+62 896 6423 0232 | info@idmetafora.com
Software ERP Indonesia IDMETAFORA


Mengenal Mark Up, Strategi Para Pebisnis!

4 October, 2022   |   Hilal

Mengenal Mark Up, Strategi Para Pebisnis!

Di dunia bisnis jual beli atau yang disebut juga perdagangan, mark up adalah hal yang biasa dilakukan dalam penetapan harga untuk meningkatkan sebuah pendapatan. Jika kamu saat ini sedang menjalankan sebuah bisnis di bidang yang sama, mark up adalah salah satu istilah yang rasanya perlu kamu ketahui dan juga kamu pahami. 

Mark up merupakan hal yang paling penting bagi kamu untuk pelajari sebelum melakukan sebuah usaha. Menghasilkan keuntungan dalam bisnis bisa diwujudkan dengan menerapkan mark up pada harga. 

Bila boleh dibilang, pengertian sederhana mark up adalah penambahan nilai atau harga dari suatu produk untuk menghasilkan harga jual yang lebih.
 

Apa Itu Mark Up


Definisi dari mark up adalah kenaikan harga atau total rupiah yang sudah dijumlahkan dengan biaya dari sebuah produk untuk menghasilkan produk jual lebih. 

Mark up juga bisa diartikan sebagai suatu peningkatan harga atau jumlah rupiah yang telah ditambahkan pada biaya dari sebuah produk untuk memproduksi harga jual lebih. 

Penetapan mark up bisa mempengaruhi peningkatan pada nilai margin. Margin merupakan tingkat keuntungan awal yang diperoleh dari barang atau jasa yang akan ditawarkan dalam bentuk satuan persen.

Mark up tergolong salah satu metode penentuan harga yang biasanya dianggap paling simpel dan paling banyak diterapkan oleh pebisnis. Metode ini umumnya ditetapkan dengan tujuan untuk menutup biaya secara tidak langsung serta laba-rugi usaha.

Bisa didefinisikan juga bahwa mark up merupakan strategi yang bisa kamu manfaatkan untuk mengembangkan persaingan harga dengan kompetitor sejenis. Dengan menerapkan strategi dan juga cara mark up yang sesuai, bisnis yang kamu jalankan akan berpeluang menjadi pilihan calon pembeli.

Acuan yang digunakan pada mark up adalah perbedaan antara harga jual barang atau jasa dengan biaya. Mark up juga mengacu pada angka yang telah dijumlahkan penjual pada nilai pokok produk.

Nilai dari mark up adalah perbandingan lurus dengan pendapatan yang dihasilkan perusahaan. Cara menghitung mark up dapat dilakukan dengan perhitungan harga per unit kemudian dikurangi harga produksi.
 

Metode Dan Cara Mark Up Dalam Bisnis


Mark up merupakan metode perhitungan yang penting dalam dunia bisnis. Kesalahan perhitungan pada cara mark up nantinya bisa berdampak buruk bagi keadaan finansial pemilik bisnis maupun bisnis tersebut. Beberapa metode yang perlu kamu terapkan dalam mark up diantaranya:

1. Memantau Kompetitor
Metode pertama yang bisa kamu lakukan adalah dengan cara memantau harga yang dipasang oleh kompetitor sejenis. Lakukan penetapan harga dengan cara mengacu pada harga yang ditawarkan oleh kompetitor sebelum penentuan harga barang yang akan dijual. 

Namun, metode ini nyatanya memiliki kelemahan, yaitu hanya bisa dilakukan pada barang stkamur dan juga sejenis.

2. Menentukan Target Penjualan
Hal yang tidak kalah penting dalam penetapan mark up adalah bagaimana menentukan target penjualan. Target penjualan nantinya digunakan sebagai acuan dalam menentukan total produk yang wajib terjual dalam rentang waktu tertentu. Hal ini penting untuk mengetahui berapa lama produk disimpan di gudang sebelum didistribusikan.

3. Menghitung Biaya Operasional
Menghitung dan  menentukan biaya operasional sebaiknya dilakukan terlebih dahulu sebelum melakukan mark up pada harga produk. 

Produk - produk yang harus diperhitungkan biaya operasional per produksinya dapat meliputi biaya transportasi, pengemasan hingga biaya komunikasi.

Setelah menentukan biaya operasional, kamu juga bisa langsung menjumlahkan biaya pembelian barang dengan biaya operasional sehingga bisa menentukan jumlah mark up yang akan digunakan nantinya.

4. Menentukan Target Pengembangan
Saat memulai sebuah bisnis, pemiliknya pasti ingin bisnis tersebut mengalami perkembangan dalam waktu tertentu. Target pengembangan inilah yang harus dipertimbangkan agar profit yang didapat dapat berpengaruh pada pengembangan usaha. Itulah mengapa penentuan target pengembangan penting untuk dilakukan sebelum menjalankan bisnis.
 

Penetapan Harga Yang Dapat Dihitung Dengan Rumus Mark Up.


Rumus Mark Up

Seperti yang tadi penulis sudah sempat disebutkan, mark up adalah selisih antara harga pokok dengan harga jual yang ditentukan menggunakan rumus sederhana. Mark up dapat dilakukan dengan cara meninjau persamaan, menentukan mark up, membagi mark up dengan biaya, dan yang terakhir adalah mengubah ke bentuk persentase.

Rumus mark up “Harga Jual = Biaya Beli Produk + Mark Up”

Nilai dari mark up juga bisa disajikan dalam bentuk persentase dengan rumus perhitungan “Persentase Mark Up =  x 100”
 

Contoh Mark Up


Dari cara menghitung dan dengan rumus mark up tadi, contoh mark up berikut ini mungkin akan membantu kamu untuk lebih memahami perhitungannya. 

Dadang merupakan pemilik perusahaan Bahagia Sejahtera yang menjual produk konveksi. Hari ini, Dadang memiliki pesanan untuk membuat seragam seharga Rp5.000.000 serta jaket seharga Rp7.000.000. Biaya yang dikeluarkan untuk melakukan produksi adalah sebesar Rp12.000.000. 
Jika Alan menginginkan keuntungan sebesar 25%, artinya Dadang harus melakukan beberapa langkah berikut.

- Menghitung total biaya pesanan yakni seragam, jaket, dan produksi.

Biaya pesanan total adalah Rp5.000.000 + Rp7.000.000 + Rp12.000.000 = Rp24.000.000

- Menentukan harga jual dengan persentase 25%

25% = ((Harga jual - Rp 24.000.000) / Rp 24.000.000)) x 100 = Rp28.000.000

Sehingga, untuk mencapai mark up yang diinginkan, Dadang harus memberikan harga jual ke pelanggan sebesar Rp28.000.000. 
 

Jenis-Jenis Penetapan Harga Lainnya


Hal yang umum terjadi pada pihak produsen adalah menentukan mark up berdasarkan keuntungan yang ingin diperoleh. Padahal untuk menaikkan atau menurunkan harga sebenarnya bukan suatu metode yang sering digunakan dalam penentuan sebuah harga.

Ada beberapa cara mark up harga lainnya atau cara penetapan harga dengan beberapa pendekatan seperti penetapan harga berdasarkan pada biaya diantaranya?

1. Penetapan Harga Berdasarkan Biaya
Metode penetapan harga yang pertama adalah dengan berdasarkan perhitungan biayanya. Ada tiga jenis penetapan harga berdasarkan biaya, yaitu berdasarkan pada biaya plus, mark up, serta break even point (BEP). 

Penetapan harga berdasarkan biaya plus umumnya menentukan penghitungan jumlah seluruh biaya per unitnya dengan tambahan jumlah tertentu untuk menutupi laba yang diinginkan pada unit (margin) tersebut. 

Rumus sederhana untuk biaya plus adalah “Biaya Total + Margin = Harga Jual”

Penetapan harga break even point (BEP) merupakan sebuah metode penetapan harga dengan mengacu pada nilai keseimbangan break even point (BEP) antara jumlah total dari biaya keseluruhan dengan jumlah total dari penerimaan keseluruhan. 

Rumus sederhananya adalah seperti berikut ini “Total Biaya - Total Penerimaan”

2. Penetapan Harga Berdasarkan pada Harga Pesaing atau Kompetitor

Metode penetapan harga yang kedua adalah penetapan harga dengan metode pelaksanaan yang mengacu pada harga kompetitor sebagai referensi. Dalam penerapannya, metode ini biasa digunakan untuk produk stkamur pada kondisi pasar oligopoli.

3. Penetapan Harga Berdasarkan pada Permintaan

Proses penetapan harga ini berdasarkan pada persepsi konsumen terhadap nilai maupun value yang diterima (price value), perceived quality, dan juga sensitivitas harga.
 

Perbedaan Mark Up dan Margin Laba Kotor


Masih banyak masyarakat yang  masih sulit membedakan antara kedua istilah ini meski sebenarnya keduanya adalah hal yang berbeda. 

Margin didapat dari hasil penjualan dikurangi dengan harga pokok penjualan. Sedangkan mark up merupakan jumlah yang didapat dari menaikkan harga pokok untuk mendapatkan harga jual suatu barang menjadi lebih.

Meskipun memiliki kesamaan menghitung tingkat keuntungan, mark up berbeda dengan margin laba kotor. Mark up adalah selisih antara harga jual produk serta biaya sebagai persentase dari biaya. Sedangkan, marjin laba kotor adalah selisih antara harga jual suatu produk serta biaya sebagai persentase dari harga jual. 

Untuk lebih mudahnya, untuk mencapai jumlah margin tertentu, maka perusahaan harus mengakali biaya produksi dengan persentase yang lebih besar dari jumlah margin. Dasar perhitungan mark up adalah biaya, jadi persentase markup harus lebih tinggi dibandingkan dengan persentase margin.

Menghitung margin merupakan hal penting saat laporan penjualan. Namun untuk perhitungan markup cenderung lebih menghasilkan perubahan harga dari waktu ke waktu. Hal ini disebabkan oleh faktor penghitungan dalam mark up yang dapat berubah dari waktu ke waktu. Sehingga hasil dari penghitungan akan berbeda dan harga pun jadi berbeda pula.

Berikut contoh perbedaan penghitungan margin dan mark up:

1. Untuk mencapai margin sebesar 10%, persentase markup harus berjumlah 11.1%
2. Untuk mencapai margin sebesar 20%, persentase markup harus berjumlah 25%
3. Untuk mencapai margin sebesar 30%, persentase markup harus berjumlah 42.9%
4. Untuk mencapai margin sebesar 40%, persentase markup harus berjumlah 66.7%
5. Untuk mencapai margin sebesar 50%, persentase markup harus berjumlah 100%

Saat kamu memutuskan untuk memulai suatu usaha atau bisnis, penggunaan mark up yang tepat bisa sangat menguntungkan. Mark up dapat membantu pemilik bisnis untuk memastikan perusahaan dapat menghasilkan dari setiap penjualan. Oleh karenanya sangat baik untuk memulai dengan markup, terutama dalam tahap persiapan.

Dengan begitu, pemilik bisnis akan bisa mengetahui berapa biaya yang dihabiskan dalam melakukan produksi. Dari penerapan metode mark up, pemilik bisnis bisa mengetahui jenis pendapatan apa saja yang didapatkan dari hasil penjualan. Saat inilah penghitungan margin dapat berguna untuk mengecek berapa banyak keuntungan yang diperoleh dari setiap penjualan.
 

Kelebihan Mark Up


1. Mudah Serta Cepat. 

Dengan menggunakan strategi mark up pricing, kamu tidak perlu merasakan kebingungan karena rumus dan langkah penggunaannya. Hal ini sudah sempat penulis singgung di atas karena kamu tak perlu melakukan analisis kompetitor. Sebab perhitungan harga tidak dilibatkan dalam hal ini.

2. Ada Alasan Lain Untuk Melakukan Kenaikan Harga. 

Misalnya jika harga bahan baku naik. Kamu sampai harus menambah harga jual agar tetap bisa memiliki untung. Ketika ditanyai tentang persoalan ini, kamu tentu bisa menjelaskan alasannya dengan mudah. Kamu tidak sedang mencari laba lebih besar, tetapi memang sedang dituntut oleh keadaan.
 

Kekurangan Mark Up


1. Tidak Memperhitungkan Nilai Produk

Meski harganya tetap mahal, produk dari Apple tak pernah sepi peminat. Ini bisa terjadi karena mereka menawarkan nilai lebih dari kompetitornya. Produk iPhone punya nilai lebih tersendiri. Terlebih lagi, gadget ini terkenal aman saat digenggam serta punya kamera berkualitas.

Nilai-nilai ini tentu tak bisa dijual jika menggunakan mark up pricing. Sebab, kamu hanya akan memperhitungkan laba saja. Inilah alasan di balik kurang tepatnya jika mark up pricing di industri SaaS. Sebab, dalam industri ini, barang yang dijual mempunyai nilai yang lebih besar dari biaya produksinya. Di sisi lain, pada industri retail sering kali menggunakannya.

2. Tak Ada Jaminan Balik Modal

Misalnya pada contoh penjualan nasi goreng, kamu mampu untuk membuat 100 porsi nasi goreng dalam sehari. Jumlah ini tentu tidak tetap. Ia hanyalah prediksi yang tak bisa dijamin oleh siapa pun. Bagaimana jika jumlah yang laku hanya 1-5 porsi dalam sehari? Jangankan laba, total cost saja tak bisa terpenuhi. Kalau sudah begini kamu hanya bisa merugi dan bukannya mendapat untung.Ini merupakan salah satu kekurangan dari mark up pricing. 
 

Liputan Software ERP IDMETAFORA Indonesia!

Jika anda merasa artikel ini bermanfaat, bagikan ke pengikut anda melalui tombol dibawah ini:



Software ERP Indonesia

Artikel rekomendasi untuk Anda