Dalam sebuah proyek pembangunan suatu bangunan, terlebih untuk proses pembangunan dengan bangunan yang panjang dan besar, tentunya kita harus mengukur tanah supaya kita bisa mengetahui seberapa besar bangunan yang akan dibangun dan untuk membuat tanahnya sesuai dengan kriteria bangunan tersebut. Proses pembangunan ini terlebih dahulu harus diukur ketinggian tanahnya, seperti bagaimana kondisi tanahnya, atau bagaimana kondisi daatannya, supaya ketika bangunan mulai dibuat atau sudah jadi, bangunan sesuai dengan desain dan tidak miring. Nah dalam pengukuran tanah tentunya membutuhkan sebuah alat pengukur supaya bisa mengukur tanah secara presisi dan akurat, ada banyak alat yang digunakan untuk keperluan mengukur tanah, salah satu contoh alatnya adalah theodolite. Mungkin kita bertanya tanya apa sih theodolite itu? Apa fungsinya? Dan bagaimana cara menggunakannya? Pada artikel ini kita akan membahas seputar alat theodolite, sebuah alat pengukur ketinggian tanah yang sangat sering digunakan dalam proyek pembangunan.
Theodolite adalah salah satu alat ukur tanah yang digunakan untuk menentukan tinggi tanah dengan sudut mendatar dan juga sudut tegak. Berbeda dengan waterpass yang hanya bisa memiliki sudut mendatar saja akan tetapi theodolite dapat mengukur sudut yang dapat di baca sampai pada satuan sekon (detik). Theodolite merupakan alat paling canggih di antara peralatan yang digunakan dalam survei. Pada dasarnya Theodolite ini berupa sebuah teleskop yang ditempatkan pada suatu dasar yang dapat diputar putar mengelilingi sumbu vertikal, sehingga sudut horizontal dapat dengan mudah untuk di baca. Teleskop pada theodolite juga dipasang pada piringan kedua dan dapat diputar putar mengelilingi sumbu horizontal, sehingga memungkinkan sudut vertikal untuk dibaca. Kedua sudut ini dapat dibaca dengan tingkat ketelitian sangat tinggi. Survei dengan menggunakan theodolite dilakukan bila area yang akan dipetakan luas dan mungkin cukup sulit untuk diukur terutama bila area tersebut memiliki perbedaan ketinggian yang signifikan.Dengan menggunakan alat ini, perhitungan area akan menjadi lebih cepat dan efisien.
Instrumen pertama terlihat lebih seperti alat survey theodolit,alat ini kemungkinan dibangun oleh Joshua Habermel (de: Erasmus Habermehl) di Jerman pada tahun 1576, lengkap dengan kompas dan tripod. Awal altazimuth instrumen yang terdiri dari dasar dengan penuh lingkaran di sayap vertikal dan sudut pengukuran perangkat yang paling sering setengah lingkaran. Alidade pada sebuah dasar yang digunakan untuk melihat obyek untuk keperluan pengukuran sudut horizontal, dan yang kedua alidade telah terpasang pada vertikal setengah lingkaran. Nantinya satu instrumen pada vertikal setengah lingkaran dan setengah lingkaran keseluruhan telah terpasang sehingga dapat digunakan untuk menunjukkan sudut horizontal secara langsung. Pada akhirnya, alat sederhana ini diganti dengan pengamatan teleskop dan pertama kali digunakan oleh Jonathan Sisson pada 1725. Alat survey theodolite menjadi modern dan akurat dalam instrumen 1787 dengan diperkenalkannya Jesse Ramsden alat survey theodolite besar yang terkenal, yang dia buat menggunakan mesin pemisah sangat akurat dari desain sendiri.
Perbedaan dari alat ukur tanah dengan theodolite adalah dari fungsinya. Selain fungsinya untuk mengukur ketinggian tanah, theodolite juga memiliki sejumlah fungsi lain seperti : 1. Mengukur ketinggian tanah sesuai bahkan dalam pemetaan yang sulit. 2. Menentukan sudut siku pada pembangunan pondasi bangunan. 3. Mengetahui ketinggian bangunan bertingkat, seperti contohnya gedung pencakar langit. 4. Dapat dipakai untuk mengamati sudut arah lintas matahari. 5. Membantu proses pemetaan lebih rinci dan detail. 6. Mendukung pengukuran polygon serta penghitungan rumus bangunan.
1. Teropong dilengkapi dengan garis bidik 2. Lingkaran dengan skala vertical 3. Pengukur sumbu mendatar 4. Pembaca lingkaran skala tegak 5. Penyangga sumbu yang mendatar 6. Pembaca lingkaran skala mendatar 7. Pengukur sumbu tegak 8. Lingkaran dengan skala mendatar 9. Nivo kotak 10. Nivo tabung 11. Tribrach
Jenis Theodolite berdasarkan konstruksinya, yaitu: 1. Theodolit Reiterasi atau Theodolit sumbu tunggal Pada theodolite ini, lingkaran skala mendatar menjadi satu dengan kiap, sehingga pembacaan skala mendatarnya tidak bisa di atur. Theodolit dengan type T0 (wild) dan type DKM 2A (Kem). 2. Theodolite Repitisi Konsruksi theodolite ini berkebalikan dari theodolit reiterasi, yaitu pada lingkaran mendatarnya dapat diatur dan dapat mengelilingi sumbu tegak. sehingga pada konstruksi theodolite ini, bacaan lingkaran skala mendatar 0º, dapat ditentukan kearah target yang ditentukan. Theodolit yang termasuk dalam jenis ini adalah theodolit type TM 6 dan TL 60 DP (Sokkisha ), TL 6 DE (Topcon), Th 51 (Zeiss). 3. Theodolite Elektro Optis Dari konstruksi mekanis sistem dan susunan lingkaran sudutnya antara theodolite optis dengan theodolite elektro optis sama persis. Akan tetapi mikroskop pembacaan skala lingkaran tidak menggunakan system lensa dan prisma lagi, melainkan menggunakan system sensor. Sensor ini bekerja sebagai elektro optis model atau alat penerima gelombang elektromagnetis. Hasil alat ini pertama kali masih jenis analog dan kemudian harus ditransfer ke system angka digital. Proses penghitungan otomatis akan ditampilkan pada layar atau LCD dalam angka decimal.
1. Mengatur Theodolite, kemudian mencari sepetak tanah dengan pandangan yang bagus diantara lahan yang akan diukur. Pandangan yang luas akan mempermudah proses pengukuran. 2. Menyetting kaki tripod sehingga theodolite berada pada titik yang sempurna. Ini dibutuhkan supaya ketika proses pengukuran teropong harus berbelok kanan kiri tidak ada perubahan ketinggian. 3. Dengan menyesuaikan tiga sekrup pengatur di teodolite sehingga merata. Tingkat sekrup yang dipasang pada theodolite akan memberi gambaran bidang yang sejajar. 4. Menyejajarkan tingkat panjang dengan dua dari tiga sekrup dan atur ulang dengan kedua sekrup tersebut untuk mencapai tingkat yang lebih akurat pada sumbu sudut. Kemudian putar kepala theodolite 90 derajat pada alasnya dan sesuaikan lagi menggunakan sekrup ketiga. 5. Lepaskan dua klem pengatur horizontal (biasanya kenop besar di kedua sisi theodolite, sedikit diimbangi secara vertikal). 6. Sejajarkan bagian atas teodolit dengan tanda pada cincin di antara kedua sisi yang terhubung ke klem horizontal, kemudian kunci klem atas. 7. Kemudian buka penutup lensa di sisi teodolite, dan lihat melalui lensa mata kecil. Kita akan melihat tiga skala: penyesuaian horizontal, vertikal, dan halus. Dan gunakan tombol penyesuaian di bagian atas theodolite untuk menyesuaikan tanda dengan 0’00 “(0 menit dan 0 detik dari busur). 8. Gunakan tombol penyesuaian horizontal atas untuk menyelaraskan garis tunggal yang kita lihat dalam ruang lingkup di bagian bawah skala horizontal tepat di antara garis ganda yang duduk di bawah angka 0. 9. Buat garis dengan menyusun theodolite dengan posisi horizontal dengan tengara tinggi dalam tampilan yang mudah. Buka kunci klem bawah untuk merotasi ini, luruskan pandangan dengan tengara, dan kunci kembali klem bawah tadi. Pengukuran theodolite secara horizontal akan tetap nol. Sekarang, hanya kendurkan klem atas untuk membuat penyesuaian horizontal.
1. Buka kunci penjepit horizontal atas, dan putar theodolite hingga panah di tempat yang kasar berbaris dengan titik yang ingin kita ukur, lalu kunci klem. Gunakan adjuster horizontal atas untuk menyelaraskan objek antara dua lampu vertikal dalam penglihatan. 2. Lihatlah melalui lensa mata kecil, dan gunakan tombol penyesuaian halus untuk mendapatkan garis horizontal tepat dengan objek kita. Derajat dari referensi kita diukur pada skala derajat horizontal, menit dan detik pada skala penyesuaian halus. 3. Buka kunci penjepit vertikal dan lihat melalui penglihatan sambil memindahkan theodolite naik turun untuk menemukan titik yang tepat secara vertikal pada objek kita yang ingin kita ukur. Kunci klem dan gunakan tombol penyesuaian vertikal halus untuk mendapatkan perbaikan tepat pada titik yang kita pilih. 4. Kemudian lihat melalui eyepiece kecil dan baca derajat, menit dan detik dari skala vertikal dan skala penyesuaian halus seperti yang kita lakukan untuk skala horizontal. Jika objek kita lebih tinggi, maka kita harus melakukan penyesuaian horizontal kasar terlebih dahulu, lalu lakukan pengukuran vertikal, kemudian sesuaikan untuk pengukuran horizontal akhir. Kedua koordinat ini memberikan sudut yang tepat antara referensi dan titik minat, tetapi kita juga dapat mengukur sudut antara dua titik dengan membandingkan dua pengukuran mereka, atau dengan menetapkan titik pertama sebagai referensi.
Setelah membahas alat pengukur theodolite, ada juga alat pengukur lain dengan nama Total Station, alat ini juga berfungsi sama dengan theodolite, tetapi untuk Total Station semua proses ini dilakukan otomatis, nah berikut ini adalah pengertian dan perbedaan antara Theodolite dan Total Station. Total Station adalah alat yang digunakan dalam pemetaan dan konstruksi bangunan. Sekilas memang mirip bentuknya bagi orang awam namun Total Station merupakan alat pengukur jarak dan sudut secara otomatis. Total Station dilengkapi dengan chip memori, sehingga data pengukuran sudut dan jarak dapat disimpan untuk kemudian didownload dan diolah secara computasi. Total station merupakan semacam teodolite yang terintegrasi dengan komponen pengukur jarak elektronik untuk membaca jarak dan kemiringan dari instrumen ke titik tertentu.
Keuntungan : 1. Mengurangi human error Contohnya kesalahan pembacaan 2. Aksesibilitas sistem berbasis komputer 3. Mempercepat proses pengukuran 4. Memberikan kemudahan pengukuran Kekurangan : 1. Biayanya lebih mahal daripada alat biasa 2. Adanya ketergantungan dengan sumber tegangan 3. Ketergantungan kemampuan daya manusia Nah itu tadi pembahasan tentang Theodolite dan pembahasan tentang Total Station secara singkat, semoga menambah wawasan bagi kita semua, dan stay terus untuk selalu mengikuti artikel yang selalu update hanya di IDMETAFORA, sampai jumpa!
Kesempatan lowongan magang terbaru di tahun 2024
Baca Selengkapnya..