“No System Is Safe” merupakan kalimat andalan yang biasa “mereka” gunakan ketika melakukan aksi pembajakannya atau mencoba ketangguhan sistem pengamanan suatu perusahaan. Apakah benar semua Hacker itu berbahaya? Yuk simak penjelasannya!
Hacking? Hacking merupakan sebuah aktivitas penyusupan ke dalam sebuah sistem operasi komputer maupun jaringan dengan tujuan untuk menyalahgunakan ataupun merusak sistem yang telah ditargetkan sebelumnya. Kata “menyalahgunakan” memiliki arti yang sangat luas, dapat diartikan sebagai pencurian data rahasia ataupun mencari celah jaringan yang memungkinkan untuk dimasuki entah perusahaan maupun rumahan. Seseorang yang melakukan aktivitas hacking ini disebut dengan Hacker Beberapa kegiatan hacking memang memiliki tujuan mulia, yakni mengasah kemampuannya di bidang teknologi segi keamanan jaringan selanjutnya setelah berhasil menerobos sistem keamanan yang ada, para hacker ini akan menginformasikan celah pengamanan yang ada kepada yang bersangkutan untuk nantinya diperbaiki. Namun ada juga yang benar-benar murni karena iseng hingga ditunjang oleh motif dendam ataupun niat jahat ingin mencuri sesuatu yang berharga. Tidak ada jaminan apapun yang dapat memastikan bahwa tidak ada celah atau kelemahan dalam sistem jaringan ataupun komputer dengan menggunakan sistem operasi apapun. Tidak akan pernah ada sistem jaringan yang benar-benar cukup aman yang mampu menjamin 100% tingkat keamanan data dan informasi yang ada di dalamnya. Inilah yang justru memicu maraknya aktivitas hacking di berbagai skala dan tingkat aktivitas, mulai level rendah hingga professional.
Hacker terbagi menjadi dua kelompok besar, yakni hacker dan attacker/cracker. Orang awam cenderung menganggap hacker adalah orang jahat yang hobinya menjahili komputer ataupun sistem milik orang lain. 1. Hacker, yakni orang yang memiliki hobi untuk mengutak-atik isi komputer orang lain/dirinya sendiri dengan tujuan untuk memahami bagaimanakah proses bekerjanya sebuah sistem serta menguji tingkat keamanan serta celahnya. 2. attacker/cracker, yakni orang yang memiliki aktivitas sama namun memiliki tujuan yang bertolak belakang, yaitu menyalahgunakan yang memiliki suatu tujuan ataupun kepentingan tertentu dan di luar tujuan untuk memahami sebuah sistem bekerja.
1. Outside attacker Attacker yang berasal dari luar komunitas sistem jaringan dan akan melakukan berbagai aktivitas destruktif. Outsiders mencoba membongkar firewall jaringan dalam rangka merusak sistem jaringan internal dengan masuk secara paksa ataupun memanfaatkan jaringan partner yang terhubung dengan komunitas. 2. Inside attacker Attacker yang berasal dari kalangan komunitas dan memiliki hak akses terhadap sistem jaringan internet yang ada. Insider attack biasanya akan mendominasi berbagai macam aktivitas destruktif yang ada dalam kategori hacking hingga mencapai jumlah 80%. Hal ini dimungkinkan karena faktor aksesibilitas yang dimilikinya mampu untuk melakukan hal tersebut.
1. Phishing Salah satu jenis serangan hack di mana hacker mengkloning dirinya dengan situs yang sering dikunjungi untuk mendapat akses atau informasi pribadi korbannya. Contohnya, jika masuk ke dalam suatu situs yang biasa dikunjungi dengan domain asli (.com atau .co.id) dan domain yang palsu (.xyz atau .tv). Lalu melakukan login pada situs yang palsu, maka data username dan password yang telah masukkan akan jatuh ke tangan hacker. 2. Serangan Malware Malware adalah singkatan dari malicious software, yang artinya software yang berbahaya. Software yang dibuat untuk merusak komputer, server, ataupun jaringan. Yang dilakukan oleh si hacker yakni menyisipkan malware ke dalam perangkat atau jaringan untuk membuat kerusakan dari dalam dengan cara memasukkan malware lewat tema dan plugin yang tidak diupdate secara berkala. 3. Man-in-the-Middle (MITM) Merupakan metode seorang hacker yang dimana ia bersembunyi di antara korban dan situs yang sedang dikunjungi oleh si korban Contohnya, jika sedang menggunakan wifi publik. Lalu, melakukan transaksi di toko online dengan menggunakan koneksi tersebut, maka ada resiko data akan diintip oleh pihak tak bertanggung jawab. Oleh sebab itu jika situs yang dikunjungi tidak terdapat HTTPS di awal alamatnya maka hacker sedang melakukan MITM. 4. DDoS Distributed Denial of Service adalah serangan yang umumnya ditujukan pada suatu website atau jaringan. Tujuan serangan ini adalah membuat website menjadi tidak dapat diakses dengan cara mengirimkan jumlah request yang berlebih ke server. Dengan memanfaatkan bot para hacker membuat jumlah request yang tidak terbatas yang menyebabkan situs yang di telah di serang oleh DDoS akan terasa lagging bahkan tidak dapat diakses sama sekali dikarenakan penuh nya jumlah request. 5. Brute Force Suatu metode dimana hacker mencoba “mendobrak” akses menuju panel admin dari suatu website. Dengan melakukan prose login secara terus menerus dengan kombinasi yang berbeda di setiap sesinya. Oleh karena itu, cara yang seringkali dilakukan untuk mencegah serangan brute force adalah dengan membatasi percobaan login. IDMETAFORA Menawarkan Enterprise resource planning (ERP) adalah aplikasi bisnis yang terintegrasi. Aplikasi ERP membantu proses operasional bisnis yang luas dan mendalam, seperti yang ditemukan dalam proses pembelian, pengelolaan gudang, penjualan, keuangan, SDM, distribusi, manufaktur, layanan, dan rantai pasokan. Hubungi kami di : 0896 6423 0232 atau 0813 9399 3723. Jl. Damai No.36, Sleman, Yogyakarta.
Kesempatan lowongan magang terbaru di tahun 2024
Baca Selengkapnya..