Shutterstock adalah penyedian stok fotografi, rekaman, musik, dan alat pengeditan Amerika yang bertepatan di New York. Shutterstock dibangun pada tahun 2003 oleh programmer dan fotografer Jon Oringer, Shutterstock mengelola perpustakaan dengan sekitar 200 juta stock foto, grafik vektor, dan ilustrasi dengan sekitar 10 juta klip video dan musik treck yang tersedia pada lisensi. Awalnya hanya situs berlangganan, Shutterstock berkembang dengan langganan menjadi harga la carte pada tahun 2008. Telah diperdagangkan secara publik di Bursa Efek kerja New York sejak tahun 2012.
Shutterstock didirikan pada tahun 2003 oleh perusahan Amerika dan programmer komputer Jon Oringer. mendirikan pasar online sendiri, Oringer pada awalnya mengunggah 30.000 foto stok sendiri dan membuat tersedia melalui langganan, dengan unduhan terbatas dan biaya awal bulan sangat besar. Ketika permintaan melebihi persediaan foto maka ia mulai merekrut kontributor tambahan. Pada tahun 2006, perusahaan mengklaim bahwa itu adalah penyalur saham foto berbasis langganan terbesar di dunia dengan 570.000 gambar dalam koleksinya. Perusahaan ini bercabang menjadi film pada tahun 2006 dengan peluncuran Shutterstock Footage. Pada tahun 2007, perusahaan memiliki 1,8 juta foto. Shutterstock berkembang melampaui langganan menjadi harga a la carte pada Agustus 2008 dengan layanan menghapus batas unduhan harian.
Pada 23 September 2009, Shutterstock mengumumkan bahwa mereka telah membeli Bigstock, sebuah penerima fotografi microstock berbasis kredit . Fast Company berpendapat kesepakatan itu menempatkan Shutterstock di lapangan bermain yang kompetitif dengan Getty, iStockPhoto juga berbasis kredit. Shutterstock memiliki 11 juta gambar stok bebas royalti pada tahun 2010. Pada bulan Februari 2011, Shutterstock mengumumkan kemitraan dua tahun dengan Amerika Institute of Graphic Arts (AIGA).
Di Shutterstock kita bisa berjualan vector atau foto kita bisa membeli dengan bermacam harga vector atau foto sesuai keinginan kita. Bagi para desainer tentunya ini adalah tempat untuk ladang mencari uang dengan berjualan vector bagi para agensi atau biro iklan bisa menjadi pembeli vector atau foto sebagai bahan iklan mereka dengan harga yang lebih ringan.
Sejak munculnya, Shutterstock sudah membantu banyak desainer untuk menyalurkan atau memasarkan karya mereka. Pada akun shutterstock video resmi kita bisa menonton beberapa Shutter Story dari para kontributornya.
Jumlah penghasilan pada shutterstock mulai dari 0,25 $ - 0,3 untuk sebuah kategori basic dan 1,88 $ - 2,85 $ untuk sebuah kategori On Demand. Pengahasilan ini seiring waktu bisa saja meningkat tergantung kategori download dari customer. Bahkan mendapatkan harga sebuah vector sampai $58,66 atau sekitar Rp 650.000.
Ada beberapa karya digital yang bisa kita jual di Shutterstock : 1. Vector : vector dalam bentuk Eps.8 dan Eps 10. 2. Foto : Foto yang bisa kita jual di Shutterstock bisa berupa foto umum dan juga foto edit. 3. Video : Video yang dapat diunggah dengan durasi 5-60 detik. 4. Music : Music yang bisa dijual berupa aransemen yang dibuat untuk menjadi latar music.
Untuk mencairkan penghasilan pada di Shutterstock dilakukan dengan 3 metode yaitu melalui Paypall, Moneyskrill dan bank Check. kita bisa memilih metode mana yang bisa dilakukan .
Untuk memulai kreatifitas dan menghasilkan Dollar di Shutterstock, Kita lebih dahulu harus mendaftar menjadi kontributor. Ada beberapa yang perlu kita siapkan, sepertI Passport,10 karya bisa berupa vector atau foto dan alat pembayaran.
Hasil penjualan karya di Shutterstock dapat dicairkan melalui layanan Paypall. Pencairan dana di Shutterstock tidak dapat dicairkan secara sesuka hati. Terdapat ketentuan nominal minimal agar dana dapat dicairkan, Pencairan pada dana minimal 35 dollar. Jadi, bila keseluruhan penjualan anda belum mencapai 35 dollar artinya belum bisa dicairkan.
Untuk melihat dan membeli karya yang dijual di Shutterstock dapat dilakukan di website shutterstock.com. Sedangkan pendaftaran, upload karya, dan rekapitulasi penjualan dapat di akses di submit.shutterstock.com.
1. Potret gambar yang timeless untuk keuntungan jangka panjang Menurut Artem Medvedev, fotografer Ukraina, mengunggah portofolio seperti sebuah investasi Dan investor yang cerdas selalu mendiversifikasi portofolio. Menyarankan untuk memotret aneka topik dan melacak mana yang paling diminati. Untuk mendapatkan hasil yang stabil, disarankan untuk bertaruh pada blue chips. Dalam fotografi, ini adalah topik yang selalu laku seperti gaya hidup, bisnis, kesehatan, dan lain-lain. 2. Jadikan foto terasa nyata dan autentik Pastikan foto yang kita lakukan terlihat nyata dan autentik, bukan yang posenya kaku atau terlihat terpaksa. Dalam foto ini yang melibatkan manusia. Tidak perlu untuk menyewa photostudio mahal. Sudut rumah atau tempat kerja bisa dijadikan tempat area pemotretan. Selain menyiapkan properti, ciptakan suasana yang santai supaya yang kita foto mendapat mood yang baik. 3. Tidak perlu editan aneh, cukup yang simpel dan bersih. Suka memakai filter di sosial media, bukan berarti kita harus menerapkan foto yang kita edit. Tampilan alami lebih disukai dan lebih mudah untuk tahap pemrosesan. Pembeli mungkin sudah memiliki gambaran sendiri dalam pikiran.Dengan membuat editan yang bersih dan simpel, berarti memberi kesempatan untuk mengkreasikan sesuai apa yang mereka inginkan.
4. Buatlah foto yang serbaguna
Penting bagi kita untuk membuat foto yang serbaguna, misalkan, membuat dalam berbagai format, seperti vertikal untuk keperlukan instagram stories atau horizontal untuk iklan banner di website. 5. Merencanakan sesi foto sedetail mungkin Persiapan sebelum melakukan motret, ada banyak, mulai dari menemukan model yang tepat, mencari pakaian sederhana tanpa logo, memilih lokasi, menyiapkan properti hingga mempertimbangakan posisi cahaya dari luar ruangan atau outdoor. Jika sesi foto dilakukan dalam ruangan seperti studio foto, perhatikan arah cahaya lampu, white balance, warna background yang digunakan. Bahkan, kita juga perlu gambaran yang lebih detail, seperti ekspresi wajah atau pose model. Kita bisa mencari referensi dari Pinterest atau sumber lain jika kekurangan ide. Tentunya kita menerapkan prinsip amati, tiru, dan modifikasi. 6. Identifikasi apa yang membuat kita berbeda dari fotografer lain Banyak sekali foto yang terlihat mirip dengan Shutterstock. Mungkin mengecilkan peluang gambar yang di beli orang. Bagaimana cara agar hasil jepretan kita berbeda dengan hasil fotografer lain? Entah itu mengambil foto di landmark di kota asal kita, budaya lokal yang unik, menggunakan barang handmade sebagai properti, atau memotret masakan tradisional yang jarang diangkat. Kita tidak akan pernah kehabisan ide mengingat indonesia kaya akan suku, adat, dan budaya. 7. Temukan keyword atau kata kunci yang tepat Setelah foto selesai produksi dan diedit, untuk saatnya mengunggah. Supaya bisa menjangkau banyak orang, gunakan keyword atau kata kunci yang tepat. Prinsip dasarnya adalah memasukan campuran frasa yang umum dan spesifik. 8. Konsisten mengunggah foto Kita perlu mengunggah banyak foto supaya calon pembeli bisa menemukan karya kita. Tidak hanya dari segi kuantitas, tapi juga harus konsisten. Tidak perlu setiap hari jika dianggap konsisten. Kita bisa menambahkan beberapa foto sekaligus ke portofolio.
Kesempatan lowongan magang terbaru di tahun 2024
Baca Selengkapnya..