+62 896 6423 0232 | info@idmetafora.com
Software ERP Indonesia IDMETAFORA


Apa itu Rekonsiliasi Bank? Ini Dia Contoh dan Prosedur Pembuatannya!

17 September, 2022   |   endahpujiyahya

Apa itu Rekonsiliasi Bank? Ini Dia Contoh dan Prosedur Pembuatannya!

Dalam sebuah bisnis, masalah hampir selalu ditemukan terkait dengan pencatatan laporan keuangan. Hal ini dapat terjadi karena beberapa faktor, namun yang paling umum adalah terjadinya kesalahan pencatatan nominal oleh akuntan. Jadi kita harus melakukan rekonsiliasi bank. Apa itu pengkondisian bank?.

Rekonsiliasi bank diperlukan dalam bisnis untuk meminimalkan perbedaan antara saldo bisnis dan saldo yang dicatat dalam laporan keuangan. Oleh karena itu, ada solusi yang dapat digunakan untuk mengatasi perbedaan antara saldo buku perusahaan dan saldo rekening bank, yang dikenal dengan rekonsiliasi bank.
 


Pengertian Rekonsiliasi Bank



Rekonsiliasi Bank adalah kegiatan untuk merinci perbedaan catatan transaksi antara bank milik dan badan usaha. Rincian ini dibuat untuk memverifikasi dan mencocokkan catatan keuangan yang ada dalam bisnis sebagai pelanggan dengan bank, sebagai pengelola transaksi keuangan.
Seperti yang kita ketahui bersama, bank memiliki catatan transaksi dalam bentuk cek atau rekening koran.  `

Laporan bank berisi semua informasi tentang aktivitas arus kas masuk dan arus kas keluar di perusahaan. Laporan bank biasanya akan dikirim ke perusahaan oleh bank secara berkala.
Dengan bukti laporan, bank dan perusahaan dapat menemukan salah saji atau kesalahan dalam laporan keuangan.
 


Alasan Rekonsiliasi Bank



-Tujuan utama rekonsiliasi bank ini adalah untuk merekonsiliasi catatan laporan keuangan antara perusahaan dan bank. Dengan rekonsiliasi, pencatatan pelaporan bank dan perusahaan akan lebih akurat dan terstruktur.

- Perusahaan dapat menemukan kesalahan atau penyebab ketika ada perbedaan antara laporan bank dan pembukuan perusahaan.

- Rekonsiliasi bank dapat digunakan untuk melacak aktivitas arus kas masuk dan keluar perusahaan.

- Untuk memverifikasi keakuratan catatan keuangan akun kas perusahaan dengan laporan bank.

-Rekonsiliasi bank digunakan untuk mencari informasi tentang aktivitas keuangan yang belum diakui dalam laporan keuangan dengan menggunakan laporan bank.

 


Waktu Terbaik Untuk Melakukan Rekonsiliasi Bank



Secara umum, rekonsiliasi bank dapat dilakukan minimal sebulan sekali, tepatnya pada akhir bulan. Proses rekonsiliasi bank dilakukan setelah bisnis menerima laporan bank yang berisi saldo awal dan akhir, serta transaksi untuk bulan tersebut.

Namun, akan lebih baik lagi jika rekonsiliasi bank dapat dilakukan setiap hari, termasuk mengakses laporan keuangan melalui situs resmi bank yang terdaftar. Ketika melakukan rekonsiliasi harian, ketika ada perbedaan atau hal-hal aneh, Anda dapat dengan jelas mengidentifikasi dan menyelesaikannya secara langsung.

Biasanya, saldo akhir perusahaan dengan bank tidak akan sama, karena pasti ada jumlah seperti pembayaran, denda dan biaya layanan bank yang belum dicatat oleh perusahaan.
Ketika perusahaan menemukan sesuatu yang mencurigakan, disarankan untuk menutup rekening bank dan mentransfer sebagian dana ke rekening yang lebih aktif sehingga perusahaan dapat menginvestasikan sisa dana dengan lebih mudah.
 


Komponen Rekonsiliasi Bank


Ada beberapa komponen koreksi bank, berikut  daftarnya :


1. Simpanan Dalam Proses/Dalam Proses

Simpanan dalam perjalanan disebut juga sebagai simpanan terbuka, yaitu suatu keadaan ketika usaha telah menerima uang tunai atau cek dan dicatat dalam pembukuan, tetapi bank belum mendaftarkan uang tersebut.

Bila hal ini terjadi pada saat perusahaan perlu melakukan proses rekonsiliasi bank, misalnya  pada akhir bulan. Jumlah atau setoran tambahan kemudian tidak akan muncul pada laporan mutasi bank terakhir dan akan muncul pada laporan mutasi bank periode berikutnya.

Penyebabnya bisa  karena perusahaan lambat melakukan penyetoran, atau  perusahaan  belum melakukan penyetoran.

 
2. Cek Beredar

Cek yang belum dibayar juga dikenal sebagai cek yang beredar. Cek yang beredar adalah cek yang telah dicatat dalam laporan keuangan perusahaan, tetapi belum disetorkan ke bank. Ketika ini terjadi,  catatan transaksi  tidak muncul di laporan mutasi bank.
 

3. Cek Kosong

Cek tidak cukup juga dikenal sebagai cek kosong. Cek kosong berarti cek  tidak  diterima oleh bank karena saldo di  rekening perusahaan tidak mencukupi untuk transfer tunai.
Bila ini terjadi,  bank menerbitkan surat promes dengan jumlah yang tidak jujur, dan kemudian saldo rekening berkurang. Untuk dapat mengeluarkan cek ini, perusahaan harus membayar biaya pemrosesan.
 


Bentuk Rekonsiliasi Bank



1. Rekonsiliasi Bank Staffel
Formulir rekonsiliasi bank vertikal ini juga dikenal sebagai formulir karyawan atau formulir pelaporan. Laporan rekonsiliasi bank ini disusun secara  vertikal, dimana setiap bagian memiliki kolom yang berisi  catatan rekonsiliasi saldo  berdasarkan catatan perusahaan.


2. Skontro Rekonsiliasi Bank
Skor rekonsiliasi bank baik secara horizontal maupun paralel satu sama lain. Di sebelah kiri adalah akuntansi dari catatan keuangan perusahaan, sedangkan di sebelah kanan adalah laporan bank.

 
3. Rekonsiliasi Bank 4 Kolom
Walaupun namanya 4 kolom, jenis rekonsiliasi bank ini memiliki 5 kolom, namun
kolom utama karena berisi mutasi nominal sedangkan satu kolom berisi informasi transaksi.
 

4. Rekonsiliasi Bank 8 Kolom
Rekonsiliasi Bank 8 berisi 9 kolom, namun satu kolom adalah deskripsi transaksi yang dilakukan selama periode tertentu, sedangkan 8 kolom tetap berisi nama transaksi keuangan perusahaan.
 


Penyebab  Rekonsiliasi Bank


Ada beberapa alasan perbedaan antara saldo akhir perusahaan dan laporan  bank, yaitu:


1. Kredit Bank
Kredit bank adalah kumpulan atau simpanan yang dipegang oleh bank untuk kepentingan nasabah, dalam hal ini  perusahaan. Transaksi  kredit bank hanya dapat diketahui ketika perusahaan kesulitan menerima laporan bank.
 

2. Piutang Wesel
Piutang Wesel Sebagai jaminan, perusahaan akan menjamin asetnya jika terjadi kerusakan yang bersifat mengikat . Jangka waktu kontrak piutang biasanya kurang dari satu tahun.


3. Setoran Dalam Proses
Simpanan dalam proses sebagaimana dijelaskan di atas adalah simpanan dalam penyelesaian. Deposit in transit ini biasanya terjadi ketika  perusahaan menyetorkan dananya ke bank pada saat yang bersamaan dengan rekonsiliasi bank. Oleh karena itu, pernyataan setoran hanya dapat muncul pada periode berikutnya.


4. Biaya Dan Pendapatan Bank
Biaya dan pendapatan bank juga dapat menimbulkan perjanjian dengan bank. Biaya dalam hal ini  adalah biaya administrasi yang dikenakan oleh bank yang biasanya tidak ditanggung oleh perusahaan sebagai nasabah. Sedangkan pendapatan
 
 
5. Cek Beredar
Cek hutang adalah cek yang telah didaftarkan pada perusahaan, tetapi belum dicatat dalam rekening koran.


6. Kesalahan pendaftaran
Kesalahan pendaftaran ini dapat disebabkan oleh pihak bank dan perusahaan. Error ini biasanya terjadi ketika  nominal mata uang yang masuk yang akan dicatat tidak sesuai.


7. Cek Kosong
Dana tidak mencukupi atau cek kosong ini adalah cek NSF. Kondisi ini terjadi ketika bisnis tidak dapat membayar cek secara tunai karena dana bisnis yang disimpan di bank tidak mencukupi. Kekurangan dana akan selalu dicatat dalam bentuk cek.

 

Penyebab Umum Disparitas Catatan Perusahaan dan Bank


Ada beberapa hal umum yang sering menyebabkan perbedaan antara catatan perusahaan dan bank, yaitu:


1. Penambahan Saldo Kas dari Perusahaan
Biasanya Saldo kas perusahaan pembayaran lebih banyak, pendapatan jasa giro, kesalahan pendaftaran tanda terima terlalu rendah, dan pendaftaran biaya terlalu tinggi.


2. Mengurangi Saldo Kas Perusahaan
Ini termasuk  biaya-biaya seperti biaya administrasi bank, biaya penagihan, cek batal, kesalahan pencatatan kuitansi yang terlalu kecil atau terlalu besar.


3. Melengkapi Saldo Kas Dari Laporan Bank
Yang biasanya termasuk dalam masalah ini adalah dana yang belum disetorkan, setoran dalam proses, dan kesalahan dalam pencatatan penerimaan yang terlalu kecil atau terlalu besar.


4. Berkurangnya Saldo Kas Pada Rekening Koran
Yang sering terjadi dengan masalah ini adalah cek yang belum dibayar dan kesalahan dalam pencatatan penerimaan yang terlalu kecil atau terlalu besar.
 


Contoh  Rekonsiliasi Bank



PT Primanet memiliki saldo rekening di Bank Nasional per  30 April 2022. Menurut catatan perusahaan, saldo kas PT Primanet adalah Rp 2.000.000, sedangkan saldo kas PT Primanet adalah Rp 2.000.000, sedangkan saldo kas PT Primanet adalah Rp 2.000.000. Menurut bank saldo kasnya adalah Rp.1.800.000.

Kemudian PT Primanet masih memiliki cek yang belum dibayar sampai dengan tanggal 29 April 2022. Dengan rincian:

- Cek No.1 dengan Rp 50.000
- Cek No 2 dengan Rp 100.000
- Cek No 3 dengan Rp 300.000

Kemudian PT Primanet memiliki waktu untuk menyetorkan Rp 0.600.000 ke Bank Nasional pada tanggal 30 April 2022. Sehingga tidak tercatat di rekening giro yang disediakan oleh Bank Nasional.
PT Primanet kemudian  menarik cek sebesar Rp 1.550.000, tetapi tim akuntansi PT Primanet salah mengartikannya dalam pembukuan perusahaan sebagai Rp 1.505.000.

Pada tanggal 28 April 2022, seorang pelanggan  PT Primanet meminta cek lagi  yang telah dibayarkan kepada perusahaan sehari sebelumnya sebesar Rp 100.000. Cek tersebut disimpan di bank dan didaftarkan pada tanggal 29 April 2022.

Bank Nasional kemudian mencairkan tagihan tagihan senilai Rs 200.000, tetapi transaksi  baru diketahui pada tanggal 30 April 2022.

Pada rekening giro yang diajukan oleh Bank Nasional. potongan Rp 90.000 untuk cek nomor 4. Namun, bank mengatakan Rp 80.000. Sementara itu, bank membebankan biaya pengelolaan giro perusahaan  sebesar Rp 15.000. Buat Template Formulir Rekonsiliasi Bank Cek dari Catatan atas Laporan Keuangan!
 

Jawaban:

Dalam hal laporan keuangan, terdapat kesalahan dalam pencatatan  perusahaan dan  bank. Di pihak perusahaan terjadi kesalahan pencatatan cek yang mengakibatkan selisih Rp 45.000 (1550000-1505000).

Sementara itu, bank salah mendaftarkan cek nomor 4 mengakibatkan selisih Rs 10.000 (90.000-80.000). Berdasarkan contoh kasus di atas, perusahaan terbuka dan saldo  bank  tidak sesuai dengan laporan transaksi yang ada. Namun, pada rekonsiliasi, saldo yang benar untuk setiap perusahaan dan setiap bank adalah Rp 2.040.000.
Jika saldo akhir  sama, hal selanjutnya yang harus dilakukan adalah membuat jurnal penyesuaian.
 

Liputan Software ERP IDMETAFORA Indonesia!

Jika anda merasa artikel ini bermanfaat, bagikan ke pengikut anda melalui tombol dibawah ini:



Software ERP Indonesia

Artikel rekomendasi untuk Anda