+62 896 6423 0232 | info@idmetafora.com
Software ERP Indonesia IDMETAFORA


Apa Itu Laporan Realisasi Anggaran? Mari Simak Penjelasan Dibawah Ini

16 November, 2022   |   Silfiya

Apa Itu Laporan Realisasi Anggaran? Mari Simak Penjelasan Dibawah Ini

Pengertian dari laporan realisasi anggaran (LRA) adalah laporan yang menyajikan sebuah informasi yang berhubungan dengan anggaran keuangan. Apa saja unsur, manfaat, serta bagaimana cara membuat laporan realisasi anggaran tersebut? Mari cari tahu semua jawabannya di pembahasan kali ini. Di dalam memenuhi kewajiban sebagaimana yang sudah diatur di dalam undang-undang, pemerintah harus membuat laporan keuangan salah satunya yaitu laporan realisasi anggaran.
Sebuah bisnis maupun perusahaan pun juga sebaiknya mempunyai laporan ini supaya bisa mencocokkan antara anggaran dan jumlah yang sudah direalisasikan di lapangan.
Untuk memenuhi manfaat dari laporan keuangan, laporan realisasi anggaran berfungsi untuk penyedia informasi mengenai anggaran serta realisasi entitas pelaporan pada suatu periode tertentu.


Apa Itu Laporan Realisasi Anggaran?


Pengertian dari laporan realisasi anggaran adalah laporan yang menyediakan berbagai informasi mengenai realisasi anggaran, pembiayaan, belanja dan lain sebagainya serta membandingkannya dengan jumlah anggaran di dalam suatu periode. Umumnya, laporan tersebut menyajikan berbagai macam hal yang berhubungan dengan anggaran keuangan. Adapun diantaranya yaitu yang berkaitan dengan alokasi, sumber serta penggunaan sumber daya keuangan yang biasanya dikelola oleh pemerintah pusat maupun daerah. Selain itu, perusahaan juga menyusun laporan tersebut dengan tujuan yang kurang lebih sama. Laporan tersebut bisa menunjukkan apakah laporan keuangan yang disajikan valid dan sesuai dengan kenyataan yang di lapangan.


Unsur-Unsur Laporan Realisasi Anggaran


Di dalam sebuah laporan, ada beberapa unsur yang harus diuraikan. Begitu juga dengan laporan realisasi anggaran yang mempunyai beberapa unsur penting. Hal-hal yang harus ada di dalam pelaporan ini setiap tahunnya yaitu seperti di bawah ini:

1. Pendapatan
Pendapatan merupakan hal pertama yang harus ada di dalam laporan realisasi anggaran, karena merupakan jumlah yang harus diterima oleh suatu instansi pemerintahan untuk bisa melakukan serta menyesuaikan beberapa program pemerintahan. Dari jumlah pendapatan yang sudah diperoleh oleh sebuah instansi ini kemudian bisa disesuaikan dengan unsur-unsur laporan yang lainnya.

Nilai dari pendapatan tersebut merupakan hak pemerintah dan tidak perlu dibayar kembali karena sudah masuk ke dalam Saldo Anggaran Lebih yang nantinya harus dipertanggungjawabkan oleh setiap instansi penerima karena merupakan nilai yang akan digunakan untuk masyarakat. Untuk memenuhi tujuan pertanggungjawaban serta pengendalian manajemen pemerintah, maka perlu dilakukan akuntansi pendapatan.

Melakukan akuntansi pendapatan dengan berdasarkan pada asas bruto yang mana pembukuan bruto akan dilakukan tanpa perlu mencatat jumlah netto. Jika pengurang atau biaya di dalam pendapatan masih bersifat variabel serta belum bisa dianggarkan terlebih dahulu maka asas bruto juga bisa dikecualikan.

2. Belanja
Yang dimaksud dengan belanja yaitu seluruh pengeluaran yang dilakukan oleh Bendahara di dalam suatu instansi yang bisa mengurangi Saldo Anggaran Lebih dalam suatu periode. Segala sesuatu yang sudah dikurangkan dari Saldo Anggaran Lebih tidak akan mendapatkan Pembayaran kembali, sehingga harus dilakukan dengan secara seksama.

Unsur tersebut mempunyai tiga macam, yaitu belanja secara ekonomi, organisasi, serta fungsi. Belanja secara ekonomi meliputi hal yang diperlukan di dalam melakukan suatu aktivitas, contoh misalnya: perbelanjaan bagi pegawai dan barang, bunga, subsidi, bantuan sosial, serta hibah yang dilakukan oleh pemerintah demi aktivitas yang dijalani untuk masyarakat.

Belanja secara organisasi diklasifikasikan dengan berdasarkan unit maupun organisasi di bawahnya yang memakai anggaran tersebut. Contohnya yaitu, belanja secara organisasi pada Pemerintah Pusat yang mencakup perbelanjaan yang dilakukan oleh Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah atau DPRD.

Yang terakhir, belanja menurut fungsi yakni perbelanjaan yang dilakukan dengan berdasarkan pada fungsi utama suatu instansi maupun pemerintahan tersebut. Seperti belanja untuk pelayanan umum, pertahanan, ekonomi, kesehatan, pariwisata, serta lain sebagainya sesuai dengan fungsi umum instansi tersebut.

3. Transfer
Transfer merupakan kegiatan yang meliputi penerimaan atau pengeluaran suatu dana dari satu instansi ke instansi yang lain yang juga membuat laporan realisasi anggaran. Dana bagi hasil serta dana perimbangan juga masuk ke dalam unsur transfer di dalam laporan realisasi anggaran.
Di dalam melaksanakan tugas serta kewajiban untuk memenuhi peraturan yang berlaku, tidak jarang terjadi suatu kerjasama antara salah satu instansi dengan instansi terkait lainnya. Hal tersebutlah yang mendasari unsur transfer dalam melakukan pelaporan.

4. Pembiayaan
Pembiayaan atau financing merupakan setiap penerimaan maupun pengeluaran yang dilakukan oleh suatu entitas pelaporan tanpa mempunyai pengaruh terhadap kekayaan bersih suatu instansi atau entitas tersebut di dalam setiap periode. Contoh misalnya penerimaan pembiayaan diperoleh dari penerimaan pinjaman, penjualan investasi permanen, penjualan obligasi pemerintah serta lain sebagainya.

Sementara itu pengeluaran pembiayaan bisa meliputi pemberian pinjaman pada instansi lain maupun pihak ketiga, pembayaran kembali suatu pokok pinjaman pada periode tertentu, serta penyertaan modal. Segala hal yang meliputi pembiayaan di dalam pelaporan akan dilakukan pembukuan dengan mengikuti asas bruto.

Selain dari empat unsur yang sudah diuraikan diatas, terdapat unsur-unsur lain yang juga bisa diperhatikan di dalam menyusun sebuah laporan realisasi anggaran, seperti surplus atau defisit, sisa lebih maupun sisa kurang pembiayaan anggaran, pembiayaan neto, serta juga transaksi yang dilakukan dengan mata uang asing.


Manfaat Laporan Realisasi Anggaran

 
Laporan realisasi anggaran menyajikan banyak sekali informasi mengenai pendapatan, transfer, belanja, defisit, surplus, serta juga pembiayaan pada suatu entitas. Informasi tersebut nantinya dapat dijadikan sebuah acuan untuk mengevaluasi berbagai jenis pengambilan keputusan.
Antara lain yaitu meliputi pengalokasian sumber daya ekonomi, ketaatan entitas pelaporan pada anggaran, serta akuntabilitas. Berdasarkan fakta tersebut bisa diambil kesimpulan bahwa laporan realisasi anggaran memiliki sejumlah manfaat, antara lain yaitu seperti di bawah ini:

-Menyajikan sebuah informasi mengenai alokasi, sumber, serta pemakaian sumber daya ekonomi.
-Dapat dipakai untuk memprediksi sumber daya ekonomi untuk pendanaan kegiatan pemerintah pusat serta daerah dalam periode berikutnya.
-Dengan adanya data laporan tersebut dapat dimanfaatkan untuk melakukan evaluasi oleh pihak pengguna laporan terhadap keputusan yang akan dibuat. Dimana keputusan tersebut diambil pada saat akan menggunakan sumber daya ekonomi, akuntabilitas, serta ketaatan di dalam entitas pelaporan supaya proses pengelolaan uang berjalan dengan lancar.
-Dengan hadirnya laporan realisasi dana tersebut akan memberikan rincian terhadap catatan kondisi keuangan secara menyeluruh. Sehingga hal tersebut dapat dijadikan sebagai sumber informasi paling akurat untuk mengetahui efektifitas perolehan pendapatan serta realisasi dari sumber daya ekonomi.
-Laporan tersebut juga dapat dimanfaatkan untuk membandingkan pendapatan dari pemakaian anggaran apakah sudah sesuai dengan peraturan UU ataukah belum. Laporan tersebut bermanfaat untuk mengambil keputusan soal alokasi sumber daya ekonomi lengkap dengan akuntabilitasnya pada periode yang akan datang.

Perlu untuk diketahui, bahwa LRA juga bisa menyajikan sebuah informasi mengenai berbagai perolehan serta penggunaan sumber daya ekonomi yang sudah dilaksanakan, apakah pemakaian tersebut efektif, efisien, hemat serta sesuai dengan anggaran dan peraturan dalam undang-undang ataukah tidak.


Perbedaan Laporan Realisasi Anggaran dengan Laporan Operasional


Di dalam suatu instansi, selain laporan realisasi anggaran (LRA) ada juga yang disebut dengan laporan operasional (LO). Di berbagai sudut pandang, LRA dan LO mempunyai beberapa kemiripan karena sama-sama membahas mengenai keuangan serta anggaran yang harus direalisasikan oleh suatu instansi. Akan tetapi, kedua laporan tersebut mempunyai perbedaan dalam berbagai hal, di antaranya yaitu:

1. Berdasarkan Unsur yang Membentuk
LRA dan LO sama-sama mempunyai unsur yang harus dicantumkan di dalam pelaporannya. Unsur-unsur tersebut juga mempunyai kemiripan walau nyatanya berbeda. Apabila LRA terdiri dari pendapatan, belanja, transfer, serta pembiayaan maka berbeda halnya dengan Laporan Operasional. Laporan Operasional terdiri dari pendapatan, beban kegiatan operasional yang harus dilakukan, transfer, serta juga pos luar biasa.

Pos luar biasa merupakan pendapatan maupun pengeluaran yang terjadi karena adanya sebuah peristiwa tertentu yang jarang terjadi dengan berdasarkan ruang lingkup, sifat, serta karakternya akan tetapi masih tercakup di dalam kegiatan normal. Unsur tersebut perlu disajikan secara terpisah dengan menggunakan asas bruto di dalam laporan operasional untuk memberikan sudut pandang yang baru terhadap hasil serta pengembangan kegiatan normal suatu entitas pelaporan.

2. Basis Akuntansi
Di dalam dasar penyajian laporan akuntansinya, LRA dan LO mempunyai dasar yang berbeda. Laporan realisasi anggaran menggunakan akuntansi yang berdasarkan pada kas sementara itu Laporan Operasional menggunakan basis akuntansi akrual. Periode pencatatan dengan kedua basis akuntansi tersebut berbeda. Pada basis akrual dilakukan pencatatan sesudah transaksi, sementara itu pada basis kas pencatatan dilakukan sebelum transaksi.

Dari tingkat ketepatan, basis akuntansi secara akrual dinilai lebih tepat jika dibandingkan dengan basis akuntansi secara kas karena bisa menggambarkan pencatatan secara real-time sesuai dengan kegiatan yang sedang berlangsung. Akan tetapi dari arus kas, basis akuntansi kas lebih bisa memberikan laporan yang akurat karena tidak dilakukan secara terpisah seperti basis akuntansi akrual.

3. Pembelian Aset Tetap
Pada LRA, pembelian aset tetap diklasifikasikan ke dalam belanja modal yang bisa menjadi faktor pengurang pendapatan, sementara itu pada Laporan Operasional pembelian tersebut tidak bisa menjadi faktor pengurang dari pendapatan yang sudah diperoleh suatu entitas pelaporan.
Aset akan tetap bisa diperoleh dari beberapa metode, yakni pembelian secara tunai, kredit, melakukan barter surat berharga, penukaran aset dengan instansi lain, hibah, maupun pembuatan aset tetap secara mandiri. Perbedaan dalam mengkategorikan pembelian aset tetap tersebut bisa terjadi karena LRA dan LO menganut basis akuntansi yang berbeda di dalam penyajiannya.

4. Pengakuan Pendapatan
Pendapatan pada Laporan Operasional diakui pada saat terjadinya hak atas pendapatan tersebut atau dengan adanya aliran masuk atas sumber daya ekonomi. Berbeda halnya dari LO, LRA diakui pendapatannya setelah kas diterima di dalam rekening entitas pelaporan.

Liputan Software ERP IDMETAFORA Indonesia!

Jika anda merasa artikel ini bermanfaat, bagikan ke pengikut anda melalui tombol dibawah ini:



Software ERP Indonesia

Artikel rekomendasi untuk Anda