Pernahkah Anda mendengar tentang Siakad? Atau mungkin Anda bertanya-tanya apa itu siakas? Siakad adalah singkatan dari Sistem Informasi Akademik. Ketika universitas atau peneliti menggunakan sistem ini untuk merancang dan mengelola informasi akademik menggunakan teknologi komputer yang ada. Teknologi informasi sendiri memiliki dua bentuk yaitu perangkat keras dan perangkat lunak. Kedua proses ini sering digunakan untuk mendukung pencapaian manajemen pengetahuan dan kepemimpinan administrasi universitas. Ini sering membantu manajemen puncak universitas Siakad untuk membuat keputusan. Dalam konteks ini kita tidak hanya membahas, apa milik mereka? Tetapi juga melihat beberapa fakta lain yang sering diabaikan. Apakah Anda tertarik pada apa dan apa? Simak ulasan berikut ini.
Siakad juga menjalankan fungsi utama. Selain sebagai pusat informasi, Siakad juga dapat digunakan untuk beberapa hal penting seperti sistem integrasi data, media komunitas pengguna, pencatatan aktivitas kampus, mempermudah proses pengelolaan data akademik dan nonakademik. Tentu saja, semua fitur di atas menawarkan banyak keuntungan. Berguna tidak hanya untuk universitas dan guru, tetapi juga untuk siswa. Salah satu kelebihan mahasiswa adalah mahasiswa lebih praktis untuk melengkapi KRS, juga mudah setiap kali mahasiswa mendaftar atau membayar. Adapun manfaat lainnya seperti mudahnya mencari informasi IP selama semester, mudah melihat tabel waktu, mudah mengetahui nilai hasil ujian dan masih banyak lagi sebenarnya.
Sebagai sebuah sistem, sistem informasi ini sebenarnya memiliki peran dan tanggung jawab yang besar dalam bidang pendidikan. Salah satunya mendukung terselenggaranya pendidikan sedemikian rupa sehingga pelayanan lokal dan informasi yang memadai, efisien dan lebih baik. Siapa yang tidak ingin meningkatkan layanan dan sistem informasi? Tentunya setiap organisasi ingin memberikan pelayanan yang terbaik. Tidak terbatas baik di lingkungan universitas maupun di luar kampus. Untuk mencapai ini, perlu untuk mematuhi aturan. Perangkat ini sebenarnya dapat berperan penting sebagai pengontrol untuk mendapatkan strategi penargetan yang tepat.
Siapa yang Tidak Punya Masalah? Setiap organisasi institusional, termasuk institusi pendidikan, pasti memiliki masalah. Hal-hal yang tidak sewenang-wenang meskipun, mereka semua sama. Jadi Siakad tidak hanya membahas pengertian tetapi juga masalah yang muncul dan menuntut kita mencari solusi yang tepat untuk semua masalah yang muncul. Salah satu masalah yang sering diamati adalah keterbatasan komputasi perguruan tinggi, yang sangat mempengaruhi komputasi ketika ada gelombang mahasiswa. Banyak yang merasa bahwa proses seleksinya juga sulit dan harus diberitahukan kepada calon mahasiswa. Setidaknya masalah siakad ini memang membutuhkan keahlian, namun tetap sesuai prosedur saat ini. Padahal, peran Sikad, atau sistem kerja, adalah pemrosesan data antara pengguna dan sistem akademik. Jadi seperti apa mereka sebagai penerima transaksi atau input mahasiswa. Tentunya semua kegiatan yang masuk dan keluar harus dicatat untuk keperluan manajemen universitas agar tetap berjalan lancar. Salah satu masalah yang mengganggu karyawan dalam komputasi, misalnya ketika mahasiswa datang untuk kursus dan kelas atau ada masalah dengan jadwal dosen, masalah seperti itu tentu saja harus ditangani dengan cepat. Oleh karena itu, seorang administrator atau pengguna adalah orang yang memiliki keterampilan manajemen TI yang baik. Belum lagi kerumitan dalam mengajar siswa, mengelola transkrip, menghadiri fakultas dan banyak lagi.
Pada dasarnya sistem informasi akademik bukanlah sistem yang dibuat hanya untuk kebutuhan akademik, terbatas pada layanan pendidikan komputer. Ternyata secara tidak langsung dapat memaksimalkan kualitas pelayanan, meningkatkan kerja, meningkatkan kualitas produk dan daya saing.
Seperti sebelumnya, selain menjelaskan maksud dan tujuan Siakad, beberapa keunggulan Siakad sendiri bagi perguruan tinggi dipaparkan dalam konteks ini. 1. Mempermudah Pemasukan Data Akademik dan Nonakademik Keuntungan yang paling terlihat tentu saja Siakad hadir untuk mempermudah proses pengelolaan data akademik dan nonakademik. Tentu saja, menghemat energi dalam waktu. Bentuk pengolahan data disini bisa berupa pengelolaan data kelas siswa, pengelolaan mata pelajaran atau pengelolaan guru, data tenaga pengajar/staf keguruan dan masih banyak lagi 2. Integrasi Data Namanya juga sistem, tentunya kerja dari staf pengajar juga. tujuan dari sistem adalah untuk menyimpan dan mengolah data yang dipesan oleh pengguna. Tak heran, Siakad juga merupakan integrasi data, di mana nantinya juga akan ada aplikasi dan sistem yang bisa digunakan untuk menghindari duplikasi data. 3. Sebagai Data Center Sebagai tempat penyimpanan informasi tentang berbagai hal (dunia universitas), maka tidak heran jika Siakad termasuk sebagai data center. Tugas dan tanggung jawab pusat informasi adalah memberikan kesempatan kepada staf pengajar, siswa atau karyawan di sana untuk menggunakan informasi. 4. Rekam Jejak Selain memahami apa itu siakas, ternyata siakas memiliki kelebihan lain yaitu sebagai alat perekam setiap kegiatan kampus. Khusus di perguruan tinggi negeri besar, Siakas digunakan sebagai alat perekam untuk semua kegiatan kampus. Dari kegiatan kampus mahasiswa hingga pendaftaran guru dan siswa. Oleh karena itu, Siakad juga dapat digunakan untuk melaporkan kemajuan siswa dalam belajar mengajar. 5. Manajemen Ketepatan di Perguruan Tinggi Tentu saja, zaman terus berkembang bukan. Tidak heran, dan tidak salah, jika yang terpenting adalah mengupdate hal-hal baru. Nah, kehadiran Siakad memberikan akses agar perguruan tinggi bisa update informasi. Jadi ya, bukan sekolah yang terlalu tua. Adapun manfaat lainnya, ternyata Siakad ini juga bisa dimanfaatkan untuk meningkatkan citra kampus.
Kontrak mana yang dapat digunakan untuk pelaporan PDPT atau pelaporan data ke DIKTI berstandar nasional. Selain itu, terungkap bahwa Siakad juga memfasilitasi presentasi komitmen civitas akademika. Keunggulan Sistem Informasi Akademik (SIAKAD) Technophoria 1. Multi Kurikulum 2. KRS Online 3. Mendukung Kurikulum berbasis Kompetensi 4. Memudahkan pelaporan ke PD DIKTI 5. Support Migrasi Data 6. Garansi dan Technical Support selama 12 bulan 7. SIM PMB dengan pembayaran yang terintegrasi dengan Bank Mitra 8. Dapat diintegrasikan dengan sistem lain
Dalam beberapa tahun terakhir, hampir semua proses telah terkomputerisasi, termasuk proses belajar mengajar di kampus. Kampus mulai bertransisi dari pendaftaran, pengajaran, aplikasi KRS dan pengelolaan akademik lainnya yang sebelumnya dilakukan secara manual menjadi sistem yang terintegrasi. Beberapa kampus menggunakan layanan pihak ketiga untuk membangun sistem akademik, sementara yang lain lebih tertarik membangun SIAKAD secara mandiri. Bangun sistem Anda sendiri atau gunakan pihak ketiga, mana yang lebih baik? Keduanya pasti memiliki pro dan kontra. Nah, jika teman-teman eCampus termasuk yang memutuskan untuk membangun SIAKAD sendiri, tim eCampus punya beberapa tips persiapan yang mungkin bisa kamu pertimbangkan.
Apakah kampus sudah memiliki masterplan dan rencana strategis? Jika jawabannya "ya", kampus selangkah lebih dekat untuk membangun sistemnya sendiri. Rencana-rencana tersebut diperlukan sebagai dasar untuk membuat suatu sistem. Rencana induk RITIK atau IT harus dimasukkan dalam rencana induk dan harus terus dipantau agar konsisten dengan rencana strategis. eCampus-Post-Blog-Campus-Blueprint Sebagaimana dijelaskan dalam salah satu post eCampus (Campus Blueprint, 3 Tips Menjadi Pemborosan), masterplan IT digunakan untuk menjelaskan “desain arsitektur masing-masing domain dalam implementasi ICT. Mereka merujuk terhadap sistem informasi, data, infrastruktur, sumber daya manusia, manajemen dan pelayanan penting yang menjadi tugas pokok dan tugas perguruan tinggi. Dalam merencanakan pembangunan SIAKAD yang baik, sistem pasti dilihat dari perspektif helikopter, yaitu luas dan perspektif sistematik. Dengan demikian, semua proses yang dibuat oleh program saling berhubungan. Misalnya, jika sebuah kampus ingin membangun aplikasi akademik online dan aplikasi pembayaran online terintegrasi, kampus juga harus bekerja sama dengan bank tertentu untuk pembayaran otomatis. Jika pembayaran masih dilakukan secara manual, kampus membuang waktu dan uang. Masalah desain lainnya termasuk mempertimbangkan aplikasi mana yang harus dibangun terlebih dahulu karena aplikasi lain menggunakan output aplikasi tersebut. Tentu saja, perencanaan seperti itu tidak mudah. Selain masalah yang disebutkan di atas, kampus harus memutuskan teknologi mana yang sesuai dengan kebutuhan aplikasi kampus, tetap terinformasi dan mempertimbangkan aspek keamanan. Jika teman-teman eCampuz mengalami kesulitan dalam proses perencanaan, tim eCampuz yang sudah berpengalaman lebih dari 15 tahun menjadi konsultan terbuka menawarkan bantuan untuk membuat master plan.
Selain perencanaan yang matang sesuai dengan kebutuhan kampus dan perkembangan teknologi, hal lain yang perlu persiapan dan pemikiran adalah proses implementasi. Dalam membangun sistem akademik yang baik, kampus harus memantau proses pengembangan sistem tersebut, misalnya dengan menyediakan tenaga ahli yang mumpuni. Tidak hanya tim IT yang bertanggung jawab untuk membangun sistem, tetapi juga staf akademik/non-akademik yang menggunakan aplikasi akan dibantu dalam implementasi SDM ini. Aplikasi yang canggih dan mutakhir tidak ada gunanya jika tidak digunakan. Berdasarkan pengalaman tim eCampus, tahap implementasi sama sulitnya dengan tahap perencanaan. Aplikasi hanyalah alat, tetapi ada manusia (SDM) di baliknya. SDM dapat berpedoman pada aturan atau SOP yang telah disiapkan oleh pihak kampus. Dengan rajin memantau proses implementasi, kampus dapat mengimplementasikan master plan dengan proses trial and error yang minimal.
Orang mengatakan bahwa mendapatkan sesuatu lebih mudah daripada mempertahankannya. Jika fase pertama dan kedua berhasil, kampus harus direlokasi untuk menjaga sistem tetap dibangun dan beroperasi. Sistem yang dibangun tanpanya tidak mungkin ditinggalkan setelah beberapa saat. Sistem yang dibangun disimpan dengan cara yang terus-menerus dapat digunakan dan mutakhir. Sistem yang terlambat atau tidak diperbarui tidak dapat digunakan lagi. Kampus harus terus memantau kebutuhan yang berkembang baik dari perspektif teknologi maupun operasional. Misalnya, mungkin ada perubahan kebijakan kampus mengenai biaya kuliah. Biaya kuliah diubah sehingga dapat dibayarkan baik dengan sistem kredit, e-wallet maupun bekerja sama dengan fintech. Saat itu, tentunya aplikasi yang sudah ada harus diubah, karena sebelumnya hanya pembayaran tunai yang diterima di kampus dan pembayaran hanya bisa dilakukan melalui bank tradisional. Teknologi yang terus bergerak memaksa kita untuk terus meningkatkan keterampilan kita. Tim IT internal kampus yang membangun sistem juga harus mengikuti perkembangan teknologi. Anda juga dapat mengandalkan tim IT eCampus Anda tim eCampus untuk berpartisipasi dalam pelatihan staf yang kami sediakan. Setelah membaca tips dari tim eCampuzi, semoga Anda dapat lebih mempersiapkan diri dengan lebih jelas tentang hal-hal yang berkaitan dengan pembangunan SIAKAD secara mandiri. Keuntungan dari sistem yang dibangun sendiri adalah kampus dapat lebih fleksibel mengatur jadwal kerja dan sepenuhnya mengontrol pengembangan sistem. Meskipun kerugiannya adalah biaya, yang bisa lebih tinggi dalam hal energi dan mungkin keuangan. Untuk Anda yang ingin membuat Sistem Informasi Akademik secara praktis tidak usah bingung jika Anda ingin membuat ERP untuk bisnis atau perusahaan anda, kami adalah Spesialis Solusi Teknologi Informasi yang membantu Anda menemukan solusi yang tepat untuk kebutuhan Anda. IDMETAFORA dapat memberi Anda saran yang terbaik dan membantu anda memberikan produk perangkat lunak yang paling sesuai dengan kebutuhan Anda salah satunya adalah ERP. Informasi terkait pembuatan jasa ERP di IDMETAFORA bisa kalian akses di website resmi kami idmetafora.com !
Kesempatan lowongan magang terbaru di tahun 2024
Baca Selengkapnya..