Pernahkah kita mendengar tentang Desain Neomorphism? Buat kalian yang belum tau, konsep desain Neomorphism itu merupakan sebuah konsep desain hasil kombinasi antara desain Skeuomorphism dan desain Flat. Neomorphism sendiri merupakan paduan kata New dan Skeuomorphism. Salah satu tren desain UI yang sekarang tengah menjamur pada sistem operasi smartphone dan komputer adalah neomorphism. Apabila anda tertarik pada desain UI atau bahkan berprofesi sebagai UI designer, maka sudah seharusnya anda mengetahui mengenai konsep desain tersebut. Konsep desain ini mulai terkenal di pertengahan tahun 2020 dan Apple merupakan menjadi trendsetter-nya.
Dikutip dari JustInMind, neomorphism adalah sebuah pendekatan baru dari desain skeuomorphism yang menggabungkan dengan konsep flat design. Bisa dibilang, kata neomorphism berasal dari new dan skeuomorphism. Akan tetapi, berbeda dengan konsep skeuomorphism yang mengedepankan bentuk nyata dalam penerapan digital, neomorphism lebih berfokus pada kombinasi warna . Hal tersebut membuat tampilan antarmukanya seperti anda sedang melihat kartu dengan tulisan timbul di dalamnya. Dengan ini juga, tampilan desain neomorphism memerlukan penataan kontras, shadow, serta komponen yang tepat supaya tetap enak dipandang. Tidak hanya itu, konsep tersebut juga membuat tampilan pada layar smartphone anda lebih hidup, dan terjadi interaksi secara langsung di dalamnya. Seakan-akan anda menekan tombol asli, bukan animasi dalam smartphone.
Sekarang ini, Neomorphism merupakan menjadi style design yang digandrungi oleh komunitas designer serta banyak ditemukan pada Dribbble, Behance, Instagram dan forum-forum lainnya. Neomorphism merupakan turunan dari skeuomorphism. Agar lebih mudah membedakannya, skeuomorphism merupakan istilah yang digunakan user interface untuk membuat sebuah komponen selayaknya komponen asli di dunia nyata. Salah satu contoh pengaplikasian skeuomorphism yaitu pada icon shortcut recycle bin di OS windows. Skeuomorphism pertama kali di implementasi pada era awal smartphone touchscreen yang diperkenalkan oleh Apple iOS. iOS sangat mengerti bahwa dengan cara mengaplikasikan skeuomorphism, user yang awalnya tidak paham bagaimana cara kerja dari touchscreen, dapat lebih cepat untuk beradaptasi. Contoh misalnya, button dengan efek glossy, foto dengan border putih seperti foto real pada dunia nyata, serta masih banyak lagi. Design tersebut kemudian dengan cepat menyebar sehingga tidak luput dari diaplikasikan pada platform yang lain. Saat ini, sudah sangat jarang ditemukan design dengan gaya skeuomorphism karena hampir seluruh manusia di dunia telah mengenal media digital mulai dari smartphone sampai dengan desktop. Sehingga, para penggunaan skeuomorphism yang terlalu banyak detail, akan menjadi useless karena user sudah mampu menginterpretasikan sebuah komponen dengan cepat meskipun tidak menyerupai komponen pada dunia nyata. Pada saat mendekati perilisan iOS 7, Apple mengumumkan bahwa mereka akan meninggalkan gaya yang tradisional (Skeuomorphism) dan akan beralih ke gaya yang lebih simple yakni flat design. Pada saat ini, hampir seluruh platform mengimplementasi flat design. Akan tetapi dalam beberapa waktu belakangan pada tahun (2018-2019), flat design murni juga sepertinya telah mengalami dark period seiring dengan bermunculan flat design yang dikembangkan dengan gaya flat illustration.
Pro Munculnya neomorphism, maka dapat membawa kesegaran bagi para pengguna. Fokus neomorphism juga membuat tampilannya yang lebih soft, sehingga warna-warna yang telah dipilih tidak terlalu mencolok seperti pada flat design. Oleh karena itu, untuk membedakan antar elemen, digunakanlah lebih banyak shadow serta gradasi. Seperti yang telah disampaikan sebelumnya, hal tersebut diharapkan dapat memperjelas perbedaan antar komponen. Kontra Namun, penggunaan warna yang soft justru dianggap mengurangi visibilitas. Bagi orang yang mempunyai keterbatasan dalam penglihatan desain neomorphism bisa menyulitkan. Meskipun menarik antara pro kontra, tidak menjadikan desain neomorphism lebih baik maupun lebih buruk dari konsep desain lainnya. Seiring dengan berjalannya waktu, para pengguna akan lebih terbiasa serta desainer akan menemukan rumusan yang cocok dalam mendesain komponen neomorphism. Itulah penjelasan mengenai neomorphism yang perlu anda ketahui. Untuk kedepannya, desain antarmuka akan mempunyai tren yang akan terus berubah.
Setiap desain mempunyai sisi baik dan buruknya. Sisi baiknya, neomorphism dapat memberi nuansa yang baru, fresh, serta terasa lebih unik. Pada saat dilihat oleh mata, akan membuat siapapun usernya ingin untuk memainkan komponen yang ada sehingga unsur gamification dengan secara tidak langsung dapat dirasakan. Yang menjadi pertanyaan adalah, mengapa untuk saat ini kita masih belum melihat aktivitas masif implementasi neomorphism tersebut pada produk real? Walaupun neomorphism membawa efek visual yang bagus, ternyata terdapat kelemahan yang krusial yakni usability. Usability yang dibawa oleh neomorphism sangat bergantung pada niche tertentu. Margin warna yang sangat kecil serta kontras membuat neomorphisme bekerja dengan tingkat saturasi yang rendah. Ditambah juga dengan terlalu banyak shadow dan texture akan membuat tidak cocok untuk aplikasi yang tergolong kompleks. Sehingga pada saat diaplikasikan pada contohnya, aplikasi bisnis, mengharuskan nuansa formal serta neomorphism gagal untuk di implementasi. Sepertinya neomorphisme hanya cocok untuk beberapa aplikasi yang mempunyai idealisme yang berhubungan dengan kreatifitas, out of the box, serta simplicity.
Button merupakan salah satu komponen yang paling penting dalam user interface. Tanpa dengan adanya button, user akan lebih kesulitan untuk melakukan aksi trigger aktivitas dalam aplikasi. Dengan demikian, sebuah button harus terlihat mencolok serta mengandung sedikit interaksi untuk memberitahu user pada perubahan status dari suatu button. Walaupun hanya sepersekian detik, perubahan status serta warna sangat krusial karena bersifat komunikatif kepada user. Pada saat button menggunakan gaya neomorphisme, sulit untuk memberi perubahan status pada button karena terhalang oleh margin tipis dalam efek bayangan. Beberapa designer mencoba untuk menjawab permasalahan dengan tetap memberikan gaya neomorphism hanya pada cards akan tetapi menggunakan tombol classic tanpa dengan adanya sentuhan neomorphism. Hal tersebut berlaku juga dengan prinsip CTA (Call to action). Sebagaimana yang telah diketahui, bahwa CTA harus mengandung warna yang mencolok sehingga akan mempersuasi user untuk menekan button tersebut. Dengan neomorphism, lagi-lagi terdapat batasan warna sehingga user tidak bisa menemukan CTA dengan mudah. Issue berikutnya yaitu berhubungan dengan aksesibilitas. Melanjutkan perihal implementasi neomorphism yang bergantung dengan niche, neomorphism akan menyulitkan beberapa pengguna yang mempunyai gangguan penglihatan khususnya pada beberapa orang dewasa dan yang sudah berumur. Neomorphisme merupakan mengenai UI yang lembut akan tetapi apabila digunakan secara berlebihan, akan membuat user mudah untuk terdistraksi. Ditambah lagi jika user menggunakan layar kualitas rendah sehingga menghilangkan detail dari neomorphism itu sendiri. Demikianlah artikel mengenal apa itu neomorphism, sejarah, implementasi, pro dan kontranya, semoga bermanfaat. Jika Saat ini anda tengah ingin memiliki sebuah website untuk pribadi,organisasi dan bahkan perusahaan anda. Anda dapat menghubungi kami IDMETAFORA dan juga dapat berkonsultasi di 0896 6423 0232 atau 0813 9399 3723 dan juga dapat mengunjungi kantor kami yang beralamat pada Jl. Damai No.36, Sleman, Yogyakarta. Sekian terima kasih!
Kesempatan lowongan magang terbaru di tahun 2024
Baca Selengkapnya..