Anda pasti ingin mengetahui project aplikasi atau website yang dikerjakan dapat berjalan dengan baik. Jika, aplikasi semakin besar bagaimana membuatnya tetap ringkas dan cepat? kubernetes adalah solusinya. Yuk simak langsung artikel tentang kubernetes!
Kubernetes adalah platform open source yang mengelola kumpulan kontainer dalam cluster server. Platform ini awalnya dikembangkan oleh Google dan sekarang dikelola oleh Cloud Native Computing Foundation (CNCF) sebagai platform manajemen kontainer yang cukup populer. Kontainer sendiri merupakan environment dengan sumber daya, CPU, dan sistem file untuk satu aplikasi. Jadi, aplikasi akan memiliki sumber daya sendiri. Keuntungannya adalah aplikasi anda tidak mudah mengalami downtime. Kubernetes sendiri memiliki kemampuan untuk melakukan penjadwalan aplikasi, load balancing server dan peningkatan kapasitas kontainer secara otomatis. Tak heran jika, Kubernetes kini banyak digunakan untuk membuat microservices, atau aplikasi kecil yang merupakan pengembangan dan aplikasi besar yang saling terhubung satu sama lain. Menggunakan Kubernetes mempercepat proses pengembangan aplikasi karena proses scale up aplikasi tidak dibuat sekaligus seperti pada pendekatan monolith. Perusahaan yang menggunakan microservices dalam produk mereka di antaranya adalah Netflix, Amazon dan Apple. Hal ini yang membuat Kubernetes menjadi lebih populer karena kebutuhan penggunaan pada aplikasi modern.
Berikut adalah komponen dalam kubernetes: Cluster Cluster adalah Sekelompok server fisik atau VPS untuk menjalankan Kubernetes. Ada dua jenis server yang dibutuhkan: master node dan worker node. - Master Node Master node merupakan server utama yang mengatur semua operasi cluster menggunakan tiga komponen, yaitu kube-apiserver, kube-controller-manager, kube-scheduler dan etcd. Berikut merupakan penjelasan dari 3 penjelasan fungsinya: 1. kube apiserver: memvalidasi dan konfigurasi data untuk objek API yaitu pod, services,volume, dll. 2. kube controller manager: melakukan monitor cluster untuk mencocokan konfigurasi data objek di dalam node. 3. kube scheduler: menambah objek baru ke node. yaitu menginstall pod ke node tertentu. 4. Etcd: ruang penyimpanan key value konfigurasi data cluster - Worker Node Worker node adalah server non master yang berfungsi untuk menjalankan dua komponen: kubelet dan kube-proxy. Berikut penjelasan fungsi komponennya: 1. Kubelet: komponen ini untuk memastikan kontainer beroperasi di dalam objek Pod. 2. Kube proxy: untuk memelihara network rules dan meneruskan koneksi ke suatu host. 3. Docker image: file dari aplikasi Docker yang berfungsi untuk membuat kontainer. Object Pada sebuah cluster memiliki berbagai object, yaitu entitas yang merepresentasikan kondisi dari suatu cluster. Ada berbagai object yang ada pada sebuah cluster Kubernetes, yaitu: 1. Pod Pod adalah objek terkecil di dalam cluster kubernetes yang terletak di dalam node. Terdapat fungsi untuk menjalankan docker images yang membentuk sebuah kontainer. 2. Service Service adalah objek yang bisa digunakan untuk mengarahkan request atau traffic ke beberapa Pod menggunakan IP address. Terdapat tujuan agar Pod bisa diakses dari luar. 3. Volume Volume adalah objek yang berfungsi untuk menyimpan data suatu kontainer. Letaknya di luar kontainer contohnya: awsElasticBlockStore, azureDisk, azureFile, cephfs, cinder, configMap. 4. Namespace Namespace adalah objek untuk memisahkan resource atau environment cluster. Dengan namespace, anda bisa memisahkan tiap cluster project agar tidak saling terganggu satu sama lain.
Setelah anda mengetahui mengenai komponen Kubernetes beserta fungsinya. Akan menjelaskan cara kerja Kubernetes yang sering disebut sebagai platform untuk container orchestration Sekarang, bayangkan jika anda sedang menonton sebuah orkestra dengan banyak musisi dengan alat musik berbeda. masing-masing musisi tersebut bisa diibaratkan sebagai kontainer docker yang bekerja di dalam cluster Kubernetes. Layaknya seorang dirigen musik, Kubernetes juga mengatur berdasarkan aspek dari aplikasi Anda. Mulai dari mengelola workloads berdasarkan dari semua kontainer seperti kapan gitar dimainkan atau drum mulai dipukul, sampai menambah skalabilitas kontainer seperti menentukan berapa pemain terompet yang membunyikan nada. Nah, node yang dikelola oleh worker node ini berisi banyak kontainer atau musisi. Anda bisa membayangkan node seperti sekelompok musisi perkusi di satu sisi dan kelompok musisi terompet di bagian lain. Dalam kontainer itulah terdapat aplikasi-aplikasi yang anda jalankan ibarat alat musik yang dimainkan oleh para musisi di kelompok orkestra tersebut. Untuk anda yang sedang membutuhkan layanan pembuatan jasa ERP dengan kualitas yang terpercaya dan terbaik, jangan ragu untuk percayakan dengan PT IDMETAFORA ! Disini anda dapat memesan jasa pembuatan aplikasi website dari yang sederhana sampai kompleks. Software House ini sudah terjamin kualitas serta kuantitasnya, sudah banyak customer dari berbagai perusahaan yang memanfaatkan jasa dari IDMETAFORA, untuk itu jika anda menginginkan jasanya anda dapat mengakses pada halaman web IDMETAFORA.COM
Kubernetes ini memiliki fitur keunggulan yang memudahkan anda mengembangkan aplikasi berikut penjelasannya. 1. Service Discovery dan Load Balancing Pada fitur service discovery memudahkan untuk melacak kontainer dengan otomatis. Dalam hal ini tentu sangat penting di dalam mengembangkan aplikasi microservices. Kubernetes dapat mengidentifikasi berdasar DNS atau IP address server tersebut. Tak hanya itu, berkat Load Balancing pengelolaan trafik akan menjadi lebih mudah. Saat terjadi trafik yang relatif besar, Kubernetes bisa membagi beban secara merata sehingga dapat membuat aplikasi menjadi lebih stabil. 2. Storage Orchestration Kubernetes memungkinkan anda untuk melakukan mount dalam media penyimpanan (storage) pilihan Anda misalnya, storage lokal atau yang berbasis cloud seperti AWS dan lainnya. 3. Automated Rollouts and Rollbacks Fitur automated rollouts dan rollback sangat penting untuk membantu terkait deployment. Di kubernetes, deployment nanti dapat menggunakan file YAML yang didalamnya nanti akan berisi ReplicaSet. Jika terjadi suatu kendala pada deployment dan anda masih mempunyai ReplicaSet berdasarkan versi sebelumnya. anda bisa dapat menggunakannya untuk melakukan rollback. Hal tadi juga bisa digunakan ketika anda akan melakukan deployment lainnya. 4. Automatic Bin Packing Fitur Automatic Bin Packing memungkinkan anda untuk secara khusus mengatur kapasitas dan sumber daya CPU untuk setiap kontainer.. Jadi, setelah batas kapasitas ditentukan, aplikasi dapat terhindar dari berebut sumber daya. Selain itu, sumber daya menjadi lebih hemat. 5. Self Healing Pada fitur self healing sangat penting bagi pengguna yang ingin terus menjalankan aplikasi selama 24 jam. Kubernetes memiliki kemampuan untuk memeriksa kontainer yang ada apakah dalam keadaan running (berjalan) atau mengalami error. Jika terjadi masalah dengan kontainer, Kubernetes akan menghentikan proses yang berjalan dan memberikan opsi untuk merestart atau mengganti secara otomatis kontainer yang rusak tersebut. Menariknya, trafik tidak akan diarahkan ke kontainer yang rusak sampai siap untuk menerima request kembali. 6. Secret dan Configuration Management Kubernetes memungkinkan anda untuk menyimpan data sensitif seperti password, auth token dan SSH keys dalam Kubernetes Secret. Dalam hal ini tentu jauh lebih aman daripada menyimpannya di dalam container image. Secret bisa dibentuk oleh sistem atau oleh user anda sendiri. Nah, karena secret sendiri secara default disimpan tanpa terenkripsi, anda mampu melakukan konfigurasi lebih lanjut sesuai dengan kebutuhan,antara lain opaque (secret umum/default), docker registry (untuk otentikasi docker registry), dan TLS (untuk penggunaan dengan public/private keys). Bagaimana fitur itu dijalankan? Fitur itu dijalankan oleh beberapa komponen yang ada di dalam Kubernetes.
Kubernetes sering dibandingkan dengan Docker karena keduanya sama-sama mengelola kontainer. Padahal, kedua platform tersebut berbeda dan tidak saling menggantikan. Docker dalam perannya sebagai container manager adalah platform yang membantu membuat container untuk aplikasi anda. Kubernetes disisi lain adalah platform untuk seluruh ekosistem kerja yang mencakup serangkaian manajer container. Secara singkatnya, docker dapat menjadi bagian dari Kubernetes tetapi tidak sebaliknya. Namun, keduanya dapat digunakan bersamaan dalam sebuah ekosistem kerja. Docker sendiri memiliki platform ekosistem yang bernama Docker Swarm. Jadi, perbandingan yang benar sebenarnya antara Kubernetes dan Docker Swarm. Oh ya, Docker tetap menjadi populer di antara software container lainnya karena Docker Engine dapat berjalan di ekosistem yang berbeda. Ini yang membuat Docker sangat cocok digunakan untuk membangun aplikasi yang scalable. Sayangnya, mengekembangan aplikasi yang terlalu rumit akan menjadi sulit dikelola. Oleh karena itulah kenapa Kubernetes diperlukan. Penting untuk dicatat bahwa untuk membangun aplikasi yang dapat scalable, anda tentu harus menggunakan server yang bisa diatur sesuai dengan kebutuhan resource anda. Untuk ini. yang terbaik adalah menggunakan layanan VPS.
Jadi kesimpulan pada penjelasan di atas kubernetes adalah sebuah platform yang dibuat oleh google dengan tujuan mempermudah pengembangan sebuah web, pada aplikasi desktop, android aplikasi, dan aplikasi iso pada perusahaan. Jika anda sendiri sedang mengembangkan sebuah aplikasi lalu menggunakan kubernetes mungkin akan sangat merepotkan diri sendiri tapi jika aplikasi yang dikembangkan bersama team akan sangat membantu sekali. Ada beberapa perusahaan besar yang telah menggunakan dan memanfaatkan fitur dari kubernetes ini seperti Tokopedia, Bukalapak, dan Gojek.
Kesempatan lowongan magang terbaru di tahun 2024
Baca Selengkapnya..