+62 896 6423 0232 | info@idmetafora.com
Software ERP Indonesia IDMETAFORA


Pseudocode Untuk Pemula Belajar Pemrograman

2 September, 2022   |   Silfiya

Pseudocode Untuk Pemula Belajar Pemrograman

Pada saat kita pertama kali mulai dalam belajar bahasa pemrograman, terdapat banyak hal yang harus kita pelajari sebelum membuat aplikasi pertama. Dengan berpikir seperti seorang programmer dapat membantu memecah sebuah masalah menjadi algoritma untuk menyelesaikannya. Algoritma merupakan langkah-langkah yang diambil dari sebuah kode kalian untuk memecahkan masalah maupun menjawab pertanyaan.

Hal ini dapat menjadi sebuah tantangan jika kita menjadi seorang programmer pemula untuk berpikir seperti seorang programmer sejak awal. Menerjemahkan sebuah ide pada aplikasi ke kode sebenarnya membutuhkan beberapa latihan. Untuk menjembatani antara apa yang ingin aplikasi kita lakukan serta kode yang akan ditulis, kita bisa menggunakan pseudocode.

Pernahkah mendengar sebuah istilah Pseudocode sebelumnya? Apa yang dimaksud dengan Pseudocode ? Dibawah ini kita akan membahas mengenai pengertian Pseudocode.

Pengertian Pseudocode


Apa sih Pseudocode itu? Pseudocode secara harfiah yang artinya ‘kode semu’. Pseudocode adalah sebuah cara penulisan program yang informal dan bisa dibuat dengan kaidah yang ditentukan sendiri. Dengan kata lain, pseudocode adalah urutan logika yang bertujuan untuk dipahami manusia dengan mudah.

Tentu saja kita cukup kesulitan bukan untuk dapat membaca dan memahaminya? Bahkan, dalam bahasa tingkat tinggi seperti JavaScript dan Python yang tujuannya agar lebih mudah untuk dibaca manusia pun, rasanya masih cukup sulit untuk dipahami bagi kebanyakan orang.
Apalagi dalam bahasa pemrograman, Kita  tidak diperbolehkan untuk membuat kesalahan atau keluar dari aturan. Tetapi, dengan algoritma pseudocode, justru sebaliknya. Kita bisa membuat sebuah  aturan yang dapat kita tentukan sendiri. 

Pseudocode bukan termasuk bahasa pemrograman, jadi tidak menjadi sebuah masalah bahasa apa yang kita gunakan untuk menulis. Pada umumnya, pseudocode ditulis dengan bahasa Inggris karena lebih mudah saat mengkonversikannya ke dalam bahasa pemrograman. Tetapi juga tidak masalah jika kita menggunakan bahasa Indonesia.

Selain itu, Kita tidak perlu terlalu memikirkan perihal titik koma, kurung kurawal, serta sintaks untuk fungsi lainnya. Yang Paling penting adalah kita harus mampu menjelaskan alur yang sedang kita pikirkan dan lakukan.

Fungsi Pseudocode


Kira-kira, apa saja fungsi dari pseudocode? Pseudocode berfungsi untuk outline yang dapat membantu seorang programer dalam memahami sebuah alur dan logika untuk pemecahan masalah sebelum diubah menjadi script bahasa pemrograman. Dengan pseudocode ini, Kita tidak perlu membanjiri otak dengan sintaks pengkodean yang rumit. Dibawah ini merupakan fungsi-fungsi dari Pseudocode.

1. Sebagai Media Dokumentasi

Dokumentasi akan menjadi acuan agar proses perancangan program sesuai dengan apa yang diharapkan. Dokumentasi merupakan menjadi aspek yang penting dalam membangun sebuah proyek, karena dokumentasi akan diperlukan bagi seorang programmer untuk bisa menelusuri logika program, jika kedepannya terjadi error merupakan bug.

2. Sebagai Titik Tengah Antara Flowchart dan Kode

Bagi seorang pengembang untuk pemula, seringkali menemukan sebuah kesulitan dalam menerjemahkan alur diagram maupun flowchart ke kode pemrograman. Nah, adanya pseudocode ini menjadi titik tengah yang baik, karena dapat membuat transisi berjalan efektif dan efisien.

3. Sebagai Jembatan Komunikasi

Maksud dari pseudocode sebagai jembatan adalah, seorang programmer bekerja bersama orang-orang dari divisi lain. Contoh  mitra bisnis, manajer, desainer, dan lain sebagainya. Dengan menggunakan pseudocode, sehingga programmer akan lebih mudah menjelaskan mekanisme kode. Sehingga, komunikasi akan menjadi lebih efektif.

4. Mempercepat Proses Penyelesaian

Dengan hadirnya sebuah pseudocode ini tidak lain adalah untuk mempercepat pembuatan sebuah sistem. Tidak seperti bagan alur yang mempunyai format tersendiri serta strukturnya yang relatif lebih sulit dipahami langsung, pseudocode ini justru menggunakan struktur sederhana dan mudah dibaca. Hal tersebut juga membuatnya jauh lebih mudah untuk dimodifikasi. Maka untuk proses konversi ke bahasa pemrograman tidak harus menunggu waktu yang lama, karena alur algoritma telah digambarkan dengan lebih jelas. 

Itulah beberapa fungsi dari pseudocode. Pada intinya, pseudocode adalah metode awal yang memudahkan programmer dalam menuliskan kode-kode program, sehingga meminimalisir kesalahan pada saat proses pengkodean.

Ciri-ciri Pseudocode


Agar dapat lebih mudah dalam memahami mengenai apa itu pseudocode, sehingga ada baiknya untuk memahami ciri-cirinya terlebih dahulu. Adapun ciri-ciri dari pseudocode adalah sebagai berikut.

1. Menggunakan pola dalam bahasa Inggris yang tidak terlalu rumit
2. Tidak mempunyai standar aturan baku serta spesifik dalam penulisannya sehingga dapat disesuaikan dengan kebutuhan
3. Menggunakan simbol maupun sintaks dari sebuah program, seperti ←, <, >, <=, >=, dan sebagainya
4. Notasi pseudocode dapat digunakan untuk bahasa pemrograman
5. Ditulis dalam urutan sebuah kejadian maupun permasalahan dan bukan menggunakan diagram
6. Berisi sebuah langkah-langkah untuk menyelesaikan sebuah masalah tetapi bentuk masalahnya tidak sama dengan algoritma
7. Sering digunakan pleh para pengguna untuk menuliskan sebuah algoritma dari suatu permasalahan

Cara Membuat Pseudocode


Setelah mengetahui pengertian serta ciri-cirinya, akan kurang lengkap jika kita tidak mempelajari mengenai cara membuat pseudocode. Dalam format penulisan pseudocode umumnya dibagi menjadi 3 bagian, yaitu:

1. Bagian Judul

Sesuai dengan namanya, untuk bagian tersebut akan digunakan untuk menunjukkan judul dari kode algoritma yang akan maupun sedang dikerjakan oleh seorang programmer. Pada umumnya format penulisan judul pseudocode diawali dengan kata “PROGRAM” serta diikuti oleh nama algoritmanya.
Nama algoritma yang sering digunakan hanya terdiri dari 1 maupun lebih dari 1 kata. Karena itu, kita dapat mengganti spasi dengan simbol underscore (_) maupun dengan menghilangkan spasi. Contoh seperti PROGRAM Pengurutan, PROGRAM Pencarian Teks, PROGRAM Hitung Sisi Miring, dan lain sebagainya. 

2. Bagian Deklarasi

Pada bagian ini berisikan keterangan seperti variabel maupun konstanta yang dipakai dalam penulisan algoritma. Dalam aplikasi komputer, terdapat beberapa jenis variabel seperti variabel jenis bilangan bulat, variabel bilangan pecahan, variabel berjenis teks, variabel berjenis tanggal, dan lain sebagainya. Dalam penulisan format bagian deklarasi sendiri terdiri dari jenis variabel yang diikuti dengan nama variabel. Contoh seperti var number: integer, float c, dan lain sebagainya.

3. Bagian Isi

Cara membuat pseudocode yang selanjutnya berisikan algoritma dengan perintah maupun langkah dari algoritma. Dapat kita katakan bahwa pada bagian tersebut adalah inti dari sebuah pseudocode. Ada begitu banyak perintah yang dapat kita tuliskan pada bagian ini dengan sifat runtutan, kondisional, perulangan maupun kombinasi dari ketiganya seperti seperti proses kondisional (if/else), perulangan (for), serta operasional (penjumlahan, pengurangan, dan sebagainya). Contohnya yaitu seperti read(a, b), c = sqrt(a*a + b*b), write(“Sisi miring: “, c) dan lain sebagainya.

Notasi Pseudocode


Setelah mengetahui pengertian, fungsi, ciri-ciri, serta cara membuat dari pseudocode, kita juga harus mengetahui notasi apa saja yang sering digunakan dalam pseudocode untuk mengetahui proses yang terjadi. Dibawah ini adalah beberapa notasinya.

INPUT
Notasi ini digunakan untuk menunjukan sebuah proses memasukan suatu isi variabel.

OUTPUT
Notasi Output digunakan untuk menunjukan proses keluaran yang terjadi.

WHILE
Notasi While digunakan untuk sebuah perulangan yang memiliki iterasi awal.

FOR
Notasi For digunakan untuk sebuah perulangan perhitungan iterasi.

REPEAT – UNTIL
Notasi Repeat-Until digunakan untuk sebuah perulangan yang memiliki kondisi akhir.

IF – THEN – ELSE
Notasi If-Then-Else digunakan untuk mengambil sebuah keputusan dari beberapa kondisi.

Saran Untuk Menulis Kode Semu


Dalam penulisan sebuah pseudocode memang tidak terdapat aturan yang pasti akan tetapi dalam penulisannya harus jelas serta logis. Berikut ini merupakan beberapa saran untuk yang ingin menulis kode semu:

Tulis secara spesifik dan konsisten
Tulislah pseudocode secara spesifik serta juga konsisten. Konsisten disini terletak dalam penggunaan huruf kapital dan kecil. Kita dapat menggunakan huruf kapital untuk kode perintah, contohnya seperti IF, ELSE, serta THEN. Hal tersebut bisa membantu pada saat nanti menulis kode program agar tidak kebingungan untuk membedakan notasi serta komponen yang dinotasikan.

Gunakan indentasi
Walaupun dalam penggunaan indentasi pada pseudocode tidak diharuskan akan tetapi gunakanlah indentasi untuk memudahkan dalam membaca notasi seperti if, for, serta while. Perlu kita ketahui juga bahwa, indentasi tersebut sangat berpengaruh dalam beberapa bahasa pemrograman contoh dalam bahasa pemrograman Python.

Buat dengan sederhana
Usahakan, buatlah kode semu agar terlihat tetap sederhana hal tersebut untuk memudahkan untuk menerjemahkannya menjadi kode program.

Gunakan Teks Editor 
Sebaiknya gunakan teks editor daripada aplikasi pengolah kata seperti Microsoft Word. Karena teks editor akan membuat pseudocode jauh lebih terlihat rapi, runut, serta ringkas

Tulis Tujuan Proses 
Dengan menuliskan satu atau lebih baris untuk menjelaskan tujuan kode, Kita akan dapat dengan mudah melakukan sebuah pencarian dokumen pseudocode ini jika suatu saat nanti dibutuhkan. Selain itu, Kita juga dapat menghemat waktu, karena tidak perlu lagi menjelaskan tujuan program kepada setiap orang yang melihat pseudocode

Tulis Hanya dengan Satu Pernyataan per Baris 
Setiap pernyataan dalam pseudocode harus  berisi satu tindakan saja untuk komputer. Tujuannya, untuk agar dapat fokus pada satu pemecahan masalah

Gunakan Spasi Antar Blok 
Kita dapat menggunakan spasi di antara “blok” teks agar membantu komponen pseudocode tetap terlihat rapi

Gunakan Huruf Besar Untuk Perintah
Kita mungkin perlu menggunakan huruf besar untuk perintah kunci seperti di bahasa pemrograman aslinya. Contohnya, perintah “if” dan “then”, ubah menjadi “IF” dan “THEN”

Tulis Dengan Terminologi Sederhana 
Perlu diingat, bahwa pseudocode ditujukan untuk demonstrasi kepada orang awam. Contohnya, pelanggan maupun divisi non-teknis. Itulah mengapa tulislah pseudocode dengan bahasa yang mudah dimengerti

Simpan Pseudocode Dengan Urutan yang Benar 
Meskipun pseudocode terlihat lebih sederhana, akan tetapi tetap harus menyimpan setiap bagian pseudocode sesuai urutan eksekusinya. Supaya pada saat  ingin menggunakan pseudocode-nya lagi,kita tidak keliru menentukan urutannya

Atur Setiap Bagian-Bagian 
Jika pseudocode  mempunyai bagian-bagian (Sections) yang besar, maka kita dapat menggunakan tanda kurung maupun simbol lain untuk menyimpan semuanya. Hal tersebut digunakan agar pembaca tidak kebingungan saat melihat serta memahami pseudocode 

Liputan Software ERP IDMETAFORA Indonesia!

Jika anda merasa artikel ini bermanfaat, bagikan ke pengikut anda melalui tombol dibawah ini:



Software ERP Indonesia

Artikel rekomendasi untuk Anda