laba kotor, perusahaan harus mengurangi nilai penjualan dengan harga pokok penjualan atau harga pokok penjualan. Sedangkan untuk menghitung laba bersih, perusahaan perlu mengurangi laba kotor dengan biaya-biaya lain yang tidak berhubungan langsung dengan proses produksi, seperti pajak, biaya iklan, dan biaya-biaya lainnya agar barang atau jasa perusahaan dapat dinikmati oleh konsumen.
Terdapat tiga jenis cara untuk menghitung revenue, yaitu: 1. Total Pendapatan atau Total Revenue (TR) Ini adalah perhitungan Revenue dengan jumlah penerimaan menjadi sarana yang paling dasar. Total pendapatan dalam mata uang ini akan menjadi dasar untuk menghitung pendapatan dalam mata uang lain. Untuk bisa mendapatkan informasi tentang total pendapatan perusahaan, rumus yang dapat digunakan adalah: Total pendapatan = harga jual x jumlah produksi 2. Pendapatan Rata-Rata atau Average Revenue (AR) Cara kedua untuk menghitung Revenue adalah dengan mengetahui pendapatan rata-rata perusahaan. Cara menghitungnya dengan membagi total pendapatan dengan nilai jumlah produk yang bisa dijual, atau dengan menggunakan rumus. AR = Total Pendapatan : Jumlah Produk Terjual 3. Pendapatan Marginal atau Marginal Revenue (MR) Cara terakhir adalah menghitung marginal revenuel atau MR. MR adalah pendapatan tambahan karena ada tambahan untuk setiap unit barang dagangan yang terjual. Rumus untuk menghitungnya adalah: Marginal Revenue = Tambahan TR : Tambahan Jumlah Barang yang Terjual
Ada dua cara perhitungan income, yaitu dengan cara menghitung gross profit dan juga net profit, yaitu: 1. Gross Profit Gross Profit atau laba kotor dihitung dengan membagi total margin kotor dengan total nilai penjualan atau penjualan. Rumus untuk menghitungnya adalah: GP = Jumlah Laba Bruto : Total Penjualan 2. Net Profit Net Profit atau nilai laba bersih adalah nilai yang dapat dihitung dengan membagi total laba bersih dengan nilai penjualan.
Revenue sering dijadikan sebagai indikator keberhasilan dalam suatu usaha atau bisnis. Ada tiga aspek penjualan yang harus diperhatikan perusahaan agar memperoleh nilai penjualan yang memuaskan. Aspek pertama yang harus diperhatikan adalah penentuan harga jual produk atau jasa. Dalam menentukan harga perusahaan tidak boleh lalai karena akan berhubungan langsung dengan preferensi beli konsumen dan nilai keuntungan yang dapat diperoleh perusahaan. Bisnis harus mempertimbangkan daya beli konsumen dan kondisi pasar ketika menentukan harga jual produk mereka. Perusahaan juga dituntut untuk dapat menganalisis persaingan antar perusahaan untuk memperoleh informasi mengenai standar harga jual produk yang sama yang ditawarkan di pasar. Aspek kedua adalah manajemen kinerja. Manajemen laba merupakan upaya untuk mengoptimalkan harga jual yang telah ditentukan sebelumnya. Contohnya adalah diskon atau pengembalian uang ketika pembeli membeli sejumlah produk tertentu. Aspek ketiga yang perlu diperhatikan menyangkut kegiatan pemasaran. Sangat sulit bagi konsumen untuk mempelajari produk yang Anda tawarkan jika Anda tidak memasarkan produk tersebut. Hal ini menyebabkan nilai pendapatan cenderung stagnan atau menurun karena jarangnya proses penjualan.
Bisa dibilang apa yang benar-benar diinginkan perusahaan atau bisnis dari nilai pendapatan adalah peningkatan yang konstan setiap saat. Cara yang dapat dilakukan adalah dengan menerapkan ketiga aspek yang telah dijelaskan sebelumnya. Selain itu, pelaku usaha atau pemilik usaha juga harus menyeimbangkan nilai pendapatan dan pendapatan dari kegiatan usahanya. Salah satu cara sederhana dapat mengontrol arus kas bisnis. Pemilik usaha atau badan usaha juga harus mencatat semua pemasukan dan pengeluaran usaha secara rinci, cermat dan rapi. Selain itu, strategi dan kegiatan pemasaran yang terencana perlu dilaksanakan. Penting juga untuk dicatat bahwa nilai laba menjadi tidak berarti jika perusahaan tidak dapat memaksimalkan proses kerjanya. Untuk itu, sebagai pelaku usaha atau pemilik usaha, Anda harus memastikan bahwa jumlah pendapatan usaha sesuai dengan nilai keuntungan dan juga memastikan kegiatan usaha dapat berjalan dengan lancar dan efisien.
Kesimpulan yang dapat kita ambil dari penjelasan di atas kurang lebih seperti ini, bahwa revenue adalah jumlah pendapatan yang dapat dihasilkan oleh usaha dengan kegiatan atau kegiatan utama dari usaha tersebut. Yang membedakan antara pendapatan dan penghasilan adalah sumber dan perhitungannya. Dari segi sumber, pendapatan yang diperoleh dari keuntungan atau bunga deposito dan investasi pada instrumen tertentu dapat dianggap sebagai sumber pendapatan, sedangkan pendapatan hanya dapat diperoleh dari hasil usaha perusahaan. Dengan perhitungan, pendapatan dihitung dengan menambahkan komponen biaya atau komponen dalam penerimaan. Sedangkan pendapatan dapat dihitung dengan laba bersih dan laba kotor. Untuk memastikan bahwa nilai pendapatan yang diperoleh dapat dimaksimalkan, bisnis atau pemilik bisnis harus mengendalikan keuangan bisnis dengan menyimpan catatan keuangan yang cermat.
Kesempatan lowongan magang terbaru di tahun 2024
Baca Selengkapnya..