Di era metaverse, AR atau biasa dikenal sebagai Augmented Reality mulai menyita perhatian publik. Tanpa disadari, teknologi ini sebenarnya sudah sering dijumpai dalam kehidupan sehari-hari. Seperti dalam contoh sederhananya adalah aplikasi berbasi Augmented Reality yang terinstal di smartphone. Augmented Reality dipercaya menjadi teknologi masa depan. Faktanya, kini orang-orang mulai berlomba-lomba untuk mengembangkan teknologi tersebut. Augmented Reality juga diagungkan sebagai teknologi penembus dunia nyata. Hal ini sejalan dengan pengertian dari Augmented itu sendiri yang artinya “penambahan” dan Reality yaitu “realitas”. Penambahan realita ini terjadi secara real time. Semua itu diimplementasikan lewat teknologi tiga dimensi. Augmented Reality merupakan teknologi yang menggunakan penggabungan secara real time terhadap konten digital yang dibuat oleh komputer dengan dunia nyata. Teknologi Augmented Reality memperbolehkan penggunanya melihat objek maya 2 dimensi atau 3 dimensi yang diproyeksikan terhadap dunia nyata. Sederhananya adalah teknologi yang mampu menyisipkan informasi ke dalam dunia maya dan memproyeksikannya ke dunia nyata dengan bantuan seperti webcam komputer, kamera, ataupun kacamata khusus.
Teknologi Augmented Reality bermula dari tahun 1957-1962, ketika seorang penemu dan sinematografer yang bernama Morton Heilig, menciptakan dan mematenkan sebuah simulator yang disebut Sensorama dengan visual, getaran, dan bau. Dilanjutkan pada tahun 1966, Ivan Sutherland menemukan head mounted display yang kemudian ia claim sebagai jendela ke dunia virtual. Tahun 1975, seorang ilmuwan bernama Myron Krueger menemukan Videoplace yang dapat memungkinkan pengguna untuk berinteraksi dengan objek virtual untuk pertama kalinya. Kemudian pada tahun 1992, Jaron Lanier mengembangkan Augmented Reality untuk melakukan perbaikan pada pesawat Boeing. Selanjutnya pada tahun yang sama pula, Steven Feiner, Blair Maclntyre dan Doree Seligmann, memperkenalkan Major Paper untuk perkembangan Prototype AR pertama kalinya.
Cara kerja dari Augmented Reality itu sendiri ditampilkan di berbagai perangkat seperti handphone, kacamata khusus, kamera, webcam, layar, dan sebagainya. Perangkat-perangkat tersebut yang nantinya akan berfungsi sebagai output device karena akan menampilkan sebuah informasi berupa video, gambar, animasi, dan model 3D yang perlu digunakan. Pengguna bisa melihat hasilnya dalam cahaya buatan dan alami. Augmented Reality atau AR menggunakan teknologi yang dinamakan dengan SLAM (Simultaneous Localization and Mapping), sensor, dan pengukur kedalaman. Misalnya, adanya pengumpulan data sensor untuk menentukkan suatu lokasi, menghitung jarak dari lokasi sebelumnya ke lokasi tujuan, dan lain-lain.
Tentunya dalam cara kerjanya, dibutuhkan komponen-komponen pendukung AR seperti berikut: -Sensor dan Kamera Sensor dan kamera digunakan sebagai pengumpulan data informasi kolaborasi dengan pengguna dan mengirimkannya untuk diproses. Kamera pada ponsel mempunyai kemampuan untuk memeriksa lingkungan dan data yang diperoleh serta mampu mengidentifikasi barang fisik dan menghasilkan objek 3D. -Proyeksi Komponen AR yang satu ini mengacu pada proyektor kecil, misalnya semacam headset AR. Komponen ini mengambil informasi dari sensor dan menayangkan konten yang terkomputerisasi ke permukaan untuk dilihat. Namun pada kenyataannya komponen ini belum sepenuhnya dirancang untuk digunakan dalam alat. -Refleksi Beberapa gadget AR mempunyai cermin untuk membantu mata manusia melihat gambar secara virtual. Beberapa dari alat ini memiliki variasi cermin kecil yang ditekuk dan beberapa lag memiliki cermin sisi ganda. Berfungsi untuk memantulkan cahaya ke kamera dan ke mata pengguna.Tujuannya adalah untuk memainkan pengaturan gambar yang tepat dan akurat.
Augmented Reality sendiri memiliki beberapa jenis dan metode tergantung pada penerapannya. Berikut uraian dari beberapa jenis atau tipe metode AR: -Marker Based Augmented Reality Jenis Augmented Reality ini biasa disebut dengan image recognition, karena memerlukan objek visual khusus dan kamera untuk memindainya. Objek visual dapat berbentuk apa saja, mulai dari kode QR yang dicetak hingga simbol khusus. Perangkat ini juga menghitung posisi dan orientasi marker untuk memposisikan konten. Dengan begitu, maka marker akan menampilkan animasi digital yang bisa dilihat oleh pengguna. -Markerless Augmented Reality Jenis ini yang membuat Augmented Reality dipakai secara luas. Markerless AR menggunakan teknologi GPS, pengukur kecepatan, kompas digital secara akselerometer yang tertanam dalam perangkat untuk menyediakan data berdasarkan lokasi. Teknologi jenis ini memiliki ketersediaan fitur pendeteksian lokasi. Jenis ini umum digunakan untuk aplikasi berbasis lokasi atau memetakan arah. -Projection Based Augmented Reality Teknologi Augmented Reality jenis ini bekerja dengan cara memproyeksikan cahaya buatan ke permukaan nyata. Dalam beberapa kasus memungkinkan penggunanya untuk berinteraksi dengannya. Contohnya seperti hologram karena mampu mendeteksi interaksi antara pengguna dengan proyeksi melalui perubahannya. -Superimposition Based Augmented Reality Superimposition Based Augmented Reality mampu mengubah tampilan asli dengan augmented, baik sepenuhnya maupun sebagian. Disinilah object recognition menjalankan peranan penting.
Di era modern ini, augmented reality dipercaya sebagai salah satu teknologi yang memiliki potensi penggunaan terbesar. Dikarenakan AR dapat digunakan pada semua sektor industri yang ada. Augmented Reality pun diprediksi akan menjadi bagian dari kehidupan masyarakat sehari-hari. Berikut merupakan contoh penerapan augmented reality: -Bidang Retail Sebagai yang sudah diketahui, augmented reality telah diadopsi penggunaannya oleh perusahaan furniture raksasa yaitu IKEA. Perusahaan ini bereksperimen dengan AR pada tahun 2012 lalu, dimana pembeli dapat menggunakan aplikasi tersebut untuk memberikan gambaran virtual bagaimana furniture yang ada terlihat di rumah mereka. -Dunia Games Penerapan Augmented Reality ini sudah merajalela untuk keperluan rekreasional dalam dunia games. Salah satu games AR yang terkenal adalah Pokemon Go!. Dalam games ini, memungkinkan pengguna untuk menangkap berbagai jenis Pokemon secara virtual melalui smartphone. Permainan ini pernah mencapai titik kesuksesan dengan 65 juta pengguna di seluruh dunia. -Media Sosial Fitur Augmented Reality yang sering kamu manfaatkan biasanya tersedia di aplikasi media sosial, terutama Instagram. Instagram mengunggulkan filter yang menghibur. Filter-filter ini diciptakan menggunakan AR sebagai objek 3D dan teknologi AI sebagai logikanya. Tidak hanya itu, Facebook Messenger juga sudah menggunakan AR. Di sana, pengguna dapat memanfaatkan fitur Group Effect untuk membuat tampilan group call lebih menyenangkan. -Industri Kesehatan Ternyata augmented reality kini mulai diterapkan pada industri kesehatan. Augmented Reality sering dimanfaatkan sebagai teknologi yang mampu mengintegrasikan informasi digital ke dalam lingkungan dunia nyata pengguna. Teknologi ini kini digunakan untuk membantu perencanaan operasi, perawatan pasien, dan sosialisasi situasi medis yang kompleks kepada pasien dan kerabat mereka.
-3D Artist Perlu diketahui bahwa AR dapat menjadi nyata lewat desain tiga dimensi. Oleh karena itu, diperlukan 3D artist sebagai orang yang membangunnya. Mereka bisa bekerja di bidang ini. Sejalan dengan pesatnya perkembangan dunia AR, secara otomatis, 3D artist semakin dicari-cari. Syarat menjadi 3D artist wajib memiliki kreativitas. Selain itu, kemampuan software desain D3 juga wajib mereka miliki. -Software developer atau engineer Untuk membangun fitur atau aplikasi dengan AR, perusahaan mulai banyak yang mencari seorang Software developer atau engineer. Untuk menjadi salah satunya, wajib memiliki kemampuan matematis. Selain itu, juga diharuskan menguasai berbagai bahasa pemrograman.
-Dapat berinteraksi dengan objek secara langsung Kelebihan pada teknologi ini yaitu dapat memungkinkan pengguna untuk melakukan interaksi dengan objek virtual tersebut secara langsung. Augmented Reality dapat memvisualisasikan objek ataupun subjek sesuai dengan ukuran aslinya. Sehingga interaksi terhadap suatu objek yang dibentuk secara virtual dapat teroptimalisasi dan lebih menarik. -Mudah Untuk Dioperasikan Kelebihan teknologi Augmented Reality adalah mudah dioperasikan. Cukup dengan smartphone, kamu dapat menikmati teknologi augmented reality. Mulai dari bermain game, menyesuaikan melakukan pencarian makeup dengan filter bisa dilakukan. Tak hanya itu, terdapat juga fitur 3D rendering product yang dapat memproyeksikan suatu objek secara 3 Dimensi. -Meningkatkan pemasaran online maupun branding produk Kelebihan teknologi Augmented Reality lainnya yaitu dapat meningkatkan kegiatan pemasaran online maupun campaign dan branding produk. Dengan mempromosikan suatu produk dengan cara yang berbeda melalui AR maka dapat menjadi suatu inovasi terobosan baru untuk menarik perhatian konsumen. Konsumen akan memiliki daya minat yang lebih terhadap produk yang dikampanyekan secara virtual.
Tak hanya kelebihan, Augmented Reality sebagai sebuah teknologi tentu memiliki kelemahan yang tak bisa dihindari. Namun, kelemahan ini dapat disempurnakan dengan keberadaan teknologi lainnya. Apa sajakah kelemahan pada augmented reality? -Ketidaksesuaian Dengan Objek Aslinya Salah satu kelemahan dari Augmented Reality yaitu hasil yang terkadang terlihat kurang nyata. Artinya, objek dari teknologi AR yang ditempatkan di dunia nyata, divisualisasikan tidak terlalu sesuai dengan objek aslinya. Terkadang bentuk dari AR yang dikembangkan juga memiliki kualitas yang kurang sesuai sesuai dengan objek aslinya. Sehingga, kualitas wujud gambar yang dihasilkan juga terkadang masih belum maksimal. -Kurang Menyeluruh Meski teknologi Augmented Reality mampu membawa informasi, objek animasi, dan tutorial ke dunia namun AR tidak dapat menangkap seluruh lingkungan yang terlihat. Hanya bagian atau lingkup tertentu saja yang ditampilkan. Hal ini yang membuat nilai minus pada teknologi Augmented Reality.
Seperti yang telah diuraikan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa Augmented Reality merupakan teknologi yang menggunakan penggabungan secara real time terhadap konten digital yang dibuat oleh komputer dengan dunia nyata. Teknologi ini mampu menyisipkan informasi ke dalam dunia maya dan memproyeksikannya ke dunia nyata dengan bantuan seperti webcam komputer, kamera, ataupun kacamata khusus. Augmented Reality banyak jenisnya seperti: Marker Based Augmented Reality, Markerless Augmented Reality, Projection Based Augmented Reality, dan Superimposition Based Augmented Reality. Teknologi Augmented Reality dinilai memiliki peluang dan potensi pesat pada masa kini. Banyak kelebihan yang ditawarkan, namun sebagaimana sebuah benda dan teknologi pastilah memiliki kekurangan. Kekurangan dari AR dapat disempurnakan seiring waktu. AR dapat terus di utilisasi untuk menunjang kemajuan dan dapat menggabungkan artificial intelligence dalam menghadirkan AR yang lebih menarik.
Kesempatan lowongan magang terbaru di tahun 2024
Baca Selengkapnya..