+62 896 6423 0232 | info@idmetafora.com
Software ERP Indonesia IDMETAFORA


Mengenal Downtime: Pengertian, Penyebab, Jenis-Jenis, Cara Menghindari, dan Tips Mengurangi Downtime

29 September, 2022   |   srimulia

Mengenal Downtime: Pengertian, Penyebab, Jenis-Jenis, Cara Menghindari, dan Tips Mengurangi Downtime

Pengertian Downtime
 

Downtime atau yang disebut dengan durasi pemadaman merupakan periode waktu ketika sistem gagal menyediakan atau mencapai fungsi utamanya. Selama downtime, website yang akan di hosting di server tertentu tidak akan tersedia dan menjadi offline. Jadi biasanya downtime berarti situs tidak dapat memberikan akses kepada pengguna.

Sebagian besar menganggap situs down saat pengguna tidak dapat menyelesaikan tugas yang ingin mereka lakukan, misalnya jika situs web eCommerce down jika pengguna tidak dapat melakukan pembayaran dari keranjang belanja mereka. Jadi jenis downtime ini tentunya memberatkan bagi sebagian besar pengguna.

Untuk anda  yang sedang membutuhkan layanan jasa ERP dengan kualitas yang terpercaya dan terbaik, jangan ragu untuk mempercayakan  IDMETAFORA, Disini anda dapat memesan jasa pembuatan aplikasi website. Software House ini sudah terjamin kualitas serta kuantitas, sudah banyak customer dari berbagai perusahaan yang memanfaatkan jasa dari IDMETAFORA untuk itu jika kita menginginkan jasanya ada dapat mengakses pada halaman web IDMETAFORA.COM
 

Penyebab Downtime
 

Downtime dapat terjadi karena beberapa hal diantaranya:

1. Pemadaman Jaringan

Alasan nomor satu penyebab downtime sebesar 50% adalah pemadaman jaringan . Penyebab utama ini downtime juga menyumbang 42% untuk situs data yang bervolume besar dan 53% untuk semua situs yang lain.

2. Maintenance Server

Pada Maintenance server ini umumnya dilakukan secara berkala dengan maksud agar server terus berjalan secara optimal. Penyediaan layanan hosting memiliki jadwal rutin untuk melakukan dan memberitahukan terlebih dahulu kepada pelanggan jika akan ada maintenance.

3. Server Sibuk

Server sibuk ini biasanya terjadi karena adanya permintaan yang sangat tinggi sehingga lonjakan trafik atau hal lain yang membuat server berat dan pada akhirnya server akan menjadi lemot tidak bisa diakses sama sekali.

4. Kesalahan Manusia

Kesalahan manusia ini biasanya dikarenakan kurangnya kemampuan atau pengalam dari tim teknis dari penyedia hosting. Penting untuk meningkatkan skill agar tidak terjadi adanya downtime karena human error.

5. Permasalahan pada Software dan Hardware

Setiap hardware memiliki batasan dalam waktu pemakaian dan jika hardware tersebut sudah memasuki masanya makan kemungkinan kinerja tidak lagi prima dan bisa menyebabkan downtime. Ada juga software yang crash sehingga menimbulkan terjadinya downtime.

6. Bencana Alam

Meski sangat menakutkan, bencana alam dan peristiwa cuaca adalah salah satu penyebab terjadinya downtime walaupun dengan presentasi yang kecil.
 

Jenis-Jenis Downtime
 

Berikut ini merupakan jenis downtime diantaranya :

1. Planned Downtime

Pada planned downtime atau downtime yang sudah terencana sebelumnya. Seperti contoh maintenance bulanan server dan upgrade hardware server sehingga diharuskan server mematikan sementara.

2. Semi Planned Downtime

Pada semi planned downtime atau downtime semi terencana adalah downtime yang dilakukan secara mendadak namun sudah terorganisir. Seperti contoh update web server versi PHP 4 ke versi PHP 5 karena adanya fitur baru, hal ini akan menyebabkan server down selama beberapa menit.

3. Unplanned Downtime

Karena Unplanned downtime tidak direncanakan, biasanya karena masalah overload server sehingga menyebabkan hang, kerusakan mendadak pada hardware server seperti mati listrik, internet dan lainnya.
 

Cara Menghindari Downtime
 

Sebagian besar penyebab penyediaan web host menggunakan redundansi untuk mencegah kerusakan situs karena downtime. Sebab hal ini memastikan bahwa backup ada saat pemadaman yang terjadi. Mereka juga memiliki penyeimbangan beban serta pusat data untuk membantu menjaga konsistensi kinerja.

Berikut ini beberapa cara menghindar downtime diantaranya:

- Review Service Level Agreements dari Penyedia

Sebelum memilih penyedia perlu kita tahu apa yang akan didapatkan. Penting untuk mengetahui mengenai tingkat dari guaranteed availability yang dapat dimiliki untuk sebuah situs.

Kemungkinan tidak dapat ketersediaan yang dibutuhkan jika vendor hanya menawarkan 90% uptime SLA. Dalam hal ini selalu lebih baik untuk menuntut uptime yang lebih tinggi. Setelah kita mendaftar, pastikan penyedia memenuhi tujuan secara konsisten.

- Gunakan Highly Scalable Hardware Architectures

Jika perlu proses yang cepat dan produktif saat online perlu memiliki sarana yang diperlukan untuk menskala pemrosesan data.  Sebab hardware harus memiliki load balancing artinya jika node alternatif dapat mulai menangani permintaan lain ketika node utama tidak tersedia apapun alasannya. Hal ini dapat memastikan bahwa sumber daya bisnis dapat memenuhi permintaan pengguna.

Perlu diingat bahwa downtime memiliki efek negatif bahkan ketika dijadwal karena hal itu bisa mengganggu produktivitas. Oleh karena itu menyeimbangankan beban dan skala backend sangat bagus untuk menghindari downtime.

- Mengadopsi Sistem yang Kuat dan Dinamis

Selalu lebih baik untuk memperlihatkan skalabilitas saat mengoptimalkan. Jika penting untuk menerapkan konsep solusi load balancing dalam praktiknya. Hal tersebut perlu dipastikan bahwa server dapat menggantikan tempat lain jika server sebelumnya membutuhkan maintenance.

Perlu dilakukan dengan cara yang tentunya bisa memastikan tidak adanya kehilangan informasi yang penting. Perlu mendapatkan sistem yang dapat membantu mempertahankan kecepatan yang konsisten dari alur kerja meskipun satu komponen hilang.
 

Tips mengurangi Downtime pada Perusahaan Manufaktur
 

Melakukan pemberhentian operasi adalah suatu hal yang harus bagi sebuah perusahaan dari waktu ke waktu. Ada kalanya perusahaan IT atau manufaktur harus menghentikan layanan atau proses produksi untuk melakukan perawatan, atau meng-upgrade mesin yang ada agar kinerja perusahaan bisa menjadi lebih baik. Yang lebih  bahaya adalah ketika terjadi penghentian operasi yang tidak terencana yang lebih dikenal sebagai downtime. Ada banyak sekali faktor penyebab downtime perusahaan manufaktur tapi dapat teratasi dengan hadirnya Sistem Manufaktur yang flexible dan cost-efficient. Dengan adanya Program Manufaktur terbaik, kita dapat mengotomatiskan operasional manufaktur kita dengan mudah dan cepat. Aplikasi Manufaktur berbasis cloud dari IDMETAFORA ini menyimpan data secara terpusat sehingga kegiatan manufaktur dapat dilakukan secara seamless.

Ada beberapa faktor penyebab downtime adalah salah pengoperasian, kurangnya perawatan alat, kerusakan hardware atau software dan berbagai hal lainnya. Pada level perusahaan multinasional, terutama ketika pengelolaannya tidak dibantu dengan Sistem Manufaktur berbasis web, downtime akan  berpotensi merugikan perusahaan hingga milyaran dollar setiap tahunnya. Sebuah laporan mengatakan bahwa sebuah perusahaan IT bisa menelan rugi hingga $84,000 hingga $108,000 setiap jamnya saat terjadi downtime. Pada angka kerugian yang sama juga terjadi pada perusahaan manufaktur. Untuk meminimalisasi kerugian, kita dapat memanfaatkan Software Manufaktur terbaik.

Langkah-langkah Meminimalisasi kerugian downtime perusahaan manufaktur

Untuk dapat mengurangi kerugian, ada beberapa langkah pengurangan yang bisa dilakukan oleh perusahaan. hal ini, kami akan memberikan 10 tips yang bisa kita lakukan untuk mengurangi kerugian yang terjadi akibat adanya downtime. Kami paham kekhawatiran dalam pengelolaan bisnis IT atau manufaktur yang kita jalani. IDMETAFORA menghadirkan ERP Software Manufaktur untuk mengoptimalkan produktivitas dan profitabilitas bisnis.

- Lakukan audit risiko

Audit resiko merupakan cara tercepat dan paling efektif untuk mengurangi kerugian downtime yang memungkin terjadi di masa depan. Contoh audit resiko adalah mengidentifikasi peralatan lama.

Di perusahaan manufaktur paling modern sekalipun sering ditemukan peralatan yang berumur 10 – 20 tahun. Parahnya lagi, peralatan ini seringkali memiliki suku cadangnya sulit ditemukan karena sudah tidak diproduksi lagi oleh perusahaan dimana kita membelinya.

Jika terjadi kerusakan, banyak sekali akibat yang mungkin muncul, seperti keamanan para pekerja di sekitar mesin tersebut, kualitas produk yang dihasilkan mesin tersebut, hingga downtime yang panjang karena kesulitan untuk mencari suku cadang. Audit resiko mampu mengatasi masalah yang mungkin muncul, sehingga saat downtime terjadi, kita tak lagi panik.

- Menghitung kerugian yang terjadi pada saat downtime

Kesalahan terbesar bagi seorang manajer perusahaan manufaktur adalah tidak menghitung berapa banyak uang yang lenyap saat downtime berlangsung. Downtime lima menit pun berpotensi merugikan kita dalam jumlah yang banyak!

Kerugian pada downtime ini meliputi hilangnya produktivitas pegawai, jumlah barang yang tidak diproduksi pada saat downtime, pada saat potensi jam kerja yang harus dijadwal ulang, biaya perbaikan peralatan, waktu yang terbuang untuk melayani keluhan pelanggan, dan rusaknya citra perusahaan.

Downtime harus selalu dihitung dalam bentuk mata uang. Dengan cara inilah, kita sebagai manajer perusahaan, bisa lebih fokus dalam merancang hal-hal apa saja yang harus dilakukan untuk mencegah kerugian yang terjadi.

- Pasang alat pendeteksi kerusakan peralatan

Adanya tanda-tanda rusaknya peralatan pada umumnya bisa dilihat dari tiga aspek. Pertama, getaran yang dihasilkan alat lebih besar dari biasanya. Kedua, alat menjadi lebih cepat panas daripada sebelumnya, atau yang ketiga, suara mesin lebih berisik dari yang biasanya.
Ketiga tanda itu mungkin sulit dilihat oleh mata manusia, namun jika alat sensor mampu mendeteksi tiga hal tersebut dengan mudah.

Untungnya, alat sensor seperti ini pada umumnya relatif murah dan ukurannya tidak terlalu besar. Jadi kita tidak  perlu ragu membeli sensor seperti ini dengan tujuan menghindari kerusakan alat yang berpotensi memberikan kerugian dalam skala yang lebih besar.

- Manfaatkan data dan sistem pelaporan 

Pada tahun 2019,  cukup banyak perusahaan manufaktur yang membuat laporan dan mengumpulkan data secara manual. Dalam hal ini sangat disayangkan karena pembuatan laporan dan pengumpulan data secara manual membuat penanganan yang dilakukan pada saat downtime terjadi akan berjalan lambat dan sangat merugikan.

Yang kita butuhkan adalah otomatisasi pembuatan laporan dan pengumpulan data. Hal ini bisa kita dapatkan dengan menggunakan software pendukung seperti Software ERP Manufaktur. Software Manufaktur ini akan memberikan kita akses data secara real-time.

Dengan demikian kita bisa mengetahui dengan tepat kapan mesin akan berhenti beroperasi karena rusak, dan mengidentifikasi aktivitas mana saja yang terganggu dengan adanya kerusakan tersebut. pada data ini, kita bisa bereaksi dengan tepat dan cepat.

- Dapatkan bantuan untuk sistem dan peralatan 

Pada kenyataannya, setiap software dan hardware yang di  perusahaan manufaktur datang dari berbagai perusahaan yang berbeda. Sehandal apapun teknisi, Kita sudah pasti akan kesulitan saat harus menangani dua alat yang berbeda ketika secara kebetulan rusak berbarengan, atau ketika terjadi troubleshoot dua software yang fungsinya jauh berbeda.

- Latih dan berdayakan karyawan 

Setelah terjadi kerusakan alat, kesalahan pengoperasian alat adalah penyebab kedua tertinggi dari downtime yang terjadi di sebuah perusahaan. Operator alat yang bagus adalah yang memiliki kemampuan untuk mendeteksi apakah mesin yang sedang dalam penanganan mulai mengalami kerusakan. Dengan  lebih baik lagi jika operator tersebut tahu kapan sebaiknya alat tersebut harus menjalani perawatan.

Sebab itu pelatihan karyawan sangat lah penting dalam sebuah perusahaan manufaktur. Selain harus menguasai alat, jalannya produksi akan lebih maksimal lagi jika sang operator bisa mengatasi masalah alat yang sedang dalam penanganan sendiri.Dengan demikian potensi terjadinya downtime bisa lebih perusahaan minimalisasi.

Liputan Software ERP IDMETAFORA Indonesia!

Jika anda merasa artikel ini bermanfaat, bagikan ke pengikut anda melalui tombol dibawah ini:



Software ERP Indonesia

Artikel rekomendasi untuk Anda