Kegiatan manajemen dalam sebuah organisasi serta perusahaan memang mempunyai suatu pengaruh yang krusial. Dengan melalui manajemen yang baik dan optimal, kinerja di dalam sebuah organisasi maupun perusahaan tentu saja akan meningkat serta mampu berjalan dengan lebih lancar. Karena itu, pihak pengelola sebuah perusahaan maupun organisasi wajib memahami bagaimana cara melakukan manajemen dengan tepat supaya perkembangannya dapat menjadi lebih pesat. Manajemen sendiri mempunyai berbagai jenis dengan manfaat serta metode yang berbeda-beda. Salah satu contohnya yaitu manajemen perubahan yang kerap sekali dianggap sebagai faktor penentu utama di dalam keberhasilan sebuah bisnis maupun kegiatan organisasi apa pun. Yang menjadi sebuah pertanyaan yaitu, apa yang dimaksud dengan manajemen perubahan? Apa saja pendekatan maupun strategi yang umumnya dilakukan pada manajemen perubahan, jenis-jenis, sampai dengan tahapan serta fase yang ada di dalamnya? Untuk anda yang ingin mengetahui lebih lanjut mengenai apa itu manajemen perubahan, mari simak penjelasan lengkapnya di bawah ini.
Manajemen perubahan ( Management of Change) adalah sebuah upaya serta pendekatan yang dilakukan secara terstruktur dan sistematis yang dimanfaatkan yang berguna untuk membantu individu, tim maupun sebuah organisasi dengan menerapkan sarana, sumber daya serta pengetahuan dalam merealisasikan perubahan dari kondisi sekarang menuju ke suatu kondisi yang lebih baik secara efisien dan efektif untuk memperkecil dampak dari proses perubahan tersebut. Manajemen perubahan merupakan bentuk usaha yang dilakukan guna untuk mengelola seluruh akibat yang dihasilkan karena adanya perubahan di dalam suatu perusahaan. Manajemen perubahan merupakan alat, proses, serta juga teknik untuk mengelola manusia pada sisi proses perubahan dalam mencapai hasil yang dibutuhkan dan demi mewujudkan perubahan secara efektif pada suatu tim, individu, serta sistem yang lebih luas. Hakikatnya, manajemen perubahan merupakan sebuah proses yang mengadopsi pendekatan manajemen, yaitu planning, organizing, actuating, serta controlling yang berguna untuk melakukan sebuah perubahan pada perusahaan. Manajemen perubahan dilakukan untuk menghasilkan sebuah solusi bisnis yang dibutuhkan supaya dapat lebih sukses dengan cara yang juga lebih terorganisir melalui sebuah metode pengelolaan dampak perubahan pada mereka yang berada di dalamnya. Para ahli mendefinisikan manajemen perubahan seperti di bawah ini: Menurut Coffman dan Lutes (2007) menjelaskan bahwa manajemen perubahan merupakan suatu pendekatan yang terstruktur serta digunakan untuk membantu tim, individu maupun organisasi untuk perubahan dari kondisi sekarang ke kondisi yang lebih baik. Menurut Winardi (2011) di dalam bukunya yang menjelaskan bahwa manajemen perubahan merupakan suatu usaha yang dilakukan oleh manajer untuk mengelola perubahan secara lebih efektif, yang di dalamnya memerlukan pengetahuan mengenai motivasi, kelompok, kepemimpinan, konflik, serta komunikasi. Menurut Wibowo (2012) berpendapat bahwa manajemen perubahan merupakan sebuah proses yang dibuat secara sistematis dalam menerapkan sarana, sumber daya serta pengetahuan yang dibutuhkan dalam mempengaruhi sebuah perubahan pada mereka yang akan terkena efek dari proses tersebut. Sedangkan Menurut Nauheimer (2007) mengatakan bahwa manajemen perubahan merupakan sebuah proses, teknik, serta alat yang digunakan untuk mengelola suatu proses perubahan pada sisi individu untuk mencapai suatu hasil yang dibutuhkan serta untuk menerapkan perubahan secara lebih efektif dengan agen perubahan, sistem, serta tim yang lebih luas.
Beberapa orang mungkin saja tidak berpikir bahwa manajemen perubahan merupakan hal penting yang perlu untuk diperhatikan. Akan tetapi sebenarnya terdapat banyak alasan untuk menerapkan change management yang lebih efektif, baik dalam upaya dengan skala besar maupun upaya kecil sekalipun. Di bawah ini merupakan tiga alasan utama mengapa manajemen perubahan sangat penting untuk dilakukan. Perubahan organisasi terjadi pada satu orang serta pada satu waktu Artinya adalah sebuah organisasi tidak akan berubah, melainkan orang yang akan berubah. Perubahan organisasi dapat terjadi akibat dampak kumulatif dari perubahan individu yang berhasil membawa perubahan organisasi yang sukses. Jika, individu tidak membuat perubahan pada keseharian mereka, maka sebuah upaya transformasi juga tidak akan memberikan suatu hasil. Mengabaikan perubahan orang bisa memberikan sebuah dampak yang besar Manajemen Perubahan yang buruk atau mengabaikan sisi perubahan manusia bisa mengakibatkan konsekuensi yang tidak diinginkan. Contoh misalnya, produktivitas menurun dalam skala yang besar, proyek serta aktivitas bisnis yang terhambat, atau bahkan karyawan yang berharga lebih memilih untuk meninggalkan perusahaan. Manajemen perubahan bisa meningkatkan kemungkinan keberhasilan Menurun studi perbandingan Prosci di dalam change management, 93% peserta dengan manajemen perusahaan yang sangat baik bisa memenuhi maupun melampaui tujuan, sementara itu hanya 15% dari mereka yang mempunyai manajemen perubahan buruk yang bisa memenuhi atau melampaui tujuan. Dengan demikian, bisa dipahami bahwasanya manajemen perubahan memainkan peranan penting dalam sebuah organisasi. Mengingat hal tersebut, ini tidak hanya berdampak pada individu akan tetapi juga pada organisasi secara keseluruhan.
Ada beberapa fase dalam melakukan manajemen perubahan, antara lain seperti di bawah ini : Fase A: Positioning Value (menentukan posisi yang strategis). Merupakan sebuah tahap sistem berpikir yang bisa menunjukkan dengan jelas tujuan maupun posisi strategis sebuah perusahaan. Fase B: Measures Goals (mengukur tujuan). Mengidentifikasi berbagai ukuran serta mekanisme yang perlu untuk mengevaluasi apakah tujuan sudah tercapai. Fase C: Assessment Strategy (strategi asesmen). Mengidentifikasi sebuah kesenjangan antara situasi saat ini dengan situasi yang menjadi harapan untuk kedepannya, dengan tujuan supaya setiap kebijakan bisa mencapai kondisi yang lebih baik. Fase D: Actions Level-level (aktivitas perubahan). Merupakan sebuah penerapan serta penjelasan strategi yang selanjutnya akan berintegrasi dengan seluruh kegiatan, proses, serta perubahan yang penting dalam mengimplementasikan tujuan yang ada dalam fase A. Fase E: Environment Scan (identifikasi lingkungan eksternal). Mengetahui lingkungan eksternal yang dapat mempengaruhi perubahan. Adapun tahapan-tahapan manajemen perubahan yang tergambarkan di dalam The Rollercoaster of Change yaitu sebagai berikut: Start smart, tahap pre-planning atau awal dari sebuah perencanaan perubahan pada saat individu mempersiapkan diri untuk perubahan. Shock, tahap ini merupakan sebuah tanda kickoff oleh seorang pemimpin perubahan. Disini umumnya terjadi reaksi keterkejutan (shock), akibat ketidaksiapan mereka dalam menghadapi sebuah perubahan. Depression atau anger, perubahan pekerjaan serta tanggung jawab karena perubahan sudah mulai tampak dengan jelas dalam bentuk depresi serta kemarahan. Hang in atau Persevere, tahap ini reorganisasi serta hubungan kerja yang baru mulai berlaku, individu di dalam organisasi akan berusaha mempertahankan kondisi yang lama, sehingga pada tahapan ini sering sekali perubahan dapat mengalami kegagalan. Hope atau Readjustment, tahap adaptasi dengan kondisi organisasi yang baru, individu sudah lebih memahami sebuah perubahan sehingga tujuan perubahan yang ingin tercapai sudah stabil. Rebuilding, pada fase ini telah terbentuk tim yang solid serta kegiatan organisasi sudah berjalan dengan baik.
Munculnya suatu perbedaan budaya di dalam organisasi akan mempengaruhi kesiapan rencana perubahan yang tepat. Di bawah ini merupakan empat pendekatan manajemen perusahaan, antara lain yaitu: Rasional-empiris Pendekatan tersebut ada berdasarkan dengan sebuah keyakinan bahwa perilaku orang bisa menunjukkan suatu prediksi serta mereka akan memberikan perhatian khusus terhadap kepentingan diri sendiri. Mereka akan berubah dengan sendirinya pada saat mereka menerima komunikasi yang lebih informatif, efektif serta saat terdapat insentif pada perubahan yang mereka nilai lebih memadai. Normatif-reedukatif Menekankan pada bagaimana cara seorang manajer perubahan bisa memberikan pengaruh maupun berperilaku dengan cara-cara tertentu, sehingga nantinya para anggota bisa membuat perubahan. Pendekatan tersebut bisa dibantu dengan penggunaan Sistem Manajemen Kompetensi dan Training selama proses pemantauan. Kekuasaan-koersif Pendekatan ini akan membuat pihak manajemen perubahan untuk melakukan caranya secara semena-mena untuk sebagian orang, serta secara naif bagi yang lain. Asumsi dasar dari pendekatan ini yaitu mereka yang pada dasarnya patuh dan siap untuk melakukan apapun yang menjadi tugas maupun arahan, dengan sedikit atau bahkan tanpa bujukan. Pendekatan tersebut memiliki sebuah risiko yang cukup besar. Lingkungan yang adaptif Dasar pemikiran yang ada dalam pendekatan ini yaitu bahwa meskipun mereka bisa beradaptasi di dalam segala kondisi, mereka tetap akan berusaha menghindari setiap bentuk kerugian.
Ada 3 jenis manajemen perubahan yang dapat dikategorikan berdasarkan dengan sifatnya pada sebuah organisasi, antara lain yaitu: Smooth Incremental Perubahan yang terjadi dengan lambat, dapat diprediksi, serta sistematis. Jenis perubahan tersebut juga mencakup keseluruhan rentetan perubahan dengan kecepatan yang lebih konstan. Bumpy Incremental Jenis perubahan ini mempunyai periode yang cukup tenang serta diselingi oleh percepatan perubahan yang dipicu perubahan pada lingkungan internal organisasi. Contoh misalnya adalah dengan adanya tuntutan untuk meningkatkan efisiensi maupun perbaikan terhadap metode kerja. Discontinuous Change Perubahan ini ditandai dengan pergeseran cepat terhadap budaya, strategi, struktur, maupun kombinasi dengan ketiganya. Perubahan tersebut bersifat cepat serta revolusioner.
-Manajemen perubahan mempunyai banyak fungsi yang bisa menguntungkan sebuah bisnis, beberapa di antaranya yaitu sebagai berikut: -Meningkatkan kemungkinan untuk memenuhi suatu tujuan proyek. -Membantu sebuah perusahaan untuk tetap sesuai dengan jadwal. -Memungkinkan sebuah perusahaan untuk tetap pada anggaran. -Meningkatkan ROI. -Membantu mengadopsi perubahan dengan lebih cepat, lengkap, serta juga terampil. -Membantu karyawan untuk tetap bisa terlibat di dalam sebuah perusahaan meskipun berada dalam perubahan yang mengganggu. -Memberikan sebuah pemahaman mengapa sebuah perubahan perlu dilakukan.
Berdasarkan penjelasan di atas mengenai manajemen perubahan, bisa kita pahami bahwa manajemen perubahan sangat penting sebagai sebuah upaya untuk mengatasi sebuah perubahan di dalam organisasi maupun perusahaan. Nantinya, sebuah perusahaan akan mampu menciptakan sebuah kondisi terbaik dengan cara yang lebih efisien serta efektif untuk meminimalkan dampak dari proses perubahan tersebut.
Kesempatan lowongan magang terbaru di tahun 2024
Baca Selengkapnya..